Bijin kōshaku reijō ga zense de yamu hodo daisukidatta aite ga, jitsuwa zense no ore to iu koto o zettai ni kakushi tōsanaito ikenai kudan ni tsuite
Kamu saat ini sedang membaca Bijin kōshaku reijō ga zense de yamu hodo daisukidatta aite ga, jitsuwa zense no ore to iu koto o zettai ni kakushi tōsanaito ikenai kudan ni tsuite chapter 15. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw
Chapter 15: Astrologi
"Al! Hari ini kita akan mencari dia, tapi kali ini aku sudah menentukan ke mana aku akan pergi hari ini! Dan mungkin itu adalah tempat di mana aku bisa bertemu dengannya!"
Saat aku dan Charlotte-san sedang bersiap-siap keluar, dia mengenakan pakaian indah, sementara aku mengenakan seragam pelayan. Charlotte-san berkata begitu dengan penuh semangat.
Padahal selama ini tidak ada petunjuk untuk bertemu orang itu. Apa mungkin dia menemukan sesuatu?
"Kenapa kau berpikir kalo kau mungkin bisa bertemu dengannya?"
"Tadi malam aku bermimpi dan itu mengingatkanku pada kehidupanku sebelumnya bersamanya..."
Setelah mengatakan itu, Charlotte-san menutup matanya, tampak sedang mengingat percakapannya di kehidupan sebelumnya.
"Alto-kun, apa ada tempat yang ingin kau kunjungi di masa depan?"
"Untuk liburan?"
"Liburan juga boleh, atau bahkan dunia fantasi juga boleh."
"Dunia fantasi, ya… mungkin istana raja, air terjun yang indah, atau gereja yang indah."
"Kalo istana raja mungkin sulit, tapi air terjun dan gereja yang indah masih bisa kita kunjungi di dunia ini."
"Itu benar."
"Alto-kun kalo kau memang ingin pergi ke sana, kapan-kapan apa mau kau kuajak ke sana?"
"Mungkin air terjun yang indah ada di dekat sini, tapi gereja kemungkinan hanya ada di luar negeri. Aku tidak punya dana untuk pergi ke luar negeri, jadi mungkin itu masih akan lama."
"Aku bilang aku yang akan mengajakmu, kan? Semua biaya perjalanan aku yang tanggung."
"Meski begitu, baik aku maupun Reijo-san sama-sama harus mengeluarkan uang."
"Biaya? Aku memang tidak suka mengatakan ini...apa kau lupa kalo aku i i orang kaya?"
"Oh, iya… aku lupa."
"Fufu, kau benar-benar unik, Alto-kun."
Charlotte-san sepertinya selesai mengingat percakapannya di kehidupan sebelumnya, lalu membuka matanya dan berkata.
"Kalo saja dulu aku memaksanya untuk tinggal bersamaku, kita mungkin akan pulang bersama, dan aku bisa melindunginya… ah, tapi bukan itu maksudku!"
Charlotte-san tampak menyesali sesuatu di kehidupannya yang sebelumnya, tapi dia segera kembali ke topik utama.
"Diabilang kalo dia ingin pergi ke istana raja, air terjun yang indah, dan gereja di kehidupan sebelumnya."
"Apa…?"
Tanpa sadar, aku mengeluarkan suara bingung.
Kenapa? Karena kastil raja, air terjun yang indah, dan gereja… aku punya ingatan samar, tapi rasanya aku pernah membicarakan hal yang mirip ini dengan Reijo-san di kehidupan ku sebelumnya.
Dari cerita Charlotte-san, aku sudah tahu kalo orang yang dia sukai di masa lalu mirip denganku, dan terkadang dia melihat sosok itu dalam diriku, jadi aku tahu itu tidak salah.
…Jika ada satu lagi bukti yang cukup menentukan, rasanya seperti titik-titik yang terhubung menjadi sebuah garis.
"Al? Ada apa?"
Melihat aku yang sedikit melamun, Charlotte-san memandangku dengan bingung dan bertanya.
"Bukan apa-apa… Jadi, kita akan pergi ke salah satu dari 3 tempat itu hari ini?"
"Benar! Tapi istana raja, meskipun aku seorang bangsawan, pergi tiba-tiba tanpa pemberitahuan bisa dianggap kurang sopan, jadi itu kita lewati hari ini. Air terjun sedikit jauh, jadi yang paling mudah kita datangi adalah gereja."
"Oh, gereja besar itu, kan?"
"Benar, menurut perkiraanku, dia mungkin sudah mengingat ingatan kehidupannya yang lalu saat ulang tahun 16-nya, jadi kalo memang begitu, mungkin dia sering berada di gereja."
"Tapi alasan untuk sering berada di gereja, selain untuk berdoa, mungkin hanya karena suasananya indah, kan?"
Mendengar ucapanku, Charlotte-san terkejut sejenak, lalu berkata dengan suara lembut.
"Al benar-benar mirip dengannya."
"Eh?"
"Tidak apa-apa, ayo kita ke gereja."
"Iya."
Setelah itu, kami menaiki kereta kuda selama beberapa puluh menit menuju salah satu gereja besar di dunia ini.
Saat memasuki gereja, seorang wanita dewasa berkerudung hitam menyapa kami.
"Hei, Oujoo-sama dan pria itu, bisakah kalian kemari sebentar?"
"Iya?"
Aku dan Charlotte-san mendekati wanita itu. Di atas meja di hadapannya, dia meletakkan bola kristal dan duduk di depannya.
…Meski wajahnya agak tertutup oleh kerudung hitam, rambut merah anggur dan bibir berlipstik terlihat, serta posturnya yang sangat anggun, benar-benar mencerminkan aura seorang wanita dewasa.
"Aku seorang ahli astrologi, tapi ini pertama kalinya aku bertemu orang seaneh kalian."
"Astrologi… jadi ramalan, ya? Dengan memadukan sihir untuk memperoleh informasi yang tidak bisa didapat secara biasa?"
"Betul."
"Dulu aku tidak percaya ramalan, tapi jika digabung dengan sihir…"
Charlotte-san tampak sedikit tertarik dengan astrologi, lalu berkata.
"Baiklah, bolehkah aku… tidak, bisa ramalkan aku dulu?"
"Tentu… sentuh bola kristal ini dan bayangkan hal yang paling kau inginkan saat ini."
"…"
Saat wanita itu berkata begitu, Charlotte-san menempelkan tangannya ke bola kristal dan menutup matanya.
Pasti yang paling dia inginkan sekarang… mengingat orang yang dia cintai di kehidupan sebelumnya.
Setelah beberapa saat, wanita itu berkata, "Kau bisa melepasnya sekarang," lalu Charlotte-san perlahan-lahan melepaskan tangannya dari bola kristal.
Kemudian, wanita itu tersenyum misterius dan berkata.
"Seperti yang kuduga, ini pertama kalinya… kau ingin bertemu dengan seseorang yang kau cintai, bukan?"
"…Iya."
Meski tidak berbicara, Charlotte-san ditebak dengan tepat.
Aku tidak tahu bagaimana astrologi di kehidupan sebelumnya, tapi tampaknya astrologi yang dipadukan dengan sihir di dunia ini cukup meyakinkan.
"Dan kau berpisah dengan pria itu karena suatu alasan… mungkin kematian?"
"…Benar."
Meski berat, Charlotte-san menjawab dengan jujur.
"Tapi, anehnya, meski kau berpisah karena kematian, ramalanku menunjukkan… pria itu masih hidup di dunia ini."
"Benarkah!? Benarkah dia masih ada di dunia ini?"
Charlotte-san tampak terkejut dan bertanya dengan emosional, tapi wanita itu tersenyum misterius dan melanjutkan.
"Iya, dia ada… dan tak perlu kata ‘dunia ini’ yang begitu besar… dia berada dekat denganmu."
Komentar
Posting Komentar