> Hey Sahabat Bolehkah Kita Berciuman Lagi Hari Ini?

Hey Sahabat Bolehkah Kita Berciuman Lagi Hari Ini?

 Kamu saat ini sedang membaca   Hey Sahabat Bolehkah Kita Berciuman Lagi Hari Ini?  Selingan. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw

Chapter 14 Selalu bersama, ya?


Aku sedang bermimpi.


Mimpi yang sangat jelas, tentang masa lalu yang sudah cukup lama berlalu.


『Ren-kun, Ren-kun! Hari ini juga ceritain sesuatu!』


Di atas tempat tidur yang dikelilingi boneka berbagai macam hewan, Sagiri kecil duduk dengan mata berbinar. 


Tubuhnya jauh lebih kecil dibanding sekarang, rambut putihnya pun masih pendek, benar-benar seperti gadis kecil.


『Iya, boleh! Sacchan, hari ini pergi piknik bersama semuanya, lho!』


Di sebelahnya, aku saat masih kecil sedang duduk di kursi dan bercerita. Meskipun itu diriku sendiri, tapi terasa sangat jelas seperti sedang mengalami pengalaman luar tubuh. Mimpi memang sangat praktis.


『Piknik!? Ke mana!?』


『Ke taman! Ada sungai besar, dan banyak burung, sangat menyenangkan!』


『Asyik! Aku juga... uhuk! uhuk!?』


『Sacchan!?』


Sagiri!?


Meski aku mengulurkan tangan, tanganku hanya menembus udara. Tentu saja, ini hanya mimpi. Aku tidak bisa melakukan apapun. Hanya bisa menyaksikan cuplikan masa lalu. Mimpi memang terkadang kejam dan tidak berguna.


『Tu-tunggu sebentar! Aku akan segera panggil Papa dan Mama Sacchan───』


『Uhuk uhuk…… ja-jangan pergi……』


『Tapi……!』


『Tolong……』


Sagiri kecil yang sedang batuk itu menggenggam tangan masa kecilku yang baru saja berdiri dengan panik. Aku yang masih kecil, hanya bisa memandangi tangan itu dan pintu kamar secara bergantian tanpa bisa bergerak.


『Aku tidak mau sendirian lagi……』


『Sacchan……』


『Aku juga mau main di luar bareng semuanya……!』


Ah, aku ingat. Aku tak mungkin bisa melupakan air mata saat itu.


『Papa, Mama, dan dokter semua bilang karena tubuhku lemah jadi aku tidak boleh…… kenapa tidak boleh…… aku tidak tahu, aku tidak tahu……』


『A-aku kan ada di sini!!』


Karena hari itulah aku bersumpah.


『……Ren-kun?』


『Aku akan selalu bersamamu! Kalo Sacchan lemah, maka aku akan menjadi kuat! Aku akan selalu bersamamu!!』


『……Benarkah?』


『Iya!』


Sagiri yang tadi menangis, mulai tersenyum perlahan.


『berkah, benarkah?』


『Benar!』


『Bisakah kita  keluar dan pergi bersama…… ke taman juga…… mau nemenin aku?』


『Iya! Aku ingin bermain bersama Sacchan!』


Itu membuatku sangat bahagia.


『Eh, Sacchan, kau tahu ini?』


『……Apa itu?』


『Sahabat yang selalu dekat…… katanya disebut 'shinyuu'!!』


[TL\n:Shinyuu menunjukkan hubungan batin yang erat, orang yang bisa dipercaya, diandalkan, dan dibuka hatinya. Dalam bahasa Indonesia, ini adalah 'sahabat' dalam arti sebenarnya  .]


『Shinyuu……』


Kesadaranku mulai mengabur.


『Eh, Ren-kun……』


『Apa, Sacchan?』


Ah, sial.


『Kita akan selalu bersama, ya?』


Padahal ini bagian terbaiknya───。


  ◆


"Nnnn…?"


Kepalaku yang masih buram mulai perlahan-lahan membentuk kesadaran.


Aku benci pagi hari. Atau lebih tepatnya, aku memang lemah kalau soal bangun pagi. Jadi aku selalu pasang alarm lebih awal…… eh, sekarang jam berapa?


"Ah kau sudah, bangun ya?"


Aku melihat rambut putih panjang. Seorang gadis cantik yang sudah bersamaku sejak dulu───


"───Sacchan?"


".....Eh?"


Sagiri. Teman masa kecilku, gadis tercantik di sekolah.


"......Apa kau masih ngelindur, sahabat?"


Iya, sahabatku...tapi, kenapa dia ada di kamarku...?


".....Yaa sudah, mau bagaimana lagi."


Ah, ini pasti masih mimpi ───


"Nn."


"Nnn!?"


───Tapi tidak, ada sentuhan lembut di bibirku.


"Sa-Sa-Sa-Sagiri!?"


"Renji, selamat pagi. Wajah saat tidurmu, sangat imut, lho?"


Di hadapan pandanganku saat terbangun di ranjang, Sagiri dengan seragamnya tersenyum.


"Ke-kenapa kau ada di sini!?"


"Sesekali tidak apa-apa. Lagipula, kita kan teman masa kecil, dan juga───"


"Hei, kau───"


Dia bukan lagi anak kecil, Sagiri yang sekarang sudah sehat.


"───Nnn."


"───Nmm."


Dia kembali menciumku sekali lagi.


"......Karena kita sahabat, kan?"


".....A, aah."


Ah, sial.


Sahabat yang terlalu sehat ini....



Selanjutnya

Posting Komentar

نموذج الاتصال