> BONUS E-BOOK

BONUS E-BOOK

 Kamu saat ini sedang membaca  Kanojo ni uwaki sa rete ita ore ga, shōakumana kōhai ni natsuka rete imasu  volume 1  BONUS E-BOOK. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw





 CERPEN YANG DITULIS KHUSUS 'PERINGKAT KONDISI YANG DIHARAPKAN DARI PASANGAN'




"....Apa ini?"


Aku menarik majalah berwarna-warni dari bawah tempat tidurku.


Judul utamanya adalah 'Spesial Cinta'.


Tentu saja, aku tidak ingat pernah membelinya.


Aneh rasanya ada barang seperti ini di rumah ku.


"Oi."


"Nama ku bukan oi, tapi Shinohara Mayu."


Shinohara sedang duduk di atas bantal dengan posisi tengkurap, membaca manga.


Sepertinya dia tidak menyadari majalah yang aku pegang.


Karena itu, aku dengan ringan menyentuh bokong Shinohara menggunakan majalah tersebut.


"Au! Apa yang kau lakukan, senpai? Aku tidak punya hobi seperti itu..."


"Oi."


"...O-okay. Ada apa?"


Mungkin dia sudah mengerti apa yang ingin aku katakan, jadi kali ini dia langsung merespons.


"Kenapa majalah sampahmu bisa ada di bawah tempat tidurku? Dan berdebu lagi."


Shinohara membuka mulut dengan ekspresi kesal.


"Kasarnya! Ini bukan majalah sampah, dan debu di sana itu bukti kalo senpai malas membersihkan rumah saat aku tidak ada."


"Ugh..."


Serangan balik yang tak terduga langsung mengenai ku.


Memang benar, debu itu akibat kelalaian ku sendiri.


"Tapi kalo kau tidak sembarangan menaruh barang di bawah tempat tidurku, debu itu tidak akan menempel."


"Jadi, aku yang disalahkan atas kebiasaan senpai yang tidak membereskan rumah, ya..."


"Kenapa kau malah kaget dengan itu!"


Karena merasa percakapan ini sudah tidak berguna lagi, aku mulai membolak-balik halaman majalah tersebut.


Aku kira itu hanya majalah yang merangkum ulasan-ulasan dari SNS, tapi ternyata artikel-artikelnya cukup menarik, berkat kemampuan penulisnya.


Sebagai pria, aku pikir isinya cukup menarik, jadi aku bisa mengerti kenapa wanita menyukainya.


Artikel yang paling menarik perhatian ku adalah yang berjudul 'Peringkat Kondisi yang Diharapkan dari Pasangan.'


Peringkat pertama: 'Berlari cepat.'


Peringkat kedua: 'Terampil dalam olahraga.'


Peringkat ketiga: 'Baik hati.'


"Apa kau bercanda! Ini jawaban anak SD, kan?!"


Aku tak sengaja mengeluarkan komentar.


Aku kira penulisnya hanya bercanda, tapi mungkin ini hasil dari memenuhi keinginan pembaca.


"Justru bagian-bagian aneh begini yang membuat majalah ini populer." 


"Tren yang aneh..."


Aku kira artikel ini akan berisi jawaban-jawaban yang lebih realistis.


"Ngomong-ngomong, kau sendiri, apa kau ada tipe pasangan yang kau harapkan?"


Entah kenapa, aku jadi tertarik untuk bertanya.


Dulu aku juga pernah menonton program Tv spesial tentang percintaan, jadi mungkin dia sudah punya tipe yang jelas.


Shinohara terlihat berpikir sejenak atas pertanyaan ku, tapi akhirnya dia menyentuh telapak tangannya seolah mendapatkan ide.


"Yang lebih tua!"


"Eh, begitu ya."


Dari sekian banyak pengakuan cinta yang diterimanya, hanya satu yang diterima, dan itu dari orang yang lebih tua. 


Bukan hanya Shinohara, banyak juga wanita yang suka dengan pria yang lebih tua, jadi aku tidak terkejut.


Tapi, sepertinya Shinohara tidak suka dengan reaksi ku, dan dia mendekati ku dengan cepat.


"Yang lebih tua."


"....Eh?"


"Yang lebih tua."


"Kau terlalu dekat!"


Dia mendekat hingga hampir membuat ku terengah-engah, dan aku pun mundur.


"Ahaha, kau malu, ya!"


Aku kesulitan menahan keinginan untuk melempar majalah itu ke arah Shinohara, yang tertawa riang sambil menggerakkan kakinya.  


Kalo ada pria yang tidak merasa malu di jarak sedekat itu pasti ada yang tidak beres dengan pria itu.


Aku berpikir, ingin memegang kendali lebih kuat terhadap Kohai yang nakal ini.



Volume 2

Posting Komentar

نموذج الاتصال