> ABSOLUT ROMANCE

Tanpa judul

 





CHAPTER 1 - Kegiatan klub dengan S-Class Beauties.





Panas yang dipancarkan oleh matahari menguasai ruang kelas. Meskipun jendela sudah terbuka untuk membiarkan udara dari luar masuk ke ruangan, tapi tetap saja masih di dalam kelas masih terasa panas, banyak siswa menggunakan tangan mereka sebagai kipas untuk mengipasi diri mereka.

Juga terlihat beberapa siswi mengipas bawah rok mereka dengan hati-hati di 

Juni adalah musim hujan, tapi hari ini sangat panas.

Akasaki Haruya yang berpura-pura tidur di mejanya penuh akan keringat yang menetes dari dahinya.

Dia hampir kehilangan akal karena gelombang panas yang lembab dan tidak nyaman ketika Dia mendengar tiga suara yang sangat ceria bergema di kelas.

"Panasss! Yuna-rin, kipasi aku sedikit dong." 

“Sungguh menyebalkan… tapi hei, mau bagaimana lagi. Sara, apa kamu merasa tidak kepanasa?” 

“Terima kasih banyak atas perhatianmu Yuna-san, tapi yah. aku masih baik-baik saja.’ 

Sambil mengatakan itu, Sara mengipaskan udara ke tubuhnya dengan tangannya. Ketika dia melihat Sara melakukan itu, Rin berkata padanya 

“Sara-chin, tidak perlu menahan diri… Ah.Aku tahu, Yuna-rin, mari kita salning mengipasi di antara kita bertiga!” 

“Hmm..Memang benar akan lebih baik jika seperti itu.” 

“Baiklah! Jadi, kita akan saling mengipasi dari Yuna ke Sara, dari Sara ke Rin dan dari Rin ke Yuna.

Tiga S-Class Beauties yang tercantik di kelas, mereka tetap terlihat sangat cantik meski hanya saling meski saling mengipasi satu sama lain.

Faktanya ada beberapa teman sekelas perempuan memperhatikan adegan-adegan yang sangat sensasual itu, yah, apapun jenis kelaminnya, S-Class Beauties. menarik semua perhatian mau itu pria ataupun wanita.

contohnya Di dekat tempat duduk Haruya, terdengar suara-suara yang berkata, “Bukankah seragam merka itu menjadi transparan? Bukankah itu akan transparan?” dan lain- lain...

Haruya memejamkan matanya, agak kesal dengan komentar para siswa laki-laki itu, ketika tiba-tiba seseorang menyentuh bahunya dari belakang,dan saat dia berbalik.

“Hei, kenapa kamu terus menatap mereka seolah kau terpesona pada ketiga S-Class itu, Akasaki?” 

Di belakangnya ada Kazemiya Yuuki yang menunjukkan gigi putihnya.

"Aku tidak melihat mereka, aku hanya berpikir untuk tidur sebentar." 

“Jangan berbohong~ Lihat, Himekawa-san baru saja melihat ke arah sini. “ 

“Hah!?” 

Haruya tanpa sadar mengeluarkan suara terkejut. ketika dia mendengar nama di Himekawa Sara di sebuat.

Haruya pasti akan tiba-tiba menjadi sangat sensitif saat dia mendengar nama itu, untuk beberapa alasan. Haruya memutuskan untuk berperilaku biasa saja agar tidak mencolok di kelas, tetapi tanpa disadari, hubungannya dengan Sara justru menjadi lebih dalam.

Dan sebagai tambahan, Sara telah mengetahui identitas asli Haruya, sehingga kehidupan sekolah Haruya sekarang dipenuhi dengan ketegangan.

Bagi Haruya, keberadaan Sara menjadi sumber sakit kepala untuknya. Pada saat itu, Haruya menoleh ke arah Sara, tetapi matanya Sara tidak tertuju padanya.

Melainkan, dia terlihat sedang menikmati obrolannya dengan S-Class Beauties lainnya.

Menyadari itu adalah jebakan Haruya berbalik.

Kazemiya..." 

"Hahaha, kau ketahuan, aku tahu, Akasaki, kamu sebenarnya khawatir tentang Himekawa-san, kan?" 

Haruya tidak bisa melakukan apa-apa selain merasa kesal karena senyuman temannya.

Meskipun dia sudah berkali-kali berkatakan bahwa itu tidak benar pada Kazemiya tetapi dia tidak mempercayainya, Haruya menyadari bahwa Kazemiya tipe orang yang sangat peka.

Berpikir bahwa jika terus seperti ini akan berbahaya, Haruya berbalik ke kedepan ketik tepat guru wali kelas merek, Tokoyami Meika, masuk ke ruangan.

Dia adalah seorang guru yang tinggi dan memiliki tatapan yang tajam, saat melihatnya, bisa dirasakan betapa ketatnya dia saat hanya melihatnya. Para siswa menahan napas saat kedatangannya dan kemudian mereka ter diam.

Meika sensei kemudian membuka mulut setelah memastikan bahwa mata para siswa tertuju padanya.

“Selamat pagi, hari ini kita akan mengadakan pertemuan kelas sedikit lebih awal.” 

Ketika mereka melihat jam, itu sedikit lebih awal dari biasanya, sehingga para siswa merasa bahwa mungkin ada sesuatu yang penting yang akan di sampaikan.

Setelah mendengar pernyataan Meika sensei , para siswa kembali ke tempat duduknya satu per satu.

Pada saat yang sama, Haruya meletakkan tangannya di dadanya sambil berkeringat dengan gugup.

(Ketika ada yang menyebut situasiku dengan Himekawa-san, aku tidak bisa tidak merasa terganggu, apa yang terjadi tadi benar-benar menakutkan... sangat menakutkan) 

Berkat apa yang terjadi, Haruya benar-benar terbangun, ini adalah topik yang sangat sensitif baginya. Ini adalah topik di mana dia tidak ingin banyak orang terlibat, dan pertanyaannya adalah, mengapa Kazemiya mengangkat topik tersebut begitu sering?

Tidak bisa dikatakan bahwa Haruya adalah orang yang ramah di sekolah. Bahkan, jika harus dijelaskan, sikapnya sebenarnya agak kasar dan sangat tidak ramah terhadap orang lain.

Dia terus-menerus memancarkan aura ‘jangan dekati aku’ dan untuk menyempurnakan semuanya, poninya menutupi matanya, sehingga dia tidak akan memiliki kontak mata langsung dengan orang lain.

Dan meskipun begitu, satu-satunya siswa yang selalu megobrol denganya setiap hari di kelas adalah Kazemiya Yuuki yang duduk di belakangnya.

(Bukan seperti Kazemiya adalah orang yang baik di kelas, yah bisa dikatakan bahwa dia aneh... Atau satu-satunya hal yang terlintas dalam pikiran ku adalah dia menyukai ku.Tunggu, apakah dia menyukai ku?) 



[TL\n : hmm geh?(^ _-)] Tentu saja bukan itu, jadi dia menghela napas mendengar seberapa bodohnya ide itu terdengar dia kembali menatap guru.



Di sana, dia bisa melihat bahwa guru sedang memberikan informasi kepada para siswa, yang dia katakan begitu tidak penting bagi Haruya, sehingga dia hanya mengabaikan informasi tersebut.

“Tampaknya kita memiliki lebih sedikit anggota baru di klub daripada biasanya dan ini masih bulan Juni. jadi masih belum terlambat bagi siswa yang tidak tergabung dalam klub apa pun kalia harus bergabung dengan salah satu klub selagi masih bisa. Tentu saja itu tidak wajib, tetapi ini hanya pengingat bahwa masa muda kalian adalah sekarang. Bahkan mungkin kalian akan bertemu dengan seseorang yang kalian sukai di klub yang kalian ikuti.Akan bagus jika kalian bergabung dalam kegiatan klub. ku yakin kalian tidak akan menyesalinya, yah.jika aku bisa, Aku ingin kembali ke hari-hari itu, saat aku berada di sebuah klub…. Hahahaha.” 

Untuk alasan tertentu, Meika sensei mengatakan itu dengan nada melankolis.

Sepertinya sensei yang bertanggung jawab atas kelas itu membenci masa mudanya.

Intinya, sepertinya sebagian besar kegiatan klub telah terpengaruh oleh jumlah anggota baru yang sedikit. Itu sebabnya, para guru mencoba untuk mendorong siswa kelas pertama untuk bergabung dalam kegiatan klub.

Pada awalnya, sekolah menengah Eiga bukanlah sekolah yang secara khusus menonjol dalam salah satu klubnya, sehingga para guru sekarang tampaknya para guru mendorong agar para siswanya dapat bergabung dalam kegiatan klub dan memberikan yang terbaik dari diri mereka untuk menonjol kegiatan klub di sekolh ini.

“Hei, hei, aku merasa ada sedikit aura kegelapan yang keluara dari tubuhnya sensei” 

“ku yakin dia gelisah karena kehilangan kesempatan untuk menikah… Apa itu sebabnya mengapa Sensei Tokoyami memiliki sedikit rasa sakit akan masa mudanya?’’ 

Sensei yang menyadari bahwa komentar-komentarnya membuat siswanya merasa sedikit tertekan, jadi dia berdehem seolah-olah untuk menyegarkan suaranya dan melanjutkan. … 

“Baiklah, dalam hal apapun, jika kalian tertarik dengan kegiatan klub tertentu, kalian sebaiknya mempertimbangkan untuk bergabung, ini masih belum terlambat. Itu saja untuk pertemuan pagi ini.” 

Dan setelah itu sensei keluar dari kelas. Setelah memastikan bahwa guru sudah jauh dari kelas, para siswa mulai berisik.

“Aku tidak bisa bergabung dengan kegiatan klub” 

“Sekarang aku ingat, kamu anggota klub tenis, bukan?” 

Berapa banyak siswa kelas pertama yang bergabung dengan klub?

Bahkan jika aku memutuskan untuk bergabung dengan salah satu klub, aku akan mencari klub studi atau sesuatu yang sejenis. Masalahnya adalah apakah kamu tertarik dengan klub tertentu atau tidak, dan apakah kamu akan mempertimbangkan untuk bergabung atau tidak, sudah jelas bahwa setelah pernyataan dari Meika sensei, ruang kelas dipenuhi dengan pembicaraan tentang kegiatan setelah sekolah.

Murid-murid di kelas mempersiapkan diri untuk mapel pertama sambi terysl membicarakan topik tersebut. Di tengah-tengah semuanya,terdengar suara seperti bunyi lonceng yang terdengar dekat dengan tempat Haruya.

“klub, ya? Sara-chin dan Yuna-rin, apakah kalian tertarik dengan kegiatan klub?” 

“Aku belum pernah memikirkannya, bagaimana denganmu, Yuna-san?” 

“Nah, aku juga tidak tertarik.” 

Kohinata Rin, Himekawa Sara, dan Takamori Yuna, tiga gadis dengan penampilan yang begitu tak tertandingi sehingga beberapa di kelas menyebut mereka sebagai S-Class Beauties juga membicarakan topik itu.

Haruya menempelkan wajahnya ke mejanya dan mendengarkan dengan hati-hati apa yang dibicarakan gadis-gadis itu.

Bukan karena dia ingin menguping atau hal semacam itu, tetapi jika mereka berbicara suara mereka selalu terdengar oleh nya, makanya dia tidak bisa berbuat apa-apa.… 

(Jadi kegiatan klub, ya?) 

Haruya tidak berniat untuk bergabung dengan klub mana pun, jadi jawabannya sudah diputuskan sejak awal.

Dia memiliki kenangan pahit dari masa SMP di kepalanya, mengingatnya bahkan untuk sesaat membuat Haruya menggigit bibir bawahnya.

Haruya menggelengkan kepalanya untuk mengusir kenangan buruk itu sementara percakapan gadis-gadis S-Class itu terus berlanjut.

“Jadi di antara kita tidak ada yang ingin bergabung dengan klub ya, sejujurnya aku tidak bisa membiarkan diriku melakukan itu karena pekerjaan paruh waktuku dan, bahkan, Sara-chin sibuk dengan urusan percintaannya jadi dia tidak bisa membiarkan dirinya menyibukakn diri dengan klub” 

Kata Rin, sambil tertawa melihat pada Sara. 



mendengar itu Pipi Sara sedikit memerah, lalu dia berbalik melihat ke arah Yuna untuk mencoba menyembunyikan perasaannya.

"Bukan karena itu…Oh..ya apakah Yuna-san pernah menjadi anggota klub?" 

"Ah, kamu mencoba menghindari topik itu seperti biasanya, realsi Sara-chin selalu manis!" 

Sambil memeluk Sara, Rin mengalihkan perhatiannya ke arah Yuna.

Sara kemudian melakukan hal yang sama, tetapi ada sesuatu yang tidak beres dengan Yuna.

Ekspresi Yuna dipenuhi dengan kesedihan dan dia tidak terlihat sangat tertarik dalam percakapan keduanya. Setelah mengambil napas, Yuna berkata, 

"Sejujurnya, aku pernah bermain basket di SMP untuk sementara waktu, tetapi aku kehilangan minat dan sejak itu aku tidak bermain basket lagi..." 

Setelah mengucapkan kata-kata itu, dia tersenyum sendirian dengan ekspresi pasrah di wajahnya.

Sepertinya tidak baik untuk membicarakan topik ini, bukan?’ 

‘ya aku setuju, Yuna-rin jelas merasa tidak nyaman’ 

Sara dan Rin saling menatap dan kemudian mengangguk. Yang mereka sadari setelah mendengar kata-kata Yuna adalah bahwa topik yang langsung terkait dengan aktivitas klub sebaiknya tidak disentuh.

Dari keadaan Yuna saat ini, bagi para gadis itu, jelas bahwa ada sesuatu yang telah terjadi di klubnya Yuna saat waktu SMP.

Ketika Haruya mencoba mengabaikan percakapan para gadis S-Class, dia merasakan sentuhan di bahunya dari belakang. Tidak perlu untuk memastikan siapa itu, dia mengangkat tubuhnya yang berat dan berbalik ke arahnya.

"Waa, kamu terlihat cukup kesal, Akasaki." 

Itu adalah Kazemiya Yuki, teman sekelasnya yang sering berbicara denganya.

"Jika kamu sudah tau,jadi tidak perlu bicara denganku." 

"Tidak, sayangnya aku tidak bisa melakukannya." 

“apa maksudmu ‘sayangnya tidak bisa’?” 

“Hahaha, baiklah, Aku akan langsung ke intinya, Akasaki, apakah kamu tidak berencana untuk bergabung dengan klub apa pun?” 

“Aku pikir kamu akan mulai bertanya tentang hubunganku dengan Himekawa-san dan bertanya tentang S-Class Beauties lainya, yah tebakan ku salah.” 

Setelah mengatakan ini, Haruya menghela napas lega sebentar, lalu dia menjabaw.

“Aku tidak tertarik dengan kegiatan klub atau apapun.” 

“Apa kamu tidak melakukan kegiatan klub apa pun saat kamu masih di SMP?” 

Ketika pertanyaan itu di tanyakan padanya, Haruya tidak bisa menahan diri untuk tidak tercekik oleh air liurnya dan menjawab.

“Tidak ada yang khusus.” 

Haruya memberikan jawaban yang sangat samar kepada Kazemiya. Melihat Haruya seperti itu, Kazemiya hanya berbisik.

“Baiklah, aku mengerti.” 

Sebenarnya, Haruya tidak ingin membicarakan banyak hal tentang kegiatan klub atau sejenisnya.Alasannya sederhana, kegiatan klub adalah apa yang membuat Haruya menjadi dirinya seperti saat ini.

Kegiatan-kegiatan itu yang menghancurkan keluarganya dan teman-temannya, semuanya terkait dengan kegiatan klub.


[TL\n: hmmm, kayaknya Drama nya cukup berat nih] 



Semua kenangan buruknya terkait dengan kata klub. Haruya yang tiba-tiba berkeringat dan wajahnya menjadi kaku, Kazemiya melanjutkan dengan senyuman.

“Hey. Himekawa-san sedang melihat ke sini.” 

“Apa?” 

Suara Kazemiya membuatnya tersadar dan membawanya kembali ke kenyataan.

“Aku yakin itu hanya leluconmu lagi.” 

“Tidak, dia benar-benar menoleh ke sini.” 

“Aku tidak akan percaya padamu…..” 

Dengan berkata begitu,kemudin Haruya berbalik ke arah kursi Sara, dan saat dia berbalik, matanya bertemu dengan mata Sara.

(Itu benar...) 

Meskipun begitu, dari sudut pandang Sara, dia tidak begitu yakin apakah matanya benar-benar bertemu dengan mata Haruya, karena poni-nya menutupi matanya...

 “Ah. “ 

Setelah Sara memastikan bahwa matanya bertemu dengan Haruya, dia segera memalingkan pandangannya dari Haruya.

“Hey. Akasaki, aku mendukungmu.” 

“Tidak... itu bukan seperti yang kamu pikirkan…” 

Haruya berbalik ke arah Kazemiya sambil menggatakan itu untuk menghilangkan kesalahpahaman nya.

(Aku harus mundur secara strategis, jika aku mencoba untuk menyembunyikan sekarang, aku akan mengungkapkan kelemahanku dan itu oasti tidak akan menguntungkanku... Kazemiya adalah lawan yang kuat, aku tidak boleh meremehkannya…) 

Pikir Haruya sambil menempatkan wajahnya kembali di atas meja. Saat dia hampir saja melanjutkan pura-pura tidurnya, dia memdengar suara indah seperti lonceng menggetarkan telinganya.

“Sekarang aku kepikiran, Sara-chin, kamu sepenuhnya terlihat seperti gadis yang jatuh cinta, tapi, apa perkembangan baru yang kamu lakukan dengannya?” 

“Itu... itu topiknya dilarang!!” 

“Eh~ Yuna-rin juga katakan sesuatu dong padanya!” 

“Ah, ya, Sara, jika kamu memiliki perkembangan, beritahu kami.” 

“I... itu... baiklah.” 

Sara menjawab sambil matanya menatap ke atas dan menyatukan jari-jari telunjuknya. Mulai dari situ, kecantikan dari Kelas S terus berbicara, tetapi entah bagaimana, Yuna tampaknya agak terganggu.



Lantai di atas atap terasa panas. Panas nan lembap merayap ke seluruh tubuhnya.

Selama istirahat, Haruya menuju ke atap dengan hati-hati agar tidak terlihat.

Pada dasarnya, akses ke atap dilarang, tetapi Haruya memanfaatkan kunci yang rusak untuk pergi ke atap dan menikmati pemandangan terbuka serta udara segar dari sana. Untungnya, kali ini dia pergi ke atap karena alasan lain...

“Akasaki-san, aku sudah menunggumu.’ 

“Ah... Ya.” 

Di sana sudah berdiri Sara, salah satu gadis cantik dari S-Class menunggu kedatangannya.

yah karena sejak Sara mengetahui identitas aslinya, mereka sering bertemu di atap.

Haruya menghela napas dalam-dalam dan duduk di samping Sara.

(Aku mencoba untuk tidak memikirkannya, tetapi, sejujurnya, aku tidak bisa bertemu langsung dengan Himekawa-san...) 

Haruya mulai melihat Sara sebagai lawan jenis, ini karena Sara menciumnya di pipi setelah insiden pertunangannya, di mana Haruya membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Tidak mungkin baginya untuk melupakan peristiwa yang begitu intens itu. Sepertinya ciuman itu hanya sebagai ungkapan terima kasihnya Sara, tetapi Haruya tahu bahwa itu tidak benar. Haruya kemudian meletakkan tangannya di dadanya untuk menenangkan diri lalu kemudian dia membuka kotak bento nya sendiri.

“Eh? Kamu membawa bento?’ 

“Ah... Ahhh, aku pikir tidak akan baik jika kamu selalu membagi bento mu dengan ku, jadi itu…..” 

“T...tidak perlu khawatir tentang itu.” 

Sampai kemarin, Haruya telah menerima setengah dari bekal yang Sara bawa 

Ini terjadi sejak mereka mulai bertemu di atap, pemicunya adalah ketika dia melihat Haruya tidak makan dengan benar, jadi Sara memutuskan untuk berbagi sebagian dari bekalnya dengannya, karena dia tidak tahan melihat Haruya makan-makanan yang tidak sehat.

Untuk membals budi atas kebaikan Sara itu, yang selalu berbagi denganya, Haruya berpikir bahwa dia harus berbagi dengan Sara juga.

(Baiklah, dia sudah berbagi bentonya denganku, jadi seharusnya aku membalas budi atas kebaikannya itu...) 

Ketika Haruya membuka tutup kotak bento nya, dan menawarkan bentonya kepada Sara, Sara bertanya sambil matanya berkilau.

“ Apakah ini buatan mu sendiri?” 

“Y....yah, aku menggunakan beberapa bahan beku untuk membuatnya, jika ada yang tidak kamu sukai, beri tahu aku, aku akan menyiapkan sesuatu yang berbeda untuk lain kali.” 

“T...tidak, ini... ini sempurna…” 

Sara menjawab dengan suara rendah sambil menundukkan kepalanya.

 “Baiklah, silakan makan apa yang kamu suka.” 

Makan siang yang Haruya siapkan hari ini adalah makan yang khusus dia persiapkan untuk Sara, bukan untuk dirinya, sementara yang akan dia makan adalah sepotong sandwich yang dia beli di toko serba ada pagi ini.

“Baiklah, maka aku akan makan... tapi aku hanya akan makan sedikit.” 

“Tidak perlu menahan diri…” 

“Bukan itu alasannya... kalo aku makan ini semua, kamu pasti berencana untuk makan sandwich yang kamu beli dari supermarket kan Akasaki-san?” 

Sara menatap Haruya seolah-olah dia biasa melihat segalanya yang di rencanakan Haruya 

Setelah menyadari bahwa dia telah ketahuan, Haruya hanya merespons dengan pasrah.

“Aku bisa melihat ke dalam dirimu, Akasaki-san, jadi mari kita lakukan ini, ayo kita bertukar bekal dan ayo kita makan bersama.” 

“Tapi jika begitu, apa yang harus kulakukan untuk balas budi padamu?” 

“Kamu tidak perlu membalas apa pun, aku berbagi karena aku ingin melakukannya.” 

“Tapi... jika begitu, aku tidak akan merasa puas.” 

Seolah-olah Sara memahami perasaan Haruya, dia mengangkat jari telunjuknya dan berkata: 

“Jika kamu benar-benar ingin memberikan sesuatu sebagai balasan, dalam hal itu, akankah kamu tetap menjadi temanku dari sekarang, Akasaki-san?” 

Sara mengatakan itu sambil tersenyum manis 



[TL\n: Sara yang cantik, napa lo gak minta si Haruya jadi pacar lo aja sih] 


“Y...ya, jika itu yang kamu mau, aku tidak keberatan” 

Haruya yang melihat Sara tersenyum seperti itu tidak bisamemaksakan dirinya untuk mengatakan sesuatu seperti "Tidak, terima kasih".

(Anjinglah, senyuman dari seorang gadis cantik memang benar-benar tidak bisa di lawan!Jangan lihat aku dengan mata polos mu itu!) 

Sara, sebagai merupakan seorang pemula dalam hubungan dan juga dia buta dalam cinta.

Itulah mengapa dia mengandalkan Haruya dengan kepercayaan total dan tanpa ragu padanya.

Hal itu meninggalkan kesan yang dalam di hati Haruya lebih dari hal lainnya.

“Selain itu, Akasaki-san.” 

“Ah..Ya” 

Mau tidak mau Haruya menegakkan tubuhnya saat dia mendengar suara Sara yang berbeda dari nada biasanya 

“Ba… baiklah, aku sering memperhatikanmu, kamu selalu tertidur di kelas kan, apa kau hanya pura-pura atau kau memang tertidur sungguhan?” 

Sudah menjadi kebiasaan Haruya untuk meletakkan wajahnya di mejanya sepanjang waktu kecuali pada jam mapel dan istirahat..

Sara menanyakan pertanyaan itu dengan ekspresi serius di wajahnya dan di mendekatkan wajahnya ke wajah Haruya.

(Wajahmu terlalu dekat, Himekawa-san) Ketika dihadapkan oleh Sara, untuk sejenak Haruya berpikir untuk menjawab ‘aku hanya berpura-pura’ karena merasa gugup begitu dekat dengan Sara.

(Tunggu sebentar, apa yang akan terjadi jika aku menjawab jika ‘aku hanya berpura-pura tidur’ saat ini? Itu akan berarti aku mengakui bahwa aku tahu apa yang dibicarakan Himekawa-san dengan teman-temannya...) 

Untuk sejenak, Haruya kembali tenang. Sampai saat itu, Sara telah membicarakan tentang Haruya dengan S-Class Beauties lainya di dalam kelas, Sara sering mengatakan bahwa ‘Dia adalah belahan jiwanku’ atau ‘dia adalah orang yang ideal’ atau ‘dia orang yang keren’. Jika Sara mengetahui bahwa orang yang dia bicarakan itu mendengar semua yang dia katakan..

(Jika aku berada di posisi Himekawa-san... aku pasti akan mati karena malu.) 

Itu seperti mengatakan Aku suka kamu! secara tidak langsung.menyadari itu Haruya dengan cepat mencoba untuk memperbaiki situasi.

"Y…yah tentu saja aku sedang tidur..." 

"kenapa kamu mengatakannya seolah-olah kamu sedang menyombongkan diri mu..?" 

“Tidak ada yang istimewa, tidak ada yang istimewa….Omong-omong aku tidak begitu mengerti apa yang kau maksud ketika kau menanyakan apakah aku benar-benar tidur atau tidak." 

Haruya melanjutkan mengandalkan momentum yang dia dapatkan.

"Aku tidur seperti yang seharusnya kecuali saat mapel berlangsung, bagaimanapun tidur itu sangat penting." 

"I...iya benar... tidur sangat penting." 

Sara membuka matanya dan bergumam,’Bagus sekali…’ Sambil meletakkan tangannya di dadanya. Pada saat yang sama, Haruya melihat Sara dengan perasaan lega.

(Hampir saja... untung aku berhasil keluar dari situasi ini. Mulai sekarang, aku hanya bisa berharap agar orang ini tidak membicarakan ku di kelas lagi).

Haruya berdoa begitu dalam di dalam hatinya. Bagi karakter latar belakang yang tidak ingin menonjol seperti dirinya, dia ingin agar dia tidak menjadi topik pembicaraan para S-Class Beauties, yang menjadi pusat perhatian.

Namun, bertentangan dengan keinginan Haruya, Sara berpikir dalam hatinya.

(Bagus sekali, ku pikir Akasaki-san tahu bahwa kami membicarakan kisah cinta ku... aku agak khawatir. Tapi tampaknya dia benar-benar tidur, dia bahkan membanggakannya, jadi itu pasti benar, bukan? Dalam hal ini, aku bisa berbicara sedikit lebih dalam tentang cinta ku padanya dengan Rin-san dan Yuna-san... Ah, berbicara tentang orang yang kau sukai sungguh menyenangkan) 

Haruya tidak tahu bahwa mulai saat itu, dia akan harus menjalani kehidupan sekolah yang lebih mendebarkan dari biasanya.

Tanpa menyadari pikiran-pikiran seperti itu, Haruya hanya bisa berharap agar Sara segera menyadari bahwa dia terlalu memujinya.

(Ba... baiklah...lagi pula Himekawa-san sudah berjanji kepada ku bahwa dia tidak akan mengungkapkan identitas ku yang sebenarnya. Jika tiba-tiba Himekawa-san mulai membenci ku atau menjauhi ku, pasti itu juga akan menjadi pembicaraan di antara S-Class Beauties, yang akan membuat ku sulit bertahan di kelas.) 

Haruya dapat membayang kan jika dia di benci oleh Sara dia pasti akan mendapatkan komentar komentar celaan dari orang-orang, seperti 

‘Wow, sepertinya orang yang disukai Himekawa-san adalah orang rendahhan dan dia bertindak cabul di depan Himekawa-san.’ 

‘Dia adalah yang terburuk, aku tidak akan memaafkannya…’ 

‘Meskipun Himekawa-san membalikkan kepalanya untuk melihatnya, ku pasti aku akan temukan dia dan dia akan ku bunuh...!’ 

‘Dia adalah orang rendahhan karena membuat wanita menangis... ‘ 

Haruya, bisa bisa membayangkan dengan sangat jelas percakapan semacam itu di kelas. Jika dia benar benar di benci oleh Sara, dan dia yang berada di kelas yang sama denganya pasti itu akan menjadi sesuatu yang mengerikan.

tapi jika dia tetap di sukai oleh Sara mukim dia akan sering mendengar Sara membicarakanya tentang hal-hal seperti ‘dia adalah pria yang ideal’ atau ‘dia adalah orang yang keren’, meskipun itu membuat ku malu, itu masih bisa ditoleransi jika dibandingkan dengan ‘kamu adalah orang rendahhan’ atau ‘kamu adalah yang terburuk’, Haruya bisa merasakan bahwa hidupnya akan dalam bahaya.

Selain itu, dia yang seorang karakter latar belakang tidak memiliki ketahanan mental yang sekuat itu. Itulah sebabnya...

(Jika aku terus berinteraksi dengan Himekawa-san secara normal,mungkin aku tidak akan ada dalam masalah).

Cukup mendekatinya dengan cara yang alami. Dengan melakukan itu, penilaian diri Sara seharusnya akan turun sedikit demi sedikit, pikir Haruya dengan santai.

Dan begitulah, mereka menghabiskan jam makan siang dengan saling berbagi makanan mereka satu sama lain.

Sambil memenuhi mulutnya dengan Tamagoyaki, Sara kemudianberbalik ke arahnya dan bertanya.

“Ngomong-ngomong, Akasaki-san, apakah kamu telah bergabung denga klub? Haruya sedikit tersedak ketika dia mendengar kata "klub" yang tiba-tiba itu.

“Tidak, aku belum bergabung dengan klub manapu, dan aku juga tidak memiliki rencana untuk bergabung dengan klub manapun, Bagaimana denganmu, Himekawa-san?” 

“Aku juga tidak bergabung dengan klub manapun dan aku juga tidak memiliki rencana untuk bergabung. Yah, boleh di Katakan, jika aku hanya mengagumi mereka yang bergabung di kegiatan klub”.

Sara kemusian melanjutkan sambil memandang langit yang biru cerah.

“Sensei juga membicarakan tentang kegiatan klub, yang merupakan bagian dari masa muda kita. ku pikir itu terdengar menyenangkan untuk menyeimbangkan persahabatan dan cinta dengan kegiatan olahraga atau budaya, bukankah menurut begitu juga, Akasaki-san?” 

Haruya bergumam dengan suara yang menahan emosinya sementara Sara tersenyum padanya bak seperti sinar matahari yang keluar dari celah dedaunan pepohonan.

“Apakah mungkin untuk menggabungkan persahabatan dan cinta melalui kegiatan klub? aku tidak percaya bahwa itu mungkin. “ 

“Eh... “ 

Mungkin karena suasana hati Haruya yang telah menjadi lebih gelap. Sara terkejut dan membeku.

“Ah... Maafkan aku…” 

“Tidak... ‘ 

Haruya merasa bersalah karena menciptakan suasana yang tidak nyaman ini. Tetapi, dia tidak bisa menyembunyikan ketidaknyamanannya atas perasaan nya tentang kenangan lamanya ketika dia berada di klub, dan kenangan itu, terus menggerogoti pikirannya. 

(Tenanglah… aku tidak akan melakukan kegiatan klub lagi, jadi tenanglah) 

Sara diam-diam melihat ke arah Haruya sambil Haruya mengucapkan hal itui berulang kali pada dirinya.

Melihat Haruya yang tertekan Sara bertanya-tanya dalam pikirannya, 

(Apa yang membuat Akasaki-san begitu tertekan ketika dia mendengar kegiatan klub.Mungkin kah dia sama seperti Yuna-san?. Ku harap aku bisa membantu mereka dengan cara tertentu….) 

Sara menggenggam tangannya dengan erat sambil menyesali kata-katanya yang ceroboh.



Di luar kesalahan selama makan siang, tidak ada yang istimewa terjadi selama sisa hari itu, dan demikianlah waktu pulang pun tiba tanpa adanya insiden yang lain.

Pada hari itu, ada banyak pembicaraan tentang kegiatan klub, yang membuat kenangan tidak menyenangkan dari masa lalunya muncul kembali.

Saat Haruya menuju ke loker, dia melihat keluar jendela dan melihat beberapa tim olahraga berlari dengan penuh semangat. Suara-suara penuh semangat itu bergema di telinganya.

(Ahhh! Aku hanya akan pulang tanpa memikirkan apa pun, dan kemudian aku akan bersantai dengan manga shoujo...) 

Rambut panjangnya yang menutupi pandangannya memberinya ketenangan di lingkungan sekolah. Ketika mencapai lobi lantai bawah, dia melihat dua siswa berbicara di depan loker miliknya.

(Aku ingin mereka minggir sedikit agar aku bisa mencapai lokerku dan segera pulang) 

Tapi sepertinya kedua orang itu sedang dalam perdebatan dan dia tidak bisa mendekat dengan mudah. Melihat dari kejauhan, dia mendengar potongan percakapan mereka.

“Takamori, apakah kamu masih bermain basket?” 

“Onoi, apa yang kamu lakukan di sini...?” 

ketiaka Haruya memfokuskan padanganyake arah siswi yang disebut Onoi ini, Haruya menyadari jika dia adalah siswi yang berasal dari sekolah lain, karena dia mengenakan seragam yang berbeda dari sekolah mereka.

“Kami akan menghadapi SMA Eiga dalam pertandingan, jadi Aku datang untuk memberi salam dengan penasehat kami. aku datang dengan sepeda dan guru sudah pergi dengan mobil sebelum aku.” 

“Ya... aku... aku mengerti…” 

“Aku sedang pulang dan tidak mengharapkan bertemu denganmu, jadi kembali ke pembicaraan...

Takamori, apakah kau benar-benar berhenti bermain basket?” 

“ Diam. “ 

Haruya berfikir Meskipun sekarang keduanya bersekolah di tempat yang berbeda, dan bertemu secara kebetulan tetapi mereka malah menciptakan situasi yang tidak nyaman.

Haruya yang menyadari suasana menjadi tegang dia tidak berani ikut campur.

(Sepertinya aku tidak bisa mengganggu dengan suasana seperti ini).

Dia tidak ingin menarik perhatian kedua siswa tersebut dengan mengucapkan ‘Umm maaf’. Dia tidak bisa mengatakan itu, hanya memikirkannya saja membuatnya ketakutan.

(Eh, aku harap mereka berhenti bertengkar di depan lokerku, tolong!). 

Haruya tidak bisa menahan senyum pahit saat dia menerikakan itu di dalam hatinya.

Sementara itu, siswi dari sekolah Eiga yang bernama Takamori dengan tegas berkata saat melewati siswa dari sekolah lain.

“Pergilah” 

“Takamori, aku ingin bertanding basket denganmu.” 

“Sekarang kau bilang begitu...?” 

Setelah pertukaran kata-kata itu, Takamori pergi. Siswa dari sekolah lain yang tertinggal mengepalkan erat tinjunya, tampaknya merasa frustrasi, sebelum akhirnya pergi juga.

(Apa yang baru saja terjadi?) 

Meskipun Haruya ingin mengatakan sesuatu, tetapi ketika dia mendengar kata ‘basket’, Haruya tiba-tiba merasa nostalgia. Pada saat itu, kenangan masa lalu tiba-tiba muncul di kepalanya.

Gerakan yang elegan, keterampilan yang terampil, dan karisma yang menyatukan tim.

Haruya mengingat waktu dia di SMAP ada seorang pemain yang bersinar terutama selama pertandingan basket yang pernah dia tonton.

Pemain itu telah menanamkan semangat dalam dirinya untuk klub ketika dia kehilangan minat dalam kegiatan klubnya.

Mengingat hari-hari itu penuh nostalgia itu Haruya memulai perjalanan pulangnya. Namun, tiba-tiba ponselnya bergetar di saku kanan celananya. Saat dia memeriksa notifikasi, dia melihat pesan baru. 


Nayu:’Maaf tiba-tiba bertanya, tapi apakah kamu punya waktu besok? Aku ingin kita bertemu secara langsung.’ 

Haru: ‘Itu Benar-benar tiba-tiba. Tapi aku bebas besok, jadi tidak masalah.’ 



Hari itu adalah Jumat, jadi esoknya tidak akan ada kegiatan. Tidak seperti dia memiliki sesuatu yang penting untuk dilakukan. Jadi, dia cukup bersyukur atas undangan dari Nayu.

(Ku kira Nayu-san sudah menemukan beberapa manga shoujo yang benar-benar menarik. Aku juga harus mencarai manga yang bagus dari koleksi manga shoujo ku untuk ku rekomendasikan padanya besok.) 

Hari itu cukup melelahkan karena topik kegiatan klub. Jadi, Haruya secara diam-diam berterima kasih kepada Nayu.



Malam itu. Haruya sendirian di Cafe favoritnya.

Saat pergi ke sekolah, dia berpakaian acak-acakan, tetapi saat pulang, dia akan berpakain yang berbeda serta akan berdandan ketika dia akan pergi keluar.

Haruya mengunjungi Cafe dengan gayanya yang sudah berubah drastis yang berhubungan dengan cara berpakaiannya.

Ketika ia membuka pintu tua berbahan kayu dan masuk ke dalam toko, seorang pegawai menyambutnya dengan sopan, ‘Selamat datang♪’ Haruya sudah dikenal sebagai pelanggan tetap, sehingga banyak staf yang mengenalinya. Di dalam toko agak sepi dan ia hanya bisa melihat beberapa pelanggan selain dirinya.

"Maaf telah membuat Anda menunggu. Bolehkah saya mengambil pesanan Anda?" 

"Seperti biasa, ya." 

"Ya, tentu saja.” 

Ngomong-ngomong, pilihan biasa Haruya di sini adalah set Carbonara dan kopi.

Kopi dari tempat ini memiliki aroma yang sangat lezat, dan Haruya sering datang ke sini karena kelezatannya. Namun, ada alasan lain mengapa dia sering mampir ke kafe ini.

Alasannya adalah karena Haruya berteman dengan salah satu staf di sini yang hampir seumuran dengannya.

"Jadi, kamu datang untuk melihatku lagi, ya, Onii-san?” 

Jika pelayan itu tidak sibuk, sedang istirahat, atau sudah selesai tugasnya, dia pasti akan mendekati Haruya untuk berbicara denganya.

Dia memiliki ciri-ciri seperti boneka dengan tubuh yang ramping, dan dia mengenakan seragam pelayan yang elegan berwarna monokrom.

Dia adalah pelayani yang paling sering melayani Haruya dalam kunjungannya ke tempat ini, namanya Kohinata.

Untuk menjaga jarak yang pantas dalam interaksinya dengan Haruya, dia tidak memberita tahukan nama lengkapnya,dia hanya memberitahukan nama belakangnya, sementara dia memanggil Haruya 'Onii-san'.

Meskipun dia tidak tahu namanya, tetapi Haruya merasa nyaman dengan hubungan itu yang tidak melanggar privasinya. 

"Are, apa yang terjadi, Onii-san? Apakah aku membuatmu terpesona secara kebetulan?" 

"Maaf, jika aku salah. Kohinata-san, apa ada yang salah?" 

Haruya sebenarnya mersa tidak yakin, tetap diai merasa bahwa Kohinata tidak terlihat seceria seperti biasanya.

"Are, bahkan Pemilik dan orang-orang di sini tidak menyadarinya, seperti yang ku pikir, kau memang luar biasa, Onii-san♪" 

Dia tersenyum dengan genit dan melanjutkan.

"Apakah aku menarik bagi mu?" 

"Tolong, jangan mengatakan hal-hal bodoh, jika kau memiliki masalah, beritahu padaku. Aku tidak yakin aku bisa membantumu, tapi aku pikir dengan hanya berbicara tentang itu, kamu akan merasa lebih baik." 

Ketika dia mendekatkan bibirnya ke cangkir kopi dan mengambil teguk, pipi Kohinata sedikit mengembung, menunjukkan ketidakpuasannya dalam ekspresinya.

"Seharusnya kamu tidak mengatakan bahwa kamu tidak yakin bisa membantu ku, seharusnya kamu mengatakan, 'Aku akan menyelesaikannya untuk mu', bukan begitu?" 

"Aku pikir akan lebih buruk membuat pernyataan yang begitu tidak bertanggung jawab." 

"Nah, Onii-san adalah jenis orang seperti itu, bukan? Tapi kenapa kamu ingin membantuku?" 

Kohinata bertanya dengan matanya yang terbuka lebar.

"Nah, kamu selalu memberiku saran, jadi katakanlah ini sebagai ungkapan terima kasihku." 

"Ah. Jika itu masalahnya, aku akan senang jika kau bisa memberi ku beberapa saran." 

Haruya selalu yang meminta saran padaya, terutama tentang masalah pertunangan yang diatur untuk Sara, saran dari Kohinata saat itu sangatlah berguna. sehingga sekarang Haruya ingin membantu Kohinata.

Haruya berusaha bersikap perhatian dan mendengarkan dengan saksama cerita Kohinata.

Masalahnya, secara singkat, adalah bahwa dia menyesali telah menyentuh bagian dari temannya yang seharusnya tidak dia sentuh.

Dia menjelaskan bahwa hari itu guru membicarakan tentang kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan ketika dia membicarakannya dengan seorang teman, teman itu melihatnya dengan jijik sejenak.

Meskipun biasanya mereka pulang bersama, teman itu menolak untuk pulang bersamanya.

Meskipun Haruya tidak percaya bahwa itu sesuatu yang perlu dikhawatirkan, Haruya merasa aga tidak nyaman.

"Jika temanmu tidak terlihat ingin kamu membicarakan topik itu, aku pikir lebih baik tetap seperti biasa tanpa masuk ke dalam masalah." 

“Ya, benar, aku pikir semua orang punya topik yang tidak ingin mereka bicarakan~" 

Kohinata mengangguk dengan nada sedikit mengolok-olok. melihat itu Haruya berfikir 

(Kohinata-san juga punya masalahnya, ya?) 

Haruya yakin bahwa dia mungkin memiliki kekhawatiran yang tidak bisa dia ceritakan kepada siapa pun, itu terlihat dari ekspresinya beberapa saat yang lalu.

"Onii-san, mengapa kamu begitu ramah padaku hari ini? Kamu pasti sudah tahu bahwa satu-satunya yang bisa kukatakan padamu adalah nama belakangku, ‘Kohinata’, dan tidak lebih. Ngomong-ngomong, beri tau namamu padaku." 

Dia tertawa dengan kelicikan. Itu agak egois ingin tahu informasi orang lain tanpa memberikan informasinya sendiri.

Namun, Haruya cukup menyukai kepribadian Kohinata yang tidak terlalu terlibat.

"Aku tidak akan memberitahumu. Aku pikir lebih baik begitu untuk kita berdua." 

"Ya, benar. Namun, jika kamu punya pacar beri tahu aku." 

"Ya, tentu saja," 

Haruya menjawab dengan pantas, dan kemudian mereka berdua menghabiskan waktu bersama.



Apa yang sedang ku lihat adalah kenangan lama. Tentu, ini adalah kenangan dari masa aku masih di SMP dua tahun yang lalu. Kenangan buruk dari saat aku masih aktif di klub.

Dima Haruya tidak sengaja mendengar anggota klub sedang membicarakan hal hal buruk tentang dirinya di ruang klub dan dia mendengar semuanya saat dia berada di pintu.

“Ini salahnya, bahwa kita kalah, itu sepenuhnya salahnya, bukan?” 

“Dia benar-benar orang yang tidak bisa diperbaiki, maksudku, Akasaki hanya melihat orang-orang berbakat, dia tidak akan pernah bisa memahami perasaan orang-orang yang tidak berbakat.” 

“Dia hanyalah orang yang sangat menjengkelkan.” 

Tidak, Aku hanya ingin melakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan dalam atletik. Tanpa ada niatan tersembunyi atau apapun, aku hanya berusaha sekuat tenaga... 

“Aku…” 

Haruya hampir masuk ke ruang klub dengan ketika dia mendengar suara 

Zaaaaaaaaaaaaa.

Seketika adegan berubah, sekarang dia berada di lapangan lari.

Dalam adegan itu, Haruya terlihat berlari dengan bahagia bersama dua orang lainnya, sementara teman-teman lainnya mengikuti mereka.

Itu menyenangkan. Aku pikir aku bisa mencapai puncak bersama mereka, aku masih bisa melihat diriku yang dulu bekerja keras bersama mereka di sampingku bersinar terang.

Tapi saat mereka berlari, dua orang lain di sisinya menghilang. Setelah itu, teman-teman lainnya mulai melihat Haruya dengan mata yang berbeda.

Haruya dilemparkan ke dunia yang penuh denga kesepian. Terus-menerus menerima hujanni denga pandangan dan kata-kata menuduh.

(ku Mohon tolong berhenti... tolong berhentiiiiiiiiiii)



Dan kemudian, Haruya dengan cepat terbagun dan di melompat keluar dari futon. Dia kesulitan untuk bernafas, setelah dia gak tenang dia menyadari bahwa dia telah tertidur tanpa sepengetahuannya.

“mi…mimpi...?” 

Haruya mengambil napas dalam-dalam beberapa kali sampai dia merasa tenang.

"Meskipun begitu..." kata Haruya setelah merasa tenang.

"Kenapa kenangan buruk itu muncul dalam mimpi ku? Mungkin karena kemarin banyak siswa membicarakan tentang kegiatan klub." 

Berkat itu, pakaiannya penuh dengan keringat, ketika dia melihat jam, sudah sekitar pukul sebelas. Dia bangun agak terlambat, mungkin karena dia membaca manga shoujo sampai larut malam.

Di ponselnya, ada pesan dari teman yang sesama penggemar manga shoujo, Nayu. Hari itu adalah hari Sabtu. Hari pertemuan offlinenya dengan Nayu.

"Aku merasa sedikit depresi, jadi, aku akan menyegarkan suasana hati ku dengan berbicara tentang manga shoujo dengan Nayu-san!" 

setelah mengatakan itu Haruya kemudian segera bersiap.



Haruya kemudian tiba di sebuah Cafe&restoran yang elegan dengan pakaian yang cukup santai.

Restoran ini memiliki konsep kafe di mana kau juga bisa menikmati makanan.

Biasanya, dalam pertemuan offline mereka, akan memilih restoran keluarga karena keduanya masih seorang siswa, tetapi kali ini mereka memutuskan untuk pergi ke restoran ini setelah Nayu mengetahui bahwa tempat inu terkenal karena harganya yang terjangkau.

Jadi, setelah mereka memutuskan tempat bertemu, Haruya tiba lebih awal dan menunggu Nayu, tapi tidak lama kemudian Nayu muncul.

Nayu mengenakan sepatu hak tinggi, topi, dan jaket hijau. Rambut hitamnya tergerai hingga pinggangnya dan dia memakai kacamata hitam. Nayu memiliki aura seorang wanita dewasa yang memancarkan daya tarik seksual, membuatnya terlihat seperti model majalah.

"Maaf membuatmu menunggu," 

"Tidak apa-apa, aku juga baru saja datang," 

"Ya, begitu. Hari ini Haru-san mengenakan pakaian santai, kan? Sama seperti yang ku kenakan pada pertemuan terakhir," 

"Benar, Nayu-san, hari ini kamu terlihat cantik dengan pakaianmu itu," 

"Eh? Hari ini?" 

"Maaf, aku tidak bermaksud begitu. Yang ku maksud adalah kamu terlihat cantik juga hari ini” 

"yah. baiklah itu yang ku suka” 

“Nayu-san bukankah kamu tampak berbada dari biasanya hari ini. Apakah ada yang terjadi?" 

"Yah, kemarin ada kejadian tidak menyenangkan, jadi aku ingin sedikit bersantai dalam pertemuan offline ini," 

“Ah.. begitu ya” 

"Ya. Jadi, maafkan aku, tapi hari ini aku ingin kau mendengarkan keluhan ku," 

"Itu agak menakutkan, Nayu-san. Kamu biasanya kau tidak membicarakan masalah pribadi seperti yang baru saja kamu katakan tadi, bukanya ada aturan untuk tidak membicarakan masalah pribadi?"

Haruya mengatakana tentang aturan mereka saat mereka berdua melakukan pertemuan offline mereka.

Ada dua aturan untuk pertemuan offline mereka yang telah mereka sepakati: 

•Pertama, mereka hanya akan berbicara tentang manga shoujo.

•Kedua, mereka tidak boleh membicarakan masalah pribadi.

“Buu... Maaf, tapi, aku sudah banyak mendengar tentang masalah Haru, jadi, tolong lah meski hanya sedikit. ya” 

(yah ku kira dia benar-benar ingin mengundang ku ke pertemuan offline hari ini karena dia ingin aku mendengarkan kekhawatirannya. Ketika aku terlibat dengan masalahnya Sara, dia membantu ku,, jadi aku kali ini ingin membantunya.) 

“ya.. baiklah, kau juga sudah membantuku dengan masalahku dulu” 

"Benar kau mau" 

Setelah melihat Haruya mengangguk dan menyetujui itu. Nayu Lalu mengangkat sudut mulutnya dan tersenyum tanpa suara.

"Kalau begitu, bisakah kita masuk?" 

"Ya" 

Dengan itu, keduanya masuk ke dalam restoran tersebut. Hal pertama yang di pikirkan oleh Haruya ketika dia masuk ke dalam adalah dompetnya pasti akan kosong…

 "Apakah semuanya baik-baik saja?" 

"Tentu saja..." 

Saat memasuki tempat itu, Haruya berfikir jika ini adalah restorannya yang mewah karena tanaman hiasnya serta dekorasi artistiknya.

Dan juga Menunya yang ditulis dengan gaya yang cukup elegan, sehingga tempat tersebut sempurna untuk berkencan.

Itulah Cafe&restoran yang saat ini dikunjungi oleh Haruya.

Haruya dan Nayu kemudian duduk di kursi di bagian belakang.

"Tempat ini terlihat mahal, apakah ini tidak akan membuat dompetmu menangis?" 

"Tidak masalah, tempat ini mendukung saku para siswa, dan pancake di sini juga enak," 

"Kalo begitu baiklah, aku akan pesan pancake dan kopi," 

"Hitam?" 

"Ya, bagaimana denganmu, Nayu-san?" 

"Ya aku juga aman memesan kopi…. tapi dengan gula..." 

bisik Nayu malu-malu sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Itu adalah pilihan yang tidak dia duga dari Nayu, yang menyebabkan Haruya tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat alisnya, melihat Hrua yang terkejut Nayu menaikkan siku tangannya ke atas meja lalu berkata.

“Itu sebabnya aku tidak ingin mengatakannya.” 

“T-tidak.. Aku tidak mengatakan itu salah atau apa pun.” 

“ Wajahmu mengatakan yang sebaliknya.” 

“Waaa ... Aku tidak akan menyebutkan lagi tentang kopi mulai sekarang.’ 

“Bagaimanapun juga, kau bertindak seperti anak kecil.” 

(Benarkah dia terganggu?) 

Sambil bertukar kata-kata, keduanya kemudian memesan makanan mereka.

Sambil menunggu pesanan mereka dan sebelum memasuki topik utama, mereka mulai berbicara tentang manga shoujo.

“Apakah Haru-san menemukan manga menarik baru-baru ini?” 

“Nah, aku menemukan ini …” 

Setelah mengatakan itu, Haruya merekomendasikan beberapa manga shoujo padanya. Namun, Nayu sudah mengenal judul-judul yang direkomendasikan padanya ...

“Tampaknya kau masih memiliki perjalanan yang panjang yang harus kau lalui untuk merekomendasikan manga yang bagus untuk ku, ya…” 

Itu yang dikatakan Nayu kepada Haruya, saat mendengar ini, dia memutuskan bahwa kali berikutnya dia akan mengejutkannya dengan judul-judul lain.

Setelah itu, mereka mulai membahas beberapa adegan dari manga itu.

“Aku suka saat karakter utama menyadari perasaannya untuk orang lain.” 

“Bagian terbaiknya adalah saat di mana mereka mengetahui jika mereka memiliki oerasaan yang sama untuk satu sama lain.” 

Keduanya menjawab hampir bersamaan sambil saling memandang, saat itu Nayu berkata.

“Kamu meniru ku.” 

“Tentu saja tidak!? Itu adalah adegan terbaik, yang membuat jantungku berdebar!” 

“aku hanya bercanda, sebenarnya itu juga membuat jantung ku berdebar.” 

“aku sepenuhnya mengerti, terutama karena waktu yang lama mereka habiskan tanpa tahu apakah perasaan mereka yang saling menyukai atau tidak.” 

Sambil berbicara dengan penuh semangat, pesanan mereka tiba di meja mereka.

Haruya memesan set pancake dengan kopi, sementara Nayu memesan set pancake dengan kopi yang manis.

Ketika Haruya hendak memotong pancake dan hendak memakannya, Nayu memintanya untuk menunggu sebentar.

“Dengan cara itu, madu tidak akan menyebar secara merata di seluruh permukaan, lebih baik menyebarkan madu dengan menggunakan pisau.”




“ Lezat.” 

Matanya terbuka lebar dan dia mengeluarkan kalimat itu dari mulutnya.

“Aku senang mendengarnya, tempat ini memiliki harga yang wajar dan makanannya lezat, selain itu sulit untuk bertemu dengan seseorang yang kita kenal di sini” 

“Kamu menemukan tempat yang bagus. Nayu-san” 

Haruya berpikir, meskipun Cafe ini tidak sebanding dengan tempat yang biasa dia kunjungi, Cafe&restoran ini tidak buruk juga.

“Baiklah, mari kita langsung ke masalahnya...“ 

(Masalah yang dihadapi Nayu. Ku kira ini ada hubungannya dengan apa yang kamu sebutkan sebelum masuk ke restoran.) 

Karena Haruya sudah mengenal Nayu untuk waktu yang lama, dia mengerti apa yang Nayu maksud.

Nayu yang tidak pernah mengeluh atau apa pun ketika Haruya meminta nasehat darinya, dan kali ini dia meminta agar Haruya mendengarkan ceritanya, jadi itu pasti sesuatu yang serius.

Haruya menelab air liur dan suasana mulai tegang,tapi tiba tiba… 

“Eh? Apa yang kamu lakukan di tempat ini, Takamori.” 

berdiri di hadapan Nayu dan Haruya, ada seorang pelanggan yang baru saja masuk ke restoran. melihat itu mereka berdua saling menatap dan membeku.

“Tidak... tidak mungkin…” 

Sambil menggigit bibir bawahnya, Nayu mengucapkan kata-kata itu. 

“Ba... baiklah, kau tahu, Takamori, apa yang terjadi dua tahun lalu sepenuhnya kesalahanku, aku ingin bermain lagi den…” 

“Onoi, aku benar-benar minta maaf, tapi aku tidak akan bermain lagi, kau menyadari bahwa apa yang kau katakan itu tidak bertanggung jawab dan egois? Kau bilang ingin bersaing denganku, aku terkejut kau berani mengatakan hal-hal seperti itu...!” 

“Aku…” 

Setelah mendengar kata-kata Nayu, gadis bernama Onoi itu, dia membuka matanya dan terdiam. Haruya juga terkejut melihat kemarahan Nayu.

(Apa yang terjadi dengan suasana yang begitu kacau ini... Sekarang aku ingat, sesuatu seperti ini juga terjadi kemarin. Sepertinya aku benar-benar di tempat yang salah... dan atmosfernya sekarang mengerikan.) 

Memang, kejadian ini membuat pelanggan lain menatap ke arah kursi mereka.

“Maaf, maafkan aku, Haru-san, tapi untuk hari ini aku akanpulang.” 

“Jangan khawatir, aku juga akan pulang.” 

Tentu saja, akan sangat tidak nyaman jika mereka tetap tinggal setelah kejadian dengan gadis bernama Onoi ini.

Selain itu, jika mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama, aturan untuk tidak mengungkap informasi pribadi akan dilanggar. yah walaupun dia sudah mendengar nama belakangnya Nyau.



[TL\n : buat yg masih gak paham, selam ini mereka masih belum ngasih tau nama mereka satu sama lain, alias mereka saling manggil dengan nama akun yang mereka pake] 



(Tapi jika dia pulang begitu saja, itu sulit.) 

Ketika Haruya berbalik, dia melihat bahu gadis bernama Onoi gemetar dan air mata mengalir dari sudut matanya.

Begitu juga dia dapat merasakan banyak pandangan dari pelanggan kearahnya.

(Apa ini? Sepertinya aku ketahuan sedang berselingkuh dengan salah satu dari mereka.) 

Haruya merasa darah meninggalkan tubuhnya.

“Aku benar-benar minta maaf, tapi aku akan pergi pulang sekarang.” 

Ketika Haruya berbalik untuk mencoba menghentikan Nayu, dia terus berjalan ke arah kasir dan tidak berbalik.

(Apa yang harus ku lakukan dalam situasi ini...?) 

Haruya tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu, jadi dia dengan lembut memanggil Onoi dan berkata padanya.

“Kenapa kamu tidak duduk dulu?



Di tempat itu ada seorang gadis yang tampaknya 

hampir menangis dan seorang anak laki-laki yang jelas-jelas merasa tidak nyaman.

Pelayan restoran memberikan segelas kopi manis kepada Onoi dan segera meninggalkan tempat itu.

(Bagaimana bisa pertemuan offline berubah menjadi begini...?) 

Sambil menyeruput kopinya, Haruya mengalihkan pandangannya ke gadis yang duduk di hadapannya.

Dia bisa digambarkan sebagai seorang gadis SMA biasa, dengan mata bulat dan rambut cokelat pendek, meskipun kata-kata yang telah dia katakan, dia terlihat seperti gadis biasa.

gadis itu kemudian menyeka matanya yang basah dan perlahan membuka mulutnya.

“Ma... maafkan aku... Sepertinya aku telah mengganggu kencan mu... ehm... Apakah Haru-san baik-baik saja?” 

“Ya,...dan ini... bukanlah kencan atau apa pun... Onoi-san.” 

“Oh, begitu? ku pikir aku mengganggu kencan kalian. Aku tidak pernah berpikir aku akan bertemu dengan Takamori, jadi aku tidak bisa tetap tenang tanpa mengatakan sesuatu... Ehm, aku sungguh menyesal telah merusak suasana kalian.” 

“Ah, tolong angkat wajah mu…” 

(Takamori...ya…. jadi itu nama belakangnya Nayu-san,) 

Kata Haruya dalam hatinya. Dan gadis di depannya, nama namaa belakangnya tampaknya Onoi. Untuk beberapa alasan, Haruya merasakan perasaan aneh seperti deja vu.



[TL\n: buat yang gak yg tau apa itu DEJA VU, deja vu tu suatu keadaan dimana kita merasa pernah mengalami kejadian atau situasi yang sama] 



“Nah, aku belajar di SMA Miyaza, tapi aku pernah bertemu dengan Takamori di SMP... Dan sebelumnya kami adalah teman satu klub.” 

Onoi mengatakan itu sambil menahan air matanya dan mulai berbicara dengan ragu.

“Kami sangat bekerja keras selama dua tahun di klub bola basket, tapi... kami... tidak, aku...merebut Takamori dari bola basket…” 

Hal itu terlihat lebih serius dari yang Haruya pikirkan. karena ketika di melihat ekspresi Onoi, Haruya merasa jika dia mengatakan semuanya, ekspresinya terlihat agak sedih… 

“Takamori bilang dia tidak ingin bermain basket lagi, tapi ku yakin itu bohong karena aku tidak merasakan semangat darinya saat dia mengatakan itu..” 

Haruya tidak bisa menyembunyikan ketidakpuasannya terhadap ucapan Onoi.

“Ba... baiklah... mungkin... mengapa kau tidak memesan sesuatu?’ 

“yah, kau benar, ku rasa aku akan memesan sesuatu.” 

Melihat ekspresinya yang agak mereda, Haruya menghela nafas lega.



Setelah Onoi meghabiskan makanya, ekspresinya kembali cerah.

Melihat itu, Haruya menghela nafas lega. Melihat seseorang dengan aura sedih seperti itu membuat orang di sekitarnya merasa tidak nyaman.

Itulah sebabnya, saat melihat Onoi tampak menjadi lebih tenang, Haruya merasa lega dan merasa seperti beban telah terangkat dari pundaknya.

“Takamori luar biasa, dia memiliki kepercayaan yang kuat dan mengejarnya tanpa henti.” 

Onoi mengisi mulutnya dengan kentang goreng sambil mengingat kenagan lamanya itu. 

“Tapi... Takamori meninggalkan itu, itu sebabnya aku ingin dia kembali ke bola basket. Karena sekolah ku dan sekolah Takamori akan memiliki pertandingan persahabatan, ini adalah kesempatan yang tidak akan terulang... ku tahu aku egois, tapi…” 

Haruya tidak mengganggunya sama sekali, dia hanya mendengarkan dengan penuh perhatian.

Itu karena dia bisa merasakan keinginan Onoi untuk berbagi perasaannya dengan orang lain, dan akan kasar jika dia mengganggunya tanpa mengetahui detailnya.

Namun, setelah mendengar cerita gadis yang ada di depannya, satu hal menjadi sangat jelas baginya... Gadis ini sangat mencintai Nayu.

Dia berbicara tentangnya dengan ekspresi sedih, tapi pada saat yang sama setiap kali dia menyebutkan nama itu, matanya tampak bersinar, atau begitulah kesan yang ditinggalkannya.

“Kamu benar-benar sangat mencintai Na... Takamori-san, bukan?” 

“Eh...itu.. itu..bukan karena aku mencintainya atau sesuatu…yah meskipun aku harus mengatakan bahwa ketika kau ditolak dengan cara seperti itu, kau tidak punya pilihan selain mencoba engatur ulang perasaan mu. dan terima kasih banyak sudah mendengarkan ceritaku, sejujurnya kah telah mengurangi beban yang ku rasakan.” 

Onoi tersenyum tipis, sementara wajahnya jelas menunjukkan rasa pasrahannya.

Haruya tahu bahwa dia seharusnya tidak ikut campur, dan memeberi sarang yang tidar perlu untuk masah mereka, tetapi meskipun begitu dia berkata...

"Mungkin itu akan menyakitkan, tetapi jika kamu memberitahunya semua yang kamu rasakan, pasti perasaanmu akan sampai padanya." 

Setelah Haruya mengatakan itu, Onoi segera pergi tanpa mengatakan apa pun lagi pada Haruya, Namun, dia segera kembali dan berkata padanya, 

"Maaf, aku lupa memberimu uang." Dan dia melanjutkan, 

"Ini informasi kontakku, jika kau memiliki pertanyaan tentang Takamori jangan ragu untuk menghubungi ku, Dan jika kau tahu bahwa Takamori kembali bermain basket, segera beri tahu aku, tidak peduli apakah itu malam atau jam berapa pun!" 

Setelah mengatakan itu, dia memberikan selembar kertas dengan informasi kontaknya yang tertulis dan pergi.

(Gadis itu seperti badai) 

Dengan pikiran itu, Haruya tersenyum pahit sambil melihat tumpukan piring di atas meja.

(Aku harap pelayan atau kasir tidak mengira aku yang makan semua ini).



Dua hari setelah itu.

Pagi hari di hari Senin, Haruya berlari dengan seorang gadis dengan rambut hitam tergerai di sisinya.

Alasannya sederhana, Haruya tertidur pagi itu dan hampir terlambat. Itu sebabnya dia berlari dengan tergesa-gesa.

Siswa lain yang berlari di sisinya juga terburu-buru, karena alasan yang sama, hampir terlambat.

Keduanya tidak berbicara dalam perjalanan, hanya berlari untuk mencapai tujuan mereka.

Mungkin karena hampir semua siswa sudah berada di kelas mereka, dia sama sekali tidak sadar siapa yang ada di sisinya. Ketika dia tiba di kelas dengan terburu-buru...

"Are?" 

Haruya tidak bisa tidak memalingkan kepalanya ke sampingnya, karena siswa yang telah berlari bersamanya sampai ke kelas sekarang berada di sisinya...

Dia bertanya-tanya apakah mereka berada di kelas yang sama, meskipun karena dia ada di sisinya, dia hanya bisa berasumsi begitu. Haruya melongok melalui rambut panjangnya untuk melihat gadis yang berada di sisinya.

(Rasanya seperti aku pernah melihatnya di tempat lain, tapi tapi dimana ya…? ah..Sekarang aku ingat, dia adalah gadis yang berinteraksi sedikit setelah insiden dengan Himekawa-san.) 

Insiden yang dibicarakan Haruya adalah saat mereka bertemu di kedai crepes. Itu terjadi saat dia pulang bersama Sara. Singkatnya, gadis yang ada di depannya sekarang adalah...

(Salah satu dari S-Class Beauties...) 

Sebuah keberadaan begitu tinggi sehingga di sebut sebagai ‘bunga yang tidak terjangkau’ oleh beberapa siswa.

Mungkin itu lelucon Tuhan, tapi Haruya tampaknya memiliki koneksi aneh dengan para S-Class Beauties.

Seorang siswa biasa pasti akan senang dengan mereka, tetapi bagi Haruya, yang tidak ingin menonjol di sekolah, meras jika itu adalah takdir yang menyedihkan.

Dia meletakkan tangannya di pintu kelas, berdoa agar tidak terjadi apa-apa, dan kemudian...

“Kalian berdua, terlambat, jadi silakan pergi ke ruang guru setelah ini.” 

Sensei yang bertanggung jawab atas kelas itu memalingkan kepalanya ke arah mereka dengan senyum menyeramkan dan mengucapkan kata-kata itu.

"Tidak datang tepat waktu, haah, tidak bisa lebih buruk lagi..." 

" Aku mengerti." 

"Baiklah, masuklah karena sudah saatnya untuk penyampaian pagi." 

Ketika mereka masuk ke ruang kelas, tentu saja mereka menarik perhatian teman-teman sekelasnya.

(Anjing lah.. Seharusnya aku tidak begadang semalam membaca manga shoujo, dan aku sangat khawatir tentang Nayu-san sehingga tidak bisa tidur.) 

Meskipun mereka berpisah kemarin dengan cara itu, tidak ada pesan dari Nayu yang diterimanya, tidak masuk akal untuk tidak khawatir.

Di sisi lain, Haruya tidak tahu bagaimana cara mengatasi apa yang terjadi hari itu, jadi dia akan mencoba menggunakan manga shoujo sebagai pelarianya, akibatnya, dia tetap membaca hingga larut malam dan karena itu bangun terlambat… 

"Baiklah, mari kita mulai penyampaian pagi ini, seperti yang ku katakan beberapa hari yang lalu, ini tentang aktivitas klub..." 

Guru itu kembali membahas tentang aktivitas klub, tapi Haruya tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal itu. Bahkan, semua yang dikatakan dalam pertemuan itu tidak masuk akal baginya. Itu karena Haruya sadar akan aura yang tidak menyenangkan yang dipancarkan dari kursi di belakangnya.

(Kazemiya pasti akan mulai mengganggu. Kemungkinan besar dia akan bilang bahwa aku cemburu karena terlambat bersama salah satu S-Class Beauties.) 

Sambil memikirkan semua itu, guru Tokoyami berkata.

"Baiklah, penyampaian hari ini cukup sampai sini, Takamori dan juga..." 

Dia melirik daftar dan mengatakan, "Akasaki..." 

Dia mengucapkan nama belakang Haruya dengan nada yang agak keras.

(guru itu selalu memanggil nama belakangku dengan keras, apakah dia tidak melihat bahwa aku tidak ingin menonjol, ku harap kau tidak tidak perlu memanggil namaku dengan nada yang keras begitu, tolong jangan mengatakan apa-apa!) 

tapi do’a Haruya tampaknya sia-sia, karena sensei itu melanjutkan.

"Mereka yang baru saja ku sebutkan, silakan pergi ke ruang guru, ini adalah akhir dari penyampaian pagi hari ini, itu saja untuk hari ini." 

Guru itu meninggalkan ruang kelas dengan suara pintu tertutup di belakangnya.

Haruya tidak bisa menahan tawa getir saat Kazemiya sudah menyentuh bahunya dari belakang.

"Akasaki, sepertinya kamu melakukan hal-hal menarik selama aku tidak melihatmu, ya?" 

"Aku terkejut dengan kehebohan hanya karena kita terlambat bersama... Ah. aku harus pergi ke ruang guru." 

"Hei, aku belum selesai berbicara..." 

Haruya segera bangkit dari kursinya untuk menghindari pertanyaan atau komentar lebih lanjut dari Kazemiya, dan dia bergegas keluar dari ruang kelas berharap tidak ada lagi yang terjadi.

Guru yang bertanggung jawab atas kelas itu sudah di luar ruang guru. Mungkin karena sudah hampir memulai jam pertama, dia tampaknya sedikit terburu-buru, Haruya keluar dengan cepat dari ruang kelas, tetapi ketika dia tiba, S-Class Beauties yang terlambat bersamanya sudah tiba lebih dulu.

Setelah memastikan bahwa keduanya berada di sana, dia berkata pada mereka. 

"yah… biasanya kalian tidak terlambat ke kelas, jadi aku berasumsi bahwa ada alasan untuk itu, tetapi, terlambat adalah terlambat, jadi aku harus memberikan hukuman... mari kita lihat, kalian akan berkeliling sekolah setelah jam pelajaran, bagaimana itu?" 

(apa? apa ini Era Showa...?) 



[Tl\n: Era Showa adalah periode dalam sejarah Jepang yang dimulai pada tahun 1926 dengan naiknya Kaisar Hirohito ke takhta dan berakhir pada tahun 1989 ketika Kaisar Hirohito meninggal. Ini adalah periode yang meliputi peristiwa-peristiwa penting seperti Perang Dunia II, pemulihan Jepang pasca-perang, dan pertumbuhan ekonomi yang cepat yang membuat Jepang menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia pada akhir abad ke-20.] 





Untuk sesaat, Haruya ingin bercanda. memang sekarang ini sudah jarang ditemukan siswa yang dihukum dengan dibiarkan berdiri di luar lorong atau berlari mengelilingi sekolah 

Sepertinya guru itu mengatakannya sebagai lelucon, lalu hanya menambahkan satu hal lagi...

"Meskipun begitu, aku tidak bisa memaksa kalian melakukannya." 

Ketika Haruya hampir tertawa dalam kemenangannya, dia mendengar suara yang berkata, 

"Jadi, hanya perlu mengelilingi sekolah setelah jam sekolah, bukan?" 

Tanya Yuna tanpa terpengaruh.

“ya….”

 (Eh! Tidak mungkin! Apakah kau benar-benar akan berlari mengelilingi sekolah ini?) 

Ketika sense5 menjawab pertanyaannya, dia hanya berbalik tanpa melihat Haruya dan kembali ke kelas.

Haruya yang terkejut tinggal di belakang tidak bisa mengatakan apa pun atau melakukan apa pun sampai dia mendengar… 

"Kamu dan dia sangat mirip..." 

Sensei itu berbisik saat melihat Yuna menjauh dari tempat itu.

"E...eh, dalam hal apa tepatnya? Dia praktis salah satu 'bunga yang tak terjangkau’ di kelas.Di sisi lain, saya seperti udara, bayangan kelas. Secara objektif, saya tidak melihat kesamaannya..." 

"Kalian mirip dalam cara kalian menyembunyikan diri sejati kalian. Ku juga berpikir kau juga mirip dengannya dalam beberapa cara ketika kalin bertindak ragu-ragu. Itulah sebabnya, ku pikir akan baik bagi mu untuk berlari mengelilingi sekolah untuk mengubah sikap itu." 

“....” 

(Aku merasa seperti jantungku di gengam dengan keras,) 

Haruya merasa kan itu saat dia secara naluriah melihat ke arah guru, yang tersenyum padanya dan berkata, 

"Jangan khawatir, ini hanya firasat orang dewasa, jika aku salah, anggap saja itu hanya sebuah lelucon, jadi tidak masalah." 

(Berapa banyak orang ini tahu tentang diriku) 

Haruya bertanya-tanya dalam hatinya, dan saat dia terfokus pada pikirannya, bahunya disentuh.

 "ini sudah hampil waktunya untuk mapel jam pertama, lebih baik kamu kembali ke kelas dan bersiap-siap." 

"Y...ya" 

Meskipun dia masih ragu-ragu, Haruya buru-buru kembali ke kelas, seperti yang diharapkan, Kazemiya sudah menunggunya dengan tumpukan pertanyaan.



Pada hari yang sama saat istirahat makan siang. Sara yang duduk di dekat Haruya di atap, bertanya dengan matanya yng terlihat cemas dan alisnya sedikit berkerut.

"apakah terjadi sesuatau antara kau dengan Yuna-san?" 

"Kebetulan kami berdua datang terlambat, itu saja." 

"B.. begitu, jika begitu, aku senang, oh ya, makanan yang kamu bawa hari ini enak, Akasaki-san." 

Pipi Sara meleleh saat dia memenuhi pipinya dengan kakuni yang Haruya masak sehari sebelumnya.



[TL\n: Kakuni adalah hidangan Jepang yang terdiri dari potongan daging babi yang dimasak dalam kuah manis yang kental, seringkali menggunakan bumbu seperti kecap, mirin, gula, dan dashi. Hidangan ini umumnya dimasak dalam waktu yang lama hingga daging menjadi lembut dan berempuk. Kakuni sering disajikan sebagai hidangan pendamping dalam masakan Jepang.] 



Sejak mereka mulai bertemu secara rahasia di atap, Haruya dan Sara telah saling bertukar bekal makan siang mereka saat mereka makan bersama. Setelah minum teh, Sara dengan malu-malu bertanya kepada Haruya, 

"Akasaki-san, ketika kamu di SMP... kamu ikut dalam klub apa?" 

“.....”  

Untuk sesaat, Haruya terdiam pikirannya menjadi kosong karena kejutan dari topik tersebut,dia berfikir dia harus berbohong pada Sara, tetapi karena dia tidak ingin Sara mengetahui masalalunya… 

tetapi Ketika dia memandang Sara kembali, dia terlihat serius.

“aku cukup yakin bahwa Akasaki-san mengambil kegiatan klub sewaktu kau masih SMP. aku juga sadar bahwa kau ingin menyembunyikannya dan tidak ingin mengatakanya kepada siapa pun…"

“....”  

“Tapi…” 

Sara terus berbicara tanpa megalihkan pandangannya dari Haruya yang tetap diam.

“Aku ingin kau sedikit berbagi beban itu dengan ku, Akasaki-san. Aku sepenuhnya menyadari bahwa apa yang ku katakan sangat kurang ajar, tetapi…” 

Meskipun berbagai emosinya membanjiri otak Haruya, ketika dia melihat tekad Sara yang tetap kuat sampai pada titik ini.

Haruya pikir menyembunyikannya akan sia-sia, jadi memutuskan akan lebih baik dia menceritakan apa yang terjadi kepada Sara, daripada setiap kali topik klub muncul, kenangan buruk itu akan kembali menghantuinya. Haruya kemudian membuka mulutnya dan mulai berbicara dengan ceria, seolah-olah untuk mengusir kepahitan kenangannya.

“Aku dulu adalah anggota klub atletik, meskipun, untuk berbagai alasan, aku harus meninggalkannya.” 

“Aku.... mengerti…” 

Sara menunjukkan ekspresi kaget seolah tidak mengharapkan Haruya berbicara dengan jujur padanya.

Setelah beberapa saat mengalihkan pandangannya untuk menenagkan pikirannya, dia melanjutkan.

“aku ingin melihat kau berlari, Akasaki-san.” 

“Bukan berarti aku tidak lagi berlari... aku berlari jika aku terlambat atau jika ada yang mengejar ku.” 

Ketika Haruya menjawab begitu, Sara menggelengkan kepalanya menunjukkan penolakan, lalu memberinya senyum ramah.

“Bukan itu yang ku maksud” 

“aku tahu…” 

Karena dia tahu apa yang dimaksudkan, dada Haruya dipenuhi dengan kesedihan.

Apa yang Sara tanyakan adalah apakah dia berlari dengan sekuat tenaga.

Berlari dengan semua yang dia miliki ketika dia dalam kegiatan klub. Karena dia memahami itu, Haruya menggigit bibir bawahnya, saat melihat itu Sara memberinya stroberi dan berkata.

“ Maaf, ini adalah permintaan maaf dari ku karena menaburkan garam ke lukamu.” 



[TL\n: "menaburkan garam ke lukamu" intinya tuhanya kiasan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang menambahkan rasa sakit atau penderitaan pada seseorang yang sudah menderita atau merasa sedih. Ini mengacu pada tindakan yang membuat situasi yang buruk menjadi lebih buruk lagi atau menambah kesedihan pada seseorang yang sudah merasa tersakiti.] 



“Jika kau tahu itu, aku ingin kau tidak membahas topik ini lagi.” 

“Aku tidak bisa melakukannya. Aku sangat berterima kasih kepada mu atas cara mu mengajarkan ku untuk menjalani hidup ku.” 

Sara kemudian memandang ke langit sambil tersenyum lembut.

“Oleh karena itu, satu hal lagi….” 

Tiba-tiba dia menatap Haruya, dan pada saat itu angin berhembus mengacaukan rambut Sara, dan dia berkata.

“Aku tidak peduli apa pun, tidak peduli apa yang ku dengar tentangmu dari orang lain, aku akan selalu berada di sisi mu, Akasaki-san.”



 [TL\n: yah fix sih si Sara yang bakalan win, yah karena setiap kali novel Harem yg gua baca pasti heroinya yg menag tuh yang munculnya paling awal, mengerti perasaan mc, dan tu kata-kata kramat yg di atas] 



(Aku ingin kau berhenti melihat ku dengan mata yang begitu polos dan tulus seperti itu) 

Haruya mengunyah stroberi yang diberikan Sara, rasanya agak asam daripada manis, entah mengapa.



Setelah pelajaran usai dan Setelah memastikan bahwa sebagian besar siswa telah pergi, Haruya dan Yuna menuju ruang guru.

Takamori Yuna, salah satu dari S-Class Beauties yang memiliki pesona sedikit berbeda dari Sara, berjalan di sebelah Haruya di lorong, sebelum tiba di kelas, Haruya bertanya pada Yuna.

"Tentang berlari, bukanya akan lebih mudah jika kita bilang saja kalau kita sudah melakukanya?" 

Mungkin karena masih berada di sekolah, tapi nada suara Haruya lebih serius dari biasanya.

Ini bukan karena dia berada di samping salah satu S-Class Beauties sama sekali bukan.

"Aku tidak suka hal-hal seperti itu, jadi aku akan berlari." 

"Kau cukup serius, bukan?" 

"Aku akan berlari, tapi jika kau tidak ingin melakukannya, aku tidak masalah." 

Dia lebih serius daripada yang Haruya harapkan, meskipun memiliki suasana yang tenang, dia juga memiliki atmosfer gadis gal, membuat Haruya terkejut. Setelah menyadari seberapa dangkal suaranya, dia menjawab, 

“Tidak, aku juga akan berlari." 

"Jika begitu, mari kita lakukan yang terbaik bersama-sama." 

Tidak lama setelah pertukaran ini, mereka tiba di ruang guru. Setelah mencapai meja guru, Yuna berkata, 

"Sensei, kami akan pergi berlari." 

"Bagus sekali kalian memberitahuku bahwa kalian akan pergi berlari. Nah, silakan pergi." 

Yuna dan Haruya mengangguk dan berbalik. Tapi sebelum mereka keluar dari ruang guru, Sensei tersebut berkata pada Yuna.

"Oh ya, Takamori, maukah kau bergabung dengan klub basket?" 

"Eh?" 

Itu begitu tiba-tiba sehingga Yuna sangat terkejut, bahkan bahunya gemetar mendengar tawaran tersebut.

"Ke…kanapa anda bertanya seperti itu?" 

"Nah, aku adalah penasihat klub basket dan segera kami akan memiliki pertandingan latihan, masalahnya adalah kami memiliki banyak anggota yang tidak berpengalaman…" 

Sensei itu melanjutkan sambil menggaruk kepala.

“ku ingat bahwa di kartu resumemu tertulis bahwa kau bermain basket di sekolah menengah, jadi aku hanya bertanya-tanya apakah kau ingin bergabung." 

Di kelas mereka sebelumnya setelah mereka masuk, siswa diminta membuat resume sederhana yang menyatakan ‘Aku ingin mengenal teman-teman sekelas ku’ di antara hal-hal yang bisa diisi, termasuk pertanyaan tentang klub yang mereka ikuti di SMP.

Yuna mengira sensei tersebut merujuk pada hal itu, yang, oleh karena itu, Haruya juga menulis bahwa dia berada di klub atletik.

"Maaf, tapi saya tidak akan bergabung dengan klub basket." 

"aku mengerti, baiklah, jika kau tidak mau tidak masalah, jika suatu saat kau berubah pikiran, tolong beri tahu ku." 

Haruya mendengar penolakan yang jelas dari Yuna. Ternyata, baginya, membicarakan tentang basket adalah medan yang berbahaya.

Meskipun begitu, Sensei tersebut tidak berhenti dengan alasan apa pun, dia bertindak seolah-olah dia tahu sejak awal bahwa mereka akan menolak. Hal ini membuat Haruya merasa aneh. Tiba-tiba, pandangan Sensei tersebut beralih ke arah Haruya.

“Akasaki, bagaimana menurutmu? Apakah kau ingin bergabung dengan klub basket? bukankah kau bisa berolahraga." 

“Saya tidak tertarik, terima kasih.” 

“Langsung ditolak, ya?” 

“Maaf, tapi begitulah adanya.” 

“Baiklah, jika kamu berubah pikiran Takamori, aku akan menerimamu kapan pun. Akasaki, kamu juga.” 

(Dia benar-benar memperlakukan ku seperti tambahan ya) 

Haruya hanya bisa tersenyum pahit sambil mengikuti Yuna yang tampak kesal saat dia pergi. 

“Akasaki, kamu bergabung dengan klub atletik saat SMP, kan? Jika kamu mau, kamu bisa berlari sekuat tenaga, mungkin kamu bisa mendapatkan sesuatu darinya.” 

Sensei itu mengatakan hal-hal itu pada Haruya ketika dia mau menginggalkan ruangguru, mendemgar itu Haruya berhenti berbalik dan berkata.

“Tidak mungkin anda mencoba membuat saya kembali ke klub atletik, kan?” 

“Tidak, tidak, aku tidak benar-benar memikirkan itu, aku hanya berpikir bahwa Akasaki dan Takamori sangat mirip. Aku hanya berpikir bahwa, seperti halnya Takamori memiliki sesuatu yang terkait dengan bola basket, aku pikir kamu juga memiliki sesuatu yang terkait dengan atletik.” 

“.....”

“Aku hanya ingin kalian menggunakan ini sebagai kesempatan, melihat suasana di sekitar kalian berdua, aku tahu kalian sangat mirip.... Mungkin kamu bisa membantu Takamori, Akasaki.” 

“Biasanya itu pekerjaan para guru,kan? Lagipula, saya tidak berpikir Takamori-san memiliki masalah apa pun.” 

“Itu benar, tapi... kau tidak bisa mendekati seseorang jika kalian tidak mirip, kan? Situasi seperti ini juga pasti sulit... untuk Takamori dan kau juga, aku pikir begitu” 

(Wah, tiba-tiba guru ini mulai menebak-nebak.) 

Meskipun Haruya mengatakan hal-hal itu, dia juga terkesan dengan cara dia melihat segala sesuatu.

(Dia tipe orang yang mengamati sekeliling. Karena memang benar bahwa aku juga memiliki masalah dengan klub atletik.) 

Haruya menghela nafas dan ketika dia hampir keluar untuk berlari, guru itu berdehem dan kemudian dia menambahkan.

“Ku yakin, apa pun yang Takamori bawa, Akasaki kamu akan bisa membantunya…” 

“Eh?” 

Ketika Haruya melihat ke belakang lagi, gurunya sudah kembali duduk. Dan sekali lagi Haruya berpikir, 

(Aku tidak sepenuhnya mengerti orang ini) 

Setelah keluar dari ruang guru, Haruya menuju pintu masuk untuk mengganti sepatunya. Karena mulai saat itu Haruya akan melakukan hukumannya karena terlambat dengan berlari mengelilingi sekolah.

Luasnya SMA Eiga lebih besar dibandingkan dengan SMA lainnya, dan meskipun cukup besar untuk berjalan satu putaran, itu bukanlah jarak yang sulit.

Ketika dia sampai di gerbang utama, dia melihat Yuna sedang melakukan pemanasan. Pada saat Yuna merasakan kehadiran Haruya, dia bertanya tanpa menoleh.

“Akasaki-kun, kan? mengapa kau terlambat?” 

“Eh?” 

Haruya terkejut ketika dia sadar bahwa suaranya Yuna tidak terdengar agresif.

“Biasanya kamu tidak terlambat, kan? Baik aku maupun kau, tidak ada yang akan terlambat di sekolah ini, karena ini adalah sekolah bergengsi di provinsi. Sekolah ini memiliki banyak prestasi dalam hal masuk ke universitas-universitas bergengsi, jadi secara umum, para siswa yang terdaftar cukup serius. Kecuali ada sesuatu yang benar-benar serius, aku tidak berpikir ada siswa yang terlambat dengan sengaja. Itu sebabnya kasusmu menarik perhatianku…” 

“I.. iya, jika kamu berjanji tidak akan tertawa, aku akan memberitahu mu.” 

“Tentu saja aku tidak akan tertawa.” 

Cara dia bertindak malu-malu, mengingatkanku pada Nayu-san.

Haruya kemudian menceritakan alasannya terlambat dengan jujur.

“ya, aku terlambat karena aku terlalu fokus membaca manga shoujo sampai larut malam.” 

“Haha” 

“Oy..Kamu tertawa!” 

“Maaf, maaf…. itu begitu tak terduga.” 

“Tak terduga?’ 

“Iya. Kamu memiliki hubungan dengan Sara, kan? Nah, Sara orangnya sangat serius, jadi aku pikir kamu juga begitu.” 

“Ah’ 

“Tapi, kamu mencoba untuk melewati hukuman tadi, jadi mungkin kamu tidak se-serius yang aku pikirkan....” 

Sejenak Haruya merasa gugup saat dia menyadari bahwa dia telah ketahuan jika dia memiliki hubungan baik dengan Sara.

(Selain itu, meninggalkan fakta bahwa aku tidak serius, aku tidak terlalu yakin apakah Himekawasan orang yang serius.) 

Dia pergi ke atap setiap hari, yang seharusnya di larang. Yuna menatap langit dengan pandangan kosong.

“Aku terlambat karena aku diundang untuk bergabung dengan klub basket saat dalam perjalanan ke sekolah.” 

Dia mulai berbicara.

“Ternyata ada Senpai yang tahu bahwa aku adalah mantan anggota tim basket, aku bertemu dengannya dalam perjalanan ke sekolah dan dia mengundangku untuk bergabung dengan klub basket “ 

“Ah... begitu.’ 

“Oh, maaf jika aku mulai bicara begitu tiba-tiba. Selain itu, juga maaf atas sikapku yang buruk pagi tadi... Aku sangat gugup.” 

Sepertinya dia sadar akan sikapnya. Pada saat itu, sikapnya sudah jauh lebih lembut dan menyenangkan untuk diajak bicara.

“Kau sangat sopan, ya.” 

Dia begitu imut sehingga aku tidak bisa menahan senyumnya.

“Tidak perlu tertawa. Hanya saja... aku pikir itu akan kurang sopan jika aku hanya berlari tanpa memberi tahumu apa-apa.” 

Setelah kata-kata itu, Yuna keluar dari gedung sekolah dan mengikat rambutnya dengan ikat rambut elastis.

Setelah tindakan itu, Haruya mengikutinya. Ketika dia sudah di luar dia melihat ke arah langit, Haruya menyadari bahwa langit telah berwarna oranye. melihat itu dia merasa jika dia Sudah lama tidak berlari dalam kondisi seperti itu, Haruya merasa sangat merindukan itu.

“Maaf jika aku meninggalkanmu.” 

Kata-kata itu diucapkan oleh Yuna yang mulai menjauh, lebih cepat dari yang Haruya harapkan.

Cara dia berlari terlihat indah dan lentur, Haruya melihat bagaimana punggungnya menjauh dan rambutnya yang di kuncir bergerak saat dia berlari.

“Bukan seperti aku harus berlari secepat yang aku bisa, ini bukan kompetisi atau sesuatu seperti itu. Untuk mulai dengan, aku bahkan tidak harus berlari, aku melakukan ini sebagai bagian dari hukuman karena terlambat.” 

Sambil mengatakan ini, dia melihat punggung Yuna dan bagaimana dia perlahan-lahan menjauh.

(Yah. Aku tidak peduli, aku akn baik-baik saja jika aku melakukannya dengan cara apapun, ya aku juga sudah meninggalkan tim atletik…) 

Meskipun itu yang dia pikirkan, Haruya menggigit bibir bawahnya dan menjaga kecepatannya sehingga dia tidak terlalu jauh dari Yuna .

“ketika aku berlari seperti ini, aku merasa kekuatan fisik dan ototku benar-benar telah melemah cukup banyak, kekuatan kakiku ketika menyentuh tanah telah melemah cukup banyak dibandingkan sebelumnya. Ini jelas, aku sudah berhenti berlari sejak lama. Tapi entah mengapa, aku merasa frustasi saat berlari dengan segala yang aku punya, karena aku menyadari bahwa aku tidak ingin tertinggal, aku tidak ingin kalah.” 

Di dalam hati Haruya ada sesuatu yang membuatnya terus berlari. sehungga debelum dia menyadarinya, jaraknya dengan Yuna mulai menyusut, tapi, napasnya terengah-engah dan poni panjangnya basah oleh keringat menghalangi penglihatannya. 

“Haaa...Haaaa” 

Haruya merasa malu pada dirinya bahwa dengan jarak yang begitu dekat dia sudah kelelahan seperti itu.

Tidak perlu berlari dengan serius, bahkan jika Haruya melampaui Yuna, mungkin tidak akan ada artinya.

Namun, sebelum dia menyadarinya, Haruya berlari dengan semua kekuatannya.

(Mengapa aku berlari dengan serius?) 

Haruya mendekati Yuna sambil mengabaikan suara hatinya.

“Eh?” 

Saat Yuna berbalik sebentar dia membuka mata lebar-lebar, tidak mengherankan, orang yang dia pikir telah dia tinggalkan sebelumya sejarang sedang berlari di sisinya sebelum dia menyadari.

Saat mereka hampir selesai untuk putaran pertama, Haruya meninggalkannya. Haruya menyelesaikan putaran pertam dan kemudian meletakkan tangannya di lututnya sambil mencoba menenangkan napasnya yang gemetar.

“Kau membuatku terkejut, meskipun aku berlari dengan serius, kamu mengejarku, Akasaki-kun kau sangat cepat.”




“yah. Aku juga terkejut.” 

Meskipun tubuhnya sakit serta dia ingin berteriak karena rasa sakitnya, di hatinya dia merasa sangat puas.

“Sepertinya kau tidak suka kalah ya.” 

“Aku tidak tahu, yang aku ingat hanya saat aku menyadarinya, aku sudah berlari dengan semua kekuatanku.” 

Menggenggam tangannya dengan kuat, Yuna bergumam dengan ekspresi ironis.

“Sepertinya kamu sendiri juga bingung, kan? Selain itu, tanpa kau sadri, kau bahkan sudah tidak lagi berbicara dengan cara yang formal.” 

“Eh? Oh maaf.” 

Haruya begitu gugup sehingga dia mencoba kembali berbicara dengan cara yang formal, tapi… 

“Tidak apa-apa, kita sekelas” 

“Tapi…” 

“ya. sudahlah……Aku terkejut saat tiba-tiba kamu mulai berlari dengan serius, kamu pasti tidak suka kalah, kan, Akasaki-kun?” 

“.....” 

Benar bahwa ketika Yuna hampir mengejarnya di bagian akhir, kenangan masa sekolah menengah di mana dia berjuang di klub, kembali padanya. Dia ingat saat-saat ketika dia merasa seseorang akan mengejarnya, dia akan meningkatkan kecepatannya… 

“Mungkin kamu benar, rasanya seperti aku sedang berlomba dengan seseorang.” 

“Eh? Jadi kau suka berlari?” 

“Eh? Tidak, seharusnya tidak begitu, karena berlari mengingatkanku pada klub, klub yang memiliki kenangan buruk bagiku... Cinta dan aktivitas klub dipenuhi dengan kenangan yang hambar.” 

“Tidak, aku pasti benar, aku pikir kamu sangat suka berlari, Akasaki-kun, aku bersumpah atas namaku.” 

“.......” 

Yuna mengatakan itu pada Haruya yang terus menghela nafas.

“Aku agak malu untuk mengakuinya.” 

“Baiklah, baiklah, mari kita memberi tahu sensei jika kita telah selesai.” 

“Eh…” 

Haruya memanggil Yuna ketika dia hendak pergi ke pintu masuk.

Apa yang akan dikatakan Haruya mungkin tidak penting.

Namun, Haruya dapat mengingat cintanya pada berlari berkatnya, jadi Haruya ingin membalasnya dengan cara apa pun.

dia mengatakan dengan penuh percaya diri bahwa dia menyukai berlari. Dengan hanya mendengar kalimat ‘Aku pikir kamu sangat suka berlari,’ Haruya bisa mendapatkan keyakinannya kembali. Tapi karena mereka berbicara dengan serius satu sama lain, Haruya dapat meresakan dia terhubung akan pengalaman yang sama 

Meskipun Yuna tidak merasakan hal yang sama, kenyataannya adalah bahwa dia telah meredakan beban di hati Haruya. kemudian di yeringat akan kata kata senseinya ‘Kalian sangat mirip.’ Kata-kata itu bergema di kepalanya, mungkin itulah sebabnya Haruya mengumpulkan keberanian dan mengatakan padanya.

“Sebenarnya, kamu menyukai bola basket, kan?” 

Yuna berhenti kemudian dia berbalik padanya.

“Ya, sebenarnya tidak aku tidak menyukainya…” 

ketika dia menjawab seoerti itu Haruya bisa melihat bahwa Yuna terlihat sangat sedih saat dia mengucapkan kata-kata itu.





POV YUNA 





Mood Takamori Yuna perlahan-lahan merosot.Ini karena rekrutmen klub bola basket.

Baru-baru ini, Yuna hanya mendengar tentang aktivitas klub.

(Aku benar-benar ingin istirahat...) 

Setelah menyelesaikan putaran di sekolah... dan kembali ke rumah… Masih dalam suasana hati yang buruk, Yuna mengambil sesuatu yang dia tinggalkan di lemari.

Saat membuka pintu geser, dia mengambil bola basket yang yelah dia simpan.

Ada kotoran yang mencolok di atasnya, menunjukkan bahwa bola itu telah digunakan untuk waktu yang lama.

Yuna menghela kemudian napas panjang saat menggenggam bola itu.

(Haaa, seharusnya aku sudah menyerah pada ini, apa yang sedang aku lakukan?) 

‘mengapa aku menyimpan patnerku yang telah menemaniku begitu lama di lemari.’ 

‘Dan sekarang aku akan mengeluarkannya....’ 

‘ku kira itu karena kita banyak berbicara tentang bola basket.’ 

‘Jika dipikir-pikir, aku telah berbicara sendirian tentang bola basket selama beberapa hari terakhir.’ 

‘Tidak ada satu hari pun tanpa aku mendengar kata-kata klub atau bola basket.’ 

Setiap hari, kata-kata itu mengisi pikiran Yuna, itu hampir seperti pelecehan.

‘Aku terlambat pagi ini karena berurusan dengan senpai tentang itu... Tidak, aku terlambat karena tidak sadar waktu. Selain itu…’ 

Yuna menambahkan sesuatu lagi pada semua yang terjadi.

( Sensei, Onoi, dan juga...) 

Pembicaraan tentang bola basket tidak terbatas hanya pada Sensei dan mantan rekan klubnya.

 "Sebenarnya kamu suka bola basket, kan?" 

Tiba-tiba, pikirannya kembali kepada anak laki-laki di kelasnya yang membuat komentar tersebut meskipun anak laki-laki itu tidak mengetahui situasinya.

Aku tidak tahu apa yang sedang kuingat, sudahlah, sudahlah, aku bahkan terlihat bodoh.

Yuna menggaruk kepalanya dengan kasar, mengambil bola basket, dan menyimpannya kembali di bagian belakang lemari.

Pada saat itu, suara dari teleponnya terdengar. dan Ketika dia memeriksa layar dia menerima pesan dari Sara.

(Apa... aneh) 

pikirnya karen gadis gadis S-Class Beauties memiliki grup obrolan mereka sendiri, jadi agak aneh jika Sara, mengiriminya pesan secara pribadi.




SARA: ‘Yuna-san, jika kamu memiliki masalah dengan klub, aku selalu siap mendengarkanmu.’ 




Pesan itu disertai dengan stiker kelinci yang lucu.

Secara tidak langsung, Yuna menyadari bahwa Sara telah menjadi orang yang lebih kuat.

Ketika topik klub dibicarakan, dia dengan jelas menunjukkan bahwa itu adalah topik yang tidak ingin dia bicarakan.

Dia berpikir untuk meminta maaf, tapi dia tidak pernah mengharapkan Sara yang biasanya pasif akan mengambil inisiatif dan mencoba menangani masalah itu.

Karena itu, Yuna tidak bisa menyembunyikan keheranannya. 




YUNA: ‘Maaf, sungguh maaf atas sikap anehku beberapa hari yang lalu, tapi sekarang aku baik-baik saja, jangan khawatir,dan terima kasih.’ 



Yuna segera membalasnya. Dan pada saat itu, Yuna teringat sesuatu.

(Sekarang kuingat, beberapa waktu yang lalu, Sara juga agak tidak stabil.) 

Meskipun dia menyembunyikan detailnya, jelas dia sedang tidak stabil ketika pasangan pernikahannya diatur.

Dan meskipun begitu, tidak butuh waktu lama bagi Sara untuk mendapatkan kembali energinya dan juga menunjukkan pertumbuhan dalam kepribadiannya.

Karena itulah, Yuna bertanya kepada Sara.



YUNA: ‘ku pikir kamu telah berubah, dalam arti yang baik tentunya, apa yang menjadi pemicunya?’ 




Pada saat yang sama, dia bisa membayangkan Rin yang menyukai cerita romantis berkata.

‘Tentu saja karena cinta!’ Yuna tersenyum membayangkan itu, tapi dia ingin tahu jawaban dari Sara.




SARA: ‘Eh? aku? berubah? aku tidak menyadarinya…’ 

YUNA: ‘Jika kau Sara yang dulu, kau tidak akan mencoba untuk menyelidiki masalah pribadi orang lain dan kau tetaplah di luar masalah itu.’ 

SARA: ‘B... benar... Jika aku berubah mungkin itu karena…’ YUNA: ‘Karena?’ 

SARA: ‘Karena cinta.’ 



Jawaban Sara membuat Yuna terkejut. Dalam pikirannya, dia bisa melihat Rin berkata, ‘Lihat, aku sudah bilang padamu!’ 

(Cinta ya... jadi Sara benar-benar berubah karena cinta) 

Dikatakan bahwa ketika seorang gadis jatuh cinta, dia menjadi cantik dan dia akan berubah.

Sara tampak sangat setia pada pria yang dia cintai, jadi YUNA berpikir mungkin dia hanya terbawa arus… 

Meskipun itulah yang membuatnya khawatir...

Meskipun begitu, di mata Yuna, Sara sekarang tersenyum lebih banyak dan dia sekarang memiliki ekspresi yang lebih indah dari sebelumnya, dengan kata lain, kekuatan cinta sangat besar untuk mengubah seseorang.

( jika aku bisa memiliki seseorang yang ku sukai, apakah perasaan yang tidak menyenangkan ini akan hilang, tapi.. yah aku tidak punya siapa pun yang ku suka saat ini.) 

Selain itu, Yuna tidak bisa membayangkan dirinya jatuh cinta pada seseorang… 

‘Ketika di tanya apakah aku suka seseorang, ya, aku punya seseorang yang bisa ku katakan bahwa aku menyukainya, tapi... itu bukan perasaan romantis di antara kami.’ 

‘Walaupun aku telah menghabiskan waktuk yang menyenangkan bersamanya, tetapi aku tidak melihatnya sebagai seseorang yang ku sukai.’ 

(Yah,pertemuan dengan Haru-san kemarin, topiknya berakhir dengan sangat aneh setelah aku bertemu lagi dengan Onoi di tempat itu, jadi ku pikir akan baik-baik saja jika aku mengadakan pertemuan offline denganya lagi dan minta maaf) 

Pertemuan offline terakhir yang dia miliki dengan Haru, berakhir dengan sesuatu yang tidak terduga ketika dia bertemu dengan mantan teman di tim basketnya, Onoi, karena kejadian itu, dia pergi tanpa mengatakan apapun pada Haru 

Meskipun pertemuan itu dia sendirilah yang menyenangkan tetapi dia malah meninggalkanya sendirian dalam suasana yang berat, Yuna merasa bersalah atas apa yang terjadi dengan mantan temannya dan pergi, meninggalkan Haru sendirian. Akibatnya, dia merasa bersalah atas tindakannya.



SARA: ‘yah aku dan dia pernah berkencan, tapi meski kami berkencan, kami tidak pernah berciuman atau melakukan sesuatu yang seperti itu.’ 



Mungkin karena Yuna belum merespon padahal sudah ditandai di baca Sara mengiriminya lagi pesan, melihat itu Yuna buru-buru membalas Sara yang mengirimkan stiker dengan wajah sedih.




YUNA : ‘M... maaf, aku sedang memikirkan sesuatu’ 

SARA: ‘Tidak apa-apa.’ 

YUNA: ‘yah aku agak terkejut, aku tidak menyangka kau akan begitu terus terang,tentang kau yang berciuman dan semacamnya…’




 Sampai saat itu, Sara telah merespons dengan cepat tapi sekarang respon Sara jadi lambat, mungkin Sara terkejut ketika dia melihat kata "ciuman" dalam pesan yang di kirimkan Yuna tersebut.

Yuna dapat membayangkan Sara mengetik dengan wajah yang memerah dengan jelas melalui layar.




SARA: ‘Aku tidak pernah mengatakan bahwa kita sudah berciuman.’ 

YUNA: ‘Maaf, semuanya sudah jelas, Sara.’ 

SARA: ‘Yuna-san, tidak baik memgarang cerita yang tidak betul loh.’ 

YUNA: ‘Jika kau setuju untuk melakukan video call sekarang, aku bisa percaya padamu.tapi jika aku melihatmu memerah atau mengalihkan pandangan, saat kita melakukan video call mungkin kamu tidak berkata jujur, Sara.’ 




Yuna berfikir jika Sara sangat mudah di tebak ketika itu menyangkut hal-hal romantis.

Bahkan, itu yang membuatnya menarik dan lucu.




SARA: ‘Aku... aku menyerah, jadi tolong jangan beri tahu Rin-san tentang ciuman itu...!’ 



Dan dia segera mengirim stiker beruang yang ketakutan. Yuna menurunkan sudut matanya dan menulis pesan dengan ekspresi tenang. 



YUNA: ‘Jika Rin mengetahui hal itu, mungkin dia akan terus menggodami untuk sementara waktu, jadi aku akan menjaga agar itu tetap rahasia.’ 

SARA: ‘Terima kasih banyak.’ 




Mungkin berkat percakapan dengan Sara, suasana hati Yuna menjadi ceria lagi. Dengan perasaan itu dalam pikirannya, dia mengirim pesan kepada Haru, temannya yang sesama pembaca manga Shoujo.




YUNA: ‘Haru-san, ini tentang permintaan maafku atas kejadian sebelumnya, apakah kamu ingin pergi keluar bersma ku untuk bersenang-senang?’ 





Ini bukan kencan. Namun, itu adalah pertama kalinya Yuna mengundangnya untuk bersenang-senang dan bukan untuk membicarakan manga Shoujo.

Sepertinya pernyataan Sara tentang kencan tadi membuat Yuna memikirkan lebih dalam dari yang diharapkannya.

(Biasanya aku mendengarkan kekhawatiran Haru-san dan memberinya saran, jadi aku rasa tidak masalah jika kali ini dia mengikuti permainanku untuk menghilangkan stresku) 

Yuna terus mengulangi kata kata itu dalam hatinya, 

"ini bukan kencan."







Selanjutnya

Posting Komentar

نموذج الاتصال