> CHAPTER 1

CHAPTER 1

Kamu saat ini sedang membaca  Sekai seifuku-kei imōto    volume 1,  chapter 1. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw

SAUDARA PEREMPUANKU TAMPAKNYA TELAH 'BANGKIT'




"Onii-chan, dengar dengar! Aku ternyata adalah putri dari dunia lain, lho!"  


Di pagi buta, adik perempuanku sudah bersemangat sekali dan tiba-tiba mengatakan hal seperti itu. 


Sebagai kakak, bagaimana seharusnya aku meresponsnya?  


Dengan kepala yang masih agak mengantuk, aku tidak tahu harus berbuat apa. 


Sambil menggigit roti panggang, aku memandang adikku yang masih mengenakan piyama.  


Rambut coklatnya yang berantakan di sisi kanan karena tidur, mata besarnya yang sedikit merah karena terlalu bersemangat. 


Dari bawah kaos yang bertuliskan 'Minum Seolah-olah Mandi' yang kuberikan sebagai hadiah ulang tahunnya dua tahun lalu sebagai candaan, terlihat celana pendeknya.  


Dari atas sampai bawah, dia tetap terlihat seperti biasa. 


Termasuk keributannya di pagi hari, dia tetap saja Sakura Saku Lemon, adik perempuanku. 


Aku, sang kakak, memiliki nama yang sangat sederhana, Taichi, sementara adikku memiliki nama dengan jumlah goresan yang rumit. 


Pagi ini pun, dia tetap bersemangat seperti biasa.  


"Lemon, kau mau makan berapa potong roti panggang?"  


"1... eh, 2 potong saja!"  


"Banyak juga kau makan pas baru bangun. Oh, selai sudah habis, kalo mau, ambil yang baru ya."  


"Hore, selai yang baru dibuka itu terasa lebih enak dan sepertinya lebih hemat... Eh, bukan itu! Onii-chan, responsmu aneh, tahu?!"  


Wajahnya yang awalnya terlihat bahagia tiba-tiba berubah marah. 


Lemon meletakkan tangannya di dadanya yang datar dan berkata,  


"Aku ini putri, lho, putri. Harusnya kau lebih kaget, kan? Apalagi dari dunia lain, tuan!"  


"Siapa tuan? Lagipula, kau sendiri tidak tahu dari mana asalmu sebenarnya."


Mungkin terdengar kasar kalo itu diucapkan kepada adik perempuanmu sendiri, tapi itulah kenyataannya.  


Ada cerita kalo Lemon ditemukan oleh kakekku di tengah-tengah kebun kubis saat dia pergi ke ladang. 


Dia mungkin adalah anak terlantar beberapa minggu setelah dia lahir, setelah melalui berbagai hal, akhirnya orang tuaku memutuskan untuk membesarkannya.  


Hal itu sudah diberitahukan kepadanya sejak dia masih duduk di bangku SD. 


Lemon pun merespons dengan cara yang salah, "Oh, jadi itu kenapa nenek bilang 'bayi ditemukan di kebun kubis'." Sejak itu, dia sendiri sering menjadikannya sebagai bahan candaan.  


Ya, dari mana pun asalnya, dia tetap adik perempuanku. 


Tapi kalo dia bilang dia dari dunia lain...hmm, itu agak membuatku sedikit tidak nyaman. 


Padahal tahun depan dia sudah akan menjadi siswa SMA.  


"Mm, Onii-chan kau tidak percaya, ya? Wajahmu jelas-jelas meragukan kalo aku adalah putri dari dunia lain!"  


"Ya, begitulah. Entah kenapa, kau terasa lebih cocok berasal dari Ibaraki."  


"Kenapa kau mengaitkan asalku dengan daerah yang kurang populer?! Aku akan menjelaskan siapa aku, dari mana asalku, dan bagaimana aku bisa berada di dunia ini, jadi dengarkan baik-baik!"  


"...Apa ini akan lama? Aku ingin cepat-cepat makan dan berangkat ke SMA."  


"Ini masih jauh lebih awal dari biasanya! Pokoknya, dengarkan!"  


Melihat adikku yang sibuk menggerakkan kedua tangannya sambil protes keras, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas. 


Kenapa dia tumbuh menjadi anak yang begitu manja? 


Mungkin ini kesalahan didikanku.  


"Jadi, kenapa kau bilang kalo kau putri dari dunia lain? Dan kenapa kau tiba-tiba bilang begitu?"  


"Huhu, itu karena... usiaku sudah genap 15 tahun, dan segelnya telah terbuka!"  


"...Ulang tahunmu bulan depan, kan? Itu masih lama."  


"Makanya, itu ulang tahun yang sebenarnya! Yang Onii-chan sebutkan adalah hari aku ditemukan oleh kakek, kan? Bukan itu, maksudku, saat usiaku genap 15 tahun, kekuatan besar yang selama ini terpendam akan bangkit, dan aku akan mengerti bagaimana aku bisa sampai di dunia ini!"


Kepalaku semakin pusing mendengar isi pembicaraan Lemon yang sedang bersemangat. 


Meskipun tanggal lahir yang sebenarnya mungkin benar, yaitu sebelum dia dibuang, selain itu, semua yang dia katakan sama sekali di luar pemahamanku.  


"Ngomong-ngomong, kekuatan besar yang kau sebut itu apa?"  


"Ehmm, sesuatu yang magis? Begitu segelnya terbuka, aku akan tahu cara menggunakannya dan bisa melakukan banyak hal. Tapi aku belum mencobanya."  


"Oh, begitu. Kalo begitu, tolong bersihkan kompor gas seperti yang sudah kubicarakan sebelumnya. Selesaikan sebelum sore, oke?"  


Aku sudah memberinya syarat karena dia sangat menginginkan uang saku tambahan, tapi dia belum melakukannya. 


Ini sudah terjadi 4 hari yang lalu.  


"Hah? Tapi, itu agak... sepertinya sulit untuk membersihkannya dengan sihirku..."  


"Kalo tidak selesai hari ini, uang sakumu bulan depan akan dipotong. Nah, tolong selesaikan, ya."  


"Eh?! Onii-chan, tunggu dulu! Aku akan menunjukkan sihirku, lho?! Aku bisa mengeluarkan api neraka yang bisa membakar gedung pencakar langit, lho?!"  


"Lupakan itu, yang penting bersihkan kompornya. Sambil itu, bersihkan juga microwave. Kalo sudah selesai, aku akan mendengarkan lanjutan ceritamu. Tolong ya."  


"Tunggu, tunggu, Onii-chan, tunggu dong?! Aku bisa mengantarmu ke sekolah dengan sihir, jadi dengarkan ceritaku sedikit lagi..."  


"Eh, roti panggang 2 potong sudah kusiapkan. Sebelum matang, cuci muka dan rapikan rambutmu. Atau kau bisa pakai sihirmu untuk itu?"  


"Hah?! Itu...memang akan menyenangkan kalo bisa melakukan hal yang super praktis seperti itu, tapi...itu di luar bidangku. Yang bisa kulakukan sepertinya lebih ke arah penghancuran..."  


"Kalo begitu, cepat siapkan dirimu. Kau tidak akan punya waktu untuk makan nanti."  


"Tunggu, Onii-chan! Selai barunya ada di mana?!"  


"Di lemari tempat piring besar yang jarang dipakai. Kalo sudah dibuka, simpan di kulkas."  


Sambil merasa diriku terlalu detail tapi juga harus mengingatkan adikku yang ceroboh, aku meninggalkan ruang tamu dan naik ke kamarku di lantai dua.


Setelah berganti pakaian seragam dan mengambil tas yang isinya tidak banyak, aku turun ke bawah dan hanya berteriak, "Jangan lupa kuncinya!" sebelum keluar dari rumah.  


Jadi, ya, aku tidak bertemu dengan Lemon yang tiba-tiba mengatakan hal aneh itu sampai sore ketika aku pulang ke rumah, dan sama sekali tidak mengingat percakapan ribut pagi tadi. 


Tapi──────  




"Onii-chan, aku sudah menunggumu sampai leherku panjang! Ayo, saatnya untuk pertunjukan sihir!"  


Begitulah yang kudengar begitu aku membuka pintu depan rumah.  


Lemon, yang mengenakan seragam SMP-nya dengan garis-garis berwarna merah muda, berdiri tegak di depan pintu dengan tangan terlipat. 


Napasnya terengah-engah, dan dia terlihat sangat bersemangat, seolah-olah dia sudah menunggu sejak lama.  


Berbeda dengan pagi tadi, rambutnya yang dikepang 2 dikibarkan dengan penuh semangat sambil dia memakai sepatu, dan ketika aku belum mengetahui situasinya, dia menyodok dadaku dengan jari telunjuknya dan berkata.  


"Kau benar-benar terlambat, Onii-chan. Di mana saja Onii-chan melungian waktunu padahal aku sudah menunggu?"  


"Aku tidak tahu kalo kau menunggu. Kemarin sudah kubilang kalo aku akan pulang terlambat karena aku akan bermain dengan Kato dan yang lain. Aku bahkan sudah membuat kari kemarin supaya kau bisa memakannya kalo aku terlambat."  


"Ah, itu enak sekali, terima kasih. Berkat itu, semangat dan tenagaku sudah maksimal, dan sekarang aku siap menunjukkan kekuatan yang bangkit tadi pagi!"  


"...Aku benar-benar lupa tentang itu. Kau tadi pagi bilang sesuatu yang aneh, ya?"  


"Jangan lupakan kata-kata penting seperti itu! Kau ingat kan, kalo aku adalah putri dari dunia lain?!"  


"Ah, benar, ada settingan seperti itu juga. Jadi, kau bilang kalo kau bangun dengan kekuatan magis, ya?"  


"Tepatnya, segelnya telah terbuka. Kenapa aku disegel, bagaimana aku bisa sampai di dunia ini, dan cara menggunakan sihir, semuanya dijelaskan oleh penyihir istana yang memberikan segel itu dalam mimpiku. Dan yang anehnya, aku sama sekali tidak melupakannya. Itu pasti juga karena sihir, hebat sekali, kan?"  


Lemon melipat tangannya dan memasang ekspresi bangga, tapi sebagai kakak, aku agak bingung bagaimana harus meresponsnya. 


Aku tahu adikku ini agak aneh, tapi ketika dia membawa suasana fantasi seperti ini, aku tidak tahu harus berbuat apa.  


Menolak mentah-mentah dan menertawakannya sepertinya tidak baik untuk pendidikan emosionalnya... Mungkin lebih baik mencari jalan tengah.


Maksudnya, untuk sementara biarkan Lemon melakukan apa yang dia inginkan, dan ketika dia sudah tenang, bawa dia kembali ke dunia yang penuh dengan akal sehat.  


"...Baiklah, aku mengerti. Tunjukkan padaku kekuatan sihir yang kau bicarakan itu."  


"Oh, jadi Onii-chan juga ingin melihatnya, ya?! Baiklah, baiklah, aku akan mempertunjukkannya! Sepertinya yang spektakuler lebih baik untuk permulaan, jadi ayo kita ke luar!"  


"Tunggu dulu! Biarkan aku meletakkan tas ini dulu!"  


Lemon tidak mendengarkan kata-kataku dan terus mendorongku untuk keluar, jadi terpaksa aku melemparkan tasku ke lantai dekat pintu.  


Rumah kami meskipun kecil, tapi tetap memiliki halaman depan dengan beberapa langkah dari gerbang ke pintu masuk, dan garasi yang cukup untuk satu mobil. Atau lebih tepatnya, gara gara garasi, hampir tidak ada halaman sama sekali.  


Jadi, kalo tidak perlu pergi jauh, pertunjukan ini akan dilakukan di depan pintu masuk.  


"...Jadi, apa yang akan kau tunjukkan?"  


"Huhu, aku sudah memikirkan banyak hal sambil menunggu Onii-chan pulang! Sepertinya yang spektakuler dan mudah dimengerti lebih baik kan?"  


"Hmm? Ya, mungkin begitu."  


Kalo bicara tentang sihir, kalo dia hanya menunjukkan trik sulap sederhana seperti menggerakkan koin atau membengkokkan sendok, aku akan bingung bagaimana harus meresponsnya. 


Tentu saja itu juga mengesankan, tapi kalo begitu, lebih baik dia melakukannya di dalam rumah.  


"Onii-chan juga ingin melihat sesuatu yang spektakuler, kan? Jadi, untuk sihir pertama yang bersejarah ini, aku memutuskan untuk melakukan ini!"  


Lemon tersenyum puas dan mengangguk seolah-olah dia merasa dimengerti, lalu mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi. 


Tapi entah kenapa, aku sama sekali tidak merasa ada komunikasi yang terjalin di antara kami.  


Melihat Lemon yang pipinya memerah karena antisipasi dan kegembiraan, bahkan dalam cahaya redup di depan pintu, tiba-tiba aku merasa tidak enak.  


"Baiklah, ini dia... [Bunga api yang membakar segalanya, mekar lah, 'Goukaen']—"  


"Berhenti dulu."  


"Wah?! Oni-Onii-chan, kenapa? Hanya tinggal sedikit lagi sihirnya akan tercipta!"


Dengan kepala yang kugenggam erat, aku memaksa Lemon untuk berhenti, dan dia memprotes dengan wajah tidak puas. 


Tapi, sebagai kakak, aku tidak bisa mengalah dalam hal ini.  


"...Kau menggunakan kata-kata yang cukup dramatis, tapi sebenarnya kau mau menggunakan sihir apa?"  


"Hah? Itu, kan, kalo bicara tentang sihir yang spektakuler, pasti api atau ledakan, kan? Jadi aku ingin menciptakan api besar yang—"  


"Tentu saja, dasar bodoh! Apa yang kau rencanakan di tengah-tengah permukiman seperti ini?! Kalo terjadi kebakaran, bagaimana?!"  


"............Ah..."  


Dia membuat wajah yang menunjukkan kalo dia tidak memikirkannya. 


Meskipun dia adikku, betapa berbahayanya dia ini.  


"Ti-tidak apa-apa... seharusnya...? Api ini sangat panas sampai bisa melelehkan besi dan tidak akan padam dengan sendirinya, tapi aku berencana untuk menembakkannya ke langit! Seperti kembang api! Dan ukurannya bisa diubah!"  


"Begitu, begitu. Ngomong-ngomong, Lemon, tahukah kau? Bahkan di waktu seperti ini, helikopter dan pesawat masih terbang, lho?"  


"Ugh... Tapi, Onii-chan, kau juga berpikir kalo sihirku akan berhasil, kan?! Makanya kau menghentikanku dan marah, kan?!"  


Dia mencoba mengalihkan pembicaraan dengan cara yang sangat buruk, tapi kalo aku terus mendesaknya, dia mungkin akan marah. 


Jadi, aku memilih untuk hanya memelototinya.  


Selain itu, apa yang dikatakan Lemon juga tidak sepenuhnya salah.  


"...Aku merasa ada semacam tekanan aneh di sekitar tangan kananmu. Meskipun secara visual tidak ada yang berubah."  


"Wah, Onii-chan juga merasakannya?! Iya, iya, itulah yang disebut sebagai pengumpulan energi sihir dalam permainan. Aku sudah berlatih memusatkan energi itu di tanganku sepanjang hari, baik di rumah maupun di sekolah."  


"Hey, ikuti pelajaran dengan benar dong... Bagaimanapun, hentikan rencana api itu. Dan jangan sampai merusak lingkungan sekitarnya. Cobalah sesuatu yang lebih sederhana."  


"Ugh... Aku tidak pandai dalam hal-hal yang rumit. Kalo begitu, bagaimana kalo aku memanggil naga? Aku akan mengalahkannya dengan cepat, jadi tidak akan ada kerusakan."  


"Tentu saja tidak boleh. Kalo sesuatu seperti itu tiba-tiba muncul, seluruh kota akan panik."  


"Ugh... Kalo panggilan tidak boleh, sihir serangan juga tidak boleh... Sihir pemurnian tidak menghasilkan perubahan yang terlihat... Hmm..."


Adikku yang sedang merenung dengan tangan terlipat sepertinya benar-benar kebingungan. 


Dari yang kudengar, dia bisa melakukan banyak hal, tapi di permukiman Jepang yang damai seperti ini, sepertinya dia kesulitan menemukan cara untuk menggunakan kemampuannya. 

 

...Atau, apa dia benar-benar bisa menggunakan sihir? 


Secara nalar, aku ingin menyangkalnya, tapi sensasi yang kurasakan tadi memiliki kekuatan yang memaksa akal sehat untuk menerimanya.  


Dan berbeda denganku yang masih setengah percaya, Lemon yang penuh keyakinan kalo dia bisa melakukannya tiba-tiba terlihat bersemangat seolah-olah dia baru saja mendapatkan ide.  


"Ya sudah! Onii-chan, lihat ini, ini pasti aman dan tidak berbahaya!"  


"Hmm? Apa ada sihir yang cocok?"  


"Ya! [Dengan kehendakku, lepaskanlah dari baji bumi, 'Sayap Terbang']"  


Setelah Lemon mengucapkan mantra yang terdengar seperti sihir,  

aku melihat adikku melayang di depanku dan kemudian terbang tinggi ke langit.  


"........................Eh... Apa ini serius...?"  


Aku hanya bisa tertegun melihat adikku yang dalam sekejap terbang tinggi ke langit.  


Dia terlihat seperti seseorang yang terlempar ke atas dalam bungee jumping terbalik. 


Karena sudah malam, aku tidak bisa melihatnya lagi, tapi aku melihat dia terbang sangat tinggi. 


Tentu saja, tidak ada trik apa pun di sini.  


...Artinya, adikku benar-benar bisa menggunakan sihir. 


Dan menurutnya sendiri, dia adalah putri dari dunia lain.  


"............Ha... Dunia ini benar-benar penuh dengan kejutan..."  


Aku tidak sengaja mengeluh, tapi aku tidak bisa melihat adikku yang baru saja melakukan hal luar biasa. 


Seharusnya aku memberinya senter sebagai penanda kalo dia terbang.  


"Ngomong-ngomong, sejauh mana dia pergi...?"  


Aku khawatir dia mungkin tidak bisa menemukan rumahnya dari atas karena gelap, jadi aku menaungi mataku dan mencoba mencari bayangan manusia di antara bintang-bintang yang jarang. 

 

...Tiba-tiba, pintu rumahku terbuka, dan Lemon muncul dari dalam.  


"Haah, aku pulang. Aku benar-benar lelah."  


"...Kau, setelah melayang, sekarang menggunakan ilusi?"  


"Eh? Ah, bukan bukan, aku baru saja melakukan teleportasi. Aku tidak bisa mengendalikannya dengan baik, dan entah bagaimana sampai ke luar angkasa. Gelap sekali dan menakutkan, jadi aku buru-buru teleportasi kembali ke dalam rumah."


"Teleportasi? Itu sangat praktis... Eh, tunggu, kau bilang tadi kau pergi ke luar angkasa? Bagaimana dengan bernapas?"  


"Huhu. Itu tidak masalah. Aku selalu dilindungi oleh sihir bernama 'Buaian Suci', bahkan saat tidur. Jadi, baik di luar angkasa maupun di dalam air, aku bisa bertahan dengan baik. Dan yang lebih hebatnya lagi, sihir ini secara otomatis melindungiku dari serangan!" 

 

Adikku membusungkan dadanya dengan bangga, tapi ketika dia bilang tentang melindungi dari serangan, aku tidak terlalu terkesan. 


Penjelasannya terdengar seperti sesuatu yang hanya ada di game, jadi aku tidak bisa sepenuhnya merasakan betapa hebatnya itu. 


Meskipun bertahan di ruang hampa udara atau laut dalam itu memang luar biasa.  


Ya, setidaknya ini berguna dalam situasi darurat karena kemungkinan terluka akibat kecelakaan menjadi nol. 


Tapi karena reaksiku yang kurang antusias, Lemon mulai cemberut.  


"Mm, reaksimu datar sekali. Padahal, sihir ini cukup hebat, lho! Butuh jumlah energi magis yang sangat besar untuk mengaktifkannya!"  


"Ya, tapi aku tidak punya patokan untuk membandingkannya... Aku mengerti kalo bertahan di luar angkasa itu luar biasa, tapi..."  


"Tidak hanya itu! Bahkan serangan nuklir atau racun mematikan pun tidak akan mempengaruhiku! Onii-chan coba pukul aku. Aku tidak akan merasakan sakit sama sekali."  


Lemon menundukkan kepalanya ke arahku, tapi aku justru merasa agak tidak nyaman. 


Bagaimana kalo tidak? 


Tiba-tiba adikku meminta untuk dipukul. Permintaannya terlalu aneh.  


"Kenapa aku harus memukulmu tanpa alasan? Lagipula, ini di depan rumah. Bagaimana kalo tetangga melihatnya?"  


"Ah, Onii-chan ini... Biasanya di saat seperti inilah aku bersikap seperti orang yang berakal sehat. Aku bilang aku baik-baik saja...Itu benar!"  


"Apa ini? Bahkan lebih menjijikkan dari pada baunya."  


"Jangan bilang begitu ke perempuan! Tapi, Onii-chan jika burung Hototogisu tidak berkicau, buatlah dia berkicau!"  


Aku tidak mengerti apa yang membuatnya begitu bersemangat, dan lebih memilih untuk membiarkannya sampai dia tenang. 


Lagipula, dalam beberapa hari ke depan pasti dia akan melakukan sesuatu yang membuatku ingin memukul kepalanya.  


Lemon, yang hanya memikirkan momen ini, tersenyum dengan percaya diri.  


"Begini, Onii-chan. Minggu lalu, aku meminjam komikmu dan tidak sengaja menumpahkan jus di atasnya. Maaf, ya!"  


Dia meminta maaf sambil tetap tersenyum, dan bahkan menyesuaikan posisi kepalanya agar mudah dipukul. 


Meskipun bukan sebuah pengakuan, tapi ini cukup membuatku kesal...  


"Untuk hal seperti itu, aku tidak akan memukulmu. Tapi diam-diam melupakannya juga bukan pilihan yang baik."  


"Mm... Kalo begitu, waktu itu aku dapat kastela dari Kanachan, kan? Sebenarnya ada 2, tapi satu aku makan sendiri, bagaimana?!"  


"Aku hanya berpikir kau serakah. Aku sendiri hanya butuh satu atau 2 potong saja."  


"Ugh, sulit sekali...! Kalo begitu, bagaimana dengan nilai ujianku yang jelek dan hampir tidak lulus?!"


"Kalo rapor akhir semestermu jelek, uang sakumu selama liburan musim panas akan dipotong setengah."  


"Ah, tidak! Onii-chan kejam sekali! Memotong uang saku di tengah liburan musim panas yang seharusnya bisa digunakan untuk bersenang-senang? Onii-chan tidak punya hati nurani!"  


"Diam. Kau yang sudah kelas 3 SMP malah menurunkan nilai mu dan masih berpikir untuk bersenang-senang, itu yang bermasalah."  


Melihat Lemon yang sedang memegangi kepalanya, aku hanya bisa menghela napas. 


Tidak peduli dia putri dari dunia lain atau bisa menggunakan sihir, yang aku inginkan adalah dia lebih tenang dan sadar sebagai calon peserta ujian.  


Ya, setidaknya sebagai wali-nya, aku merasa sedikit lega karena kenakalannya hanya sebatas ini—  


"Lalu apa lagi ya... Kemarin waktu Yac-chan datang ke rumah, kami iseng mencari majalah bokep di kamar Onii-chan, tapi tidak ketemu. Kami hanya menemukan majalah bela diri, jadi kami berspekulasi, 'Jangan-jangan Onii-chan hanya tertarik pada tubuh pria telanjang'— Aduh! Kenapa Onii-chan marah?!"  


"Bodoh! Tentu saja aku marah! Kau mengobrak-abrik kamarku dan berspekulasi tentang preferensi seksualku? Apa yang ada di kepalamu?!"  


"Onii-chan tidak akan mengerti! Setelah mendengar di pelajaran kesehatan kalo 'secara statistik, satu dari 10 orang di kelas mungkin homoseksual', perasaan kami para perempuan jadi penasaran dan tidak bisa berhenti memikirkannya!"  


"Aku tidak ingin tahu! Lagipula, ini karena kau selalu masuk ke kamarku tanpa izin dan mengobrak-abrik barang-barangku, jadi aku tidak bisa sembarangan menyimpan barang-barang seperti itu!"  


Ini adalah hasil dari usahaku untuk mempertimbangkan adik perempuanku yang sudah beranjak remaja, tapi sepertinya dia sama sekali tidak mengerti. 


Apa dia pikir usahaku ini mudah? 


Aku bahkan harus menghapus history Hp dan komputerku setiap kali aku melakukan browsing.  


Setelah memukul kepalanya dengan telapak tanganku, Lemon memegangi kepalanya dengan wajah bingung, tapi tiba-tiba dia terlihat seperti menyadari sesuatu dan berkata, 


"Ah!"  


"Eh, tadi rasanya sakit, lho. Kenapa ya?"  


"Aku tidak tahu. Mungkin sihirmu sudah habis efeknya?"  


"Tidak mungkin! Aku masih merasakan sihir ini aktif... Coba aku tes dengan ditabrak mobil di sekitar sini, ya?"


"Kalo kau selamat, sopirnya akan trauma seumur hidup. Jadi, jangan lakukan itu."  


"Hmm... Mungkin ini karena sihir ini hanya melindungi dari serangan atau lingkungan yang mengancam nyawa, jadi hukuman tadi dianggap sebagai candaan atau sentuhan biasa, ya?"  


"Apa itu? Definisi sihirmu begitu ambigu?"  


"Aku tidak tahu. Tapi sihir ini dibuat oleh penyihir istana yang melakukan segel dan mentransferku. Dia bilang, 'Ini sihir cacat terbaik!' Jadi mungkin ada banyak celah..."  


"...Kata-kata yang cukup meresahkan. Tapi sudahlah, ayo kita masuk ke dalam. Ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan."  


"Eh, masih ada lagi? Masih mau menasihatiku...?"  


Dengan enggan, Lemon mengikutiku masuk ke dalam rumah. 


Aku mengambil tas yang tadi kulempar dan pergi ke ruang tamu. 


Ganti baju dan makan bisa menunggu.  


Aku duduk di kursi yang biasa kugunakan di ujung meja, dan Lemon duduk di tempat biasanya di seberangku.  


Mengingat omongannya pagi tadi ternyata benar, ada beberapa hal yang perlu kutanyakan padanya.  


"...Kau bilang kau adalah putri dari dunia lain, kan? Jadi, setelah segelnya terbuka, apa kau akan kembali ke sana?"  


"Eh? Ah, aku belum memikirkannya... Dalam mimpiku, penyihir istana itu bilang, 'Kalk Putri bisa mengendalikan sihir Anda dengan sempurna, dia akan menjadi tak terkalahkan. Saat itu tiba, kembalilah dan pulihkan negara kita!' Dia terlihat bersemangat, tapi aku rasa tidak masalah."  


Meskipun terdengar seperti hal yang sangat penting, Lemon dengan mudah mengabaikannya dan melanjutkan.  


"Lagipula, sihir teleportasi itu sulit. Aku punya kekuatan besar, tapi sepertinya aku tidak mahir mengendalikannya. Aku khawatir kalo aku mencoba pergi ke dunia lain, aku malah tersesat ke tempat yang tidak ku ketahui... Seharusnya aku bisa, tapi..."  


"Tapi kau bisa dengan mudah kembali ke rumah kita, ya?"  


"Karena aku bisa membayangkan rumah kita dengan jelas. Membayangkan lokasi dan seperti apa tempatnya sangat penting. Kalo gambarnya tidak jelas, aku tidak bisa sampai di tempat yang tepat. Jadi, kalo aku bilang 'Pergi ke Gunung Fuji!', aku mungkin akan muncul di puncak, di jalan setapak, atau malah di hutan belantara."  


"Begitu. Jadi, untuk sementara kau tidak akan kembali ke dunia lain?"  


"Ya, sepertinya begitu. Sejujurnya, aku tidak punya ingatan tentang dunia itu. Jadi, aku tidak merasa perlu memaksakan diri untuk kembali."  


"Begitu. Kalo begitu, kita bisa mengakhiri pembicaraan tentang dunia lain ini."


"Eh, sudah selesai? Bagaimana dengan cerita latar belakangku yang sangat aneh itu?!"  


"Itu bisa kita bicarakan lain kali saat ada waktu luang. Aku ingin cepat menyelesaikan pembicaraan ini dan makan kari."  


"...Onii-chan memang selalu dingin, ya..."  


"Bagaimanapun juga, kau tetap adikku. Jadi, tidak perlu terlalu serius."  


"Benarkah? Hehe, begitu, ya?"  


Adikku tiba-tiba tersenyum lagi, dan itu agak mengganggu, tapi kalo aku terus menanggapi, makan kariku akan semakin tertunda. 


Jadi, aku langsung masuk ke topik utama berikutnya.  


"Aku sudah mengerti kalo kau bisa menggunakan sihir, dan aku tidak bermaksud melarangmu menggunakannya. Tapi, gunakan dengan hati-hati, ya? Tindakan kriminal jelas tidak boleh, tapi juga jangan sampai mengganggu orang lain atau pamer."  


"Hmm, hmm? Aku mengerti sebagian, tapi apa maksudnya jangan pamer?"  


"Itu artinya jangan terlalu sombong. Kau mungkin bangga bisa menggunakan sihir yang orang lain tidak bisa, tapi kau tidak ingin dicemburui dan mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, kan?"  


"Eh, apa hal seperti itu benar-benar bisa terjadi?"  


"Tidak bisa dibilang tidak mungkin. Ingat, 4 tahun lalu, ada pria yang membeli traktor baru di daerah kakek dan terus memamerkannya di pertemuan warga. Beberapa hari kemudian, traktornya dirusak dengan mencampurkan oli bekas dan deterjen ke dalam bahan bakarnya, kan?"  


"Ah... benar, ada kejadian seperti itu. Kakek juga jarang-jarang mabuk dan mengeluh tentang itu."  


Saat itu, aku dan Lemon masih tinggal di rumah kakek di pedesaan. 


Biasanya kakek hanya minum satu botol bir saat makan malam, tapi saat itu dia minum sake sampai mabuk, jadi aku ingat betul.  


Pelakunya adalah seorang petani lain yang sedang tertekan karena hasil panennya tidak memuaskan. 


Dia merasa kesal ketika si pemilik traktor baru, yang baru saja meninggalkan pekerjaan kantornya dan mengambil alih lahan pertanian orang tuanya, terus memamerkan traktornya dan berkata, 'Hanya dengan sedikit investasi, pekerjaan akan menjadi lebih mudah, dan kau bisa balik modal dalam waktu kurang dari 10 tahun. Orang yang tidak melakukannya adalah orang bodoh.'  


"Meskipun begitu, jelas kalk orang yang merusak barang orang lain adalah salah, apa pun alasannya. Tapi, kalo dia lebih rendah hati, mungkin itu tidak akan terjadi. Kakek juga bilang, 'Kalo aku 10 tahun lebih muda, aku pasti akan meninju dia saat pertemuan itu.'"  


Sebenarnya, alasan kakek mabuk saat itu lebih karena penyesalan, 'Kalo saat itu aku memukulnya, mungkin hal buruk seperti itu tidak akan terjadi.' Tapi itu tidak relevan sekarang, jadi kita tinggalkan saja.


"...Ya, terserah. Kalo kau makan sesukamu, kamu akan gemuk."  


"Ugh, Onii-chan selalu mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan... Tapi tidak apa-apa, aku bisa menggunakan kekuatan sihir untuk diet... meskipun sebenarnya tidak bisa, tapi mungkin aku bisa menciptakan sihir seperti itu! Yang penting berusaha!"  


"Sepertinya lebih cepat kalo kau berolahraga dengan jujur. Tapi ya, semangatmu itu hal yang baik."  


Aku berharap dia bisa menunjukkan semangat yang sama dalam belajar dan pekerjaan rumah, tapi aku tahu kalo aku mengatakannya, semua semangatnya akan hilang. 


Aku pasti akan melakukan hal yang sama kalo ada yang mengatakan itu padaku.  


Pada akhirnya, hari itu kami makan kari sambil Lemon terus bercerita tentang sihir apa saja yang bisa dia gunakan. 


Melihat wajahnya yang tidak sabar, aku khawatir dia akan meledak, jadi aku mengeluarkan peraturan 'Dilarang menggunakan sihir serangan di dalam rumah' dan mengakhiri percakapan.  


Aku tidak pernah menyangka akan menemukan fakta fantastis kalo adikku adalah seorang putri dan bisa menggunakan sihir, tapi selama dia tidak kembali ke dunia lain, tidak akan ada perubahan besar. 


Kami sudah tahu sejak awal kalo kami tidak terhubung oleh darah, dan kalo dia ingin tinggal di Jepang, dia perlu lulus SMA, jadi dia harus belajar untuk ujian.  


Jadi, mulai besok, hidup kami akan berlanjut seperti biasa, kecuali adikku menggunakan sihir—begitulah yang kupikirkan saat itu.  


Tapi, dengan bodohnya, aku melewatkan satu hal besar.  


Pada dasarnya, adikku adalah tipe orang yang akan melampaui ekspektasiku, entah dia seorang putri, siswa SMP, bisa menggunakan sihir, atau tidak. 


Dia punya ide dan tindakan yang jauh melampaui perkiraanku.



◇ ◆


Kebiasaanku setelah pulang sekolah pada hari biasa adalah mampir ke supermarket atau pusat perbelanjaan di dekat stasiun, membeli bahan makanan yang sedang diskon di waktu sore, lalu pulang ke rumah.  


Dari rumah ke stasiun terdekat yang biasa kugunakan untuk pergi ke sekolah membutuhkan waktu sekitar 30 menit berjalan kaki, tapi dengan sepeda, hanya butuh 10 menit. 


Aku meletakkan tas dan kantong belanjaanku di keranjang sepeda dan mengayuh dengan ringan, mengikuti jalan pulang seperti biasa.  


...Tapi, sesampainya di dekat rumah, aku melihat pemandangan yang tidak biasa.  


Tempat parkir berbayar yang baru dibangun di lahan kosong terisi penuh oleh mobil-mobil hitam yang terlihat mahal. Biasanya tempat itu sepi, tapi hari ini penuh.  


"Apa ada acara atau pertemuan tertentu ya..."  


Sebelum imajinasiku meluas, aku sampai di rumah. 


Rumah 2 lantai yang biasa-biasa saja ini agak terlalu besar untukku dan adikku. 


Tapi, karena adikku sering mengajak teman-temannya menginap, lebih baik seperti ini daripada terlalu sempit. 


Lagipula, membersihkannya tidak terlalu merepotkan.  


Sambil melihat lampu lantai 2 yang tidak menyala, aku memarkir sepedaku di garasi, mengambil tas dan kantong belanjaan, lalu membuka pintu... tapi aku tidak langsung masuk, melainkan menatap ke arah pintu masuk.  


"...Apa ini?"  


Di pintu masuk yang tidak terlalu luas, sepatu-sepatu kulit berjejer rapat. 


Tentu saja itu bukan sepatuku. Dan karena ini sepatu pria, itu bukan milik Lemon juga.  


Lalu, siapa pemiliknya? 


Tepat saat aku bertanya-tanya, seorang pria paruh baya berkepala botak dengan kacamata hitam dan mengenakan setelan jas muncul dari ruang tamu. 


Dia terlihat jelas bukan orang biasa. Lebih mirip mafia daripada preman.  


Dan seperti yang ditunjukkan oleh jumlah sepatu, tidak hanya satu orang, tapi 2, 3, dan seterusnya, mereka muncul satu per satu. 


Semuanya pria berjas, dan kebanyakan dari mereka adalah orang asing.  


"...Tidak pernah kusangka rumahku akan diambil alih oleh mafia..."  


"Ah, Onii-chan? Selamat datang, aku sudah menunggumu!"


Dari celah barisan pria-pria berbaju jas, Lemon muncul dengan wajah ceria. 


Rambutnya masih dikepang 2 seperti biasa, tapi dia tidak mengenakan seragam SMP-nya. 


Sebagai gantinya, dia memakai tank top, hoodie tipis berwarna pink, dan celana pendek lebar. 


Itu bukan pakaian rumah, tapi pakaian yang biasa dia kenakan saat pergi di hari libur. 


Memang itu tidak aneh karena sekarang ada tamu, tapi yang jadi pertanyaan adalah apa pria-pria berbaju jas dari berbagai negara ini benar-benar tamu.  


"...Aku pulang. Lemon, siapa mereka ini?"  


"Begini, mereka ingin membicarakan sesuatu tentang aku! Terutama dengan Onii-chan!"  


"...Tentang mu, dengan aku? Apa maksudmu?"  


Aku tidak mengerti, tapi setidaknya ini bukan tentang mafia yang menyerbu dan menguasai rumah kami.  


Aku melepas sepatu di pintu masuk yang penuh sesak dan melemparkannya ke dalam rak sepatu, menaruh tas di lorong, lalu masuk ke ruang tamu sambil membawa kantong belanjaan. 


Aku terkejut melihat lebih dari 10 pria berbaju jas duduk mengelilingi meja, tapi aku melanjutkan ke dapur dan mengeluarkan daging dari kantong belanjaan untuk dimasukkan ke kulkas. 


Sisanya bisa ditaruh di meja dapur karena tidak perlu disimpan di kulkas.  


Ketika aku kembali ke ruang tamu, pria botak yang tadi berdiri di sebelah Lemon melangkah maju dan dengan sopan menyerahkan kartu namanya. 

 

"Maaf tiba-tiba datang seperti ini. Anda adalah Sakura Saku Taichi, kakak dari Sakura Saku Lemon, kan? Saya adalah... begini. Saya bukan orang yang mencurigakan."  


"Dengan penampilan seperti itu, sulit untuk tidak curiga... Tapi, 'Petugas Khusus Kementerian Luar Negeri'?"  


"Ya, meskipun terlihat seperti ini, saya adalah pegawai negeri. Jadi, tenang saja."  


"Maaf, Onii-chan. Bolehkah saya juga memperkenalkan diri?"  


Setelah pria botak yang ternyata adalah pegawai negeri dan bukan mafia itu, satu per satu pria-pria berbaju jas itu mulai memperkenalkan diri dan menyerahkan kartu nama mereka. 


Meskipun bahasa Jepang mereka lancar, kartu nama mereka lebih banyak menggunakan bahasa asing daripada bahasa Jepang. 


Aku hanya bisa membaca nama dan jabatan mereka.  


Dan yang mengejutkan, sebagian besar dari kelompok pria berbaju jas yang mencurigakan ini ternyata adalah diplomat luar negeri. Yang lainnya memiliki jabatan dengan nuansa serupa.  


Aku semakin bingung, dan pria botak—yang menurut kartu namanya bernama Shiraki—tersenyum dengan wajah yang cukup menakutkan dan mulai berbicara mewakili kelompok itu.


"Semua orang di sini dikirim untuk suatu tujuan. Kami ingin berbicara dengan Anda tentang adik Anda."  


"...Baiklah, tapi apa ini akan lama? Aku harus menyiapkan makan malam, jadi kalo bisa, tolong bicarakan nanti atau besok."  


"Ah, jangan khawatir tentang makan malam hari ini. Sebagai permintaan maaf, kami akan memesan makanan untuk Anda. Silakan pilih apa saja yang Anda suka. Kami akan mengaturnya agar tiba saat pembicaraan selesai."  


"Hore! Kalo begitu, aku mau sushi dan steak!"  


Lemon langsung mengangkat kedua tangannya dengan wajah bersemangat, seolah-olah air liurnya hampir menetes.  


"Kau terlalu cepat merespons. Dan juga, tidak punya batasan. Setidaknya pilih salah satu."  


"Tidak boleh, Onii-chan! Kalo satu-satu, kadang-kadang aku masih bisa memakannya, tapi kalo keduanya sekaligus, Onii-chan pasti tidak akan mengizinkannya! Kalo tidak sekarang, kapan lagi?!"  


"Tapi memanfaatkan orang lain seperti ini..."  


"Ah, tidak apa-apa. Ini akan dibayar dengan biaya dinas, jadi tidak memengaruhi kantong saya."  


"...Baiklah. Kalo begitu, tolong pesan setengah sushi tanpa wasabi. Dia tidak bisa makan wasabi."  


Berbeda dengan adikku yang ceria dan bersemangat, aku tidak bisa langsung senang meskipun tahu akan ada makanan enak. 


Masalahnya adalah kenapa pria-pria ini datang ke rumah kami.  


"Jadi, apa yang dia lakukan? Kalk dia merepotkan, aku akan meminta maaf secara resmi."  


"Onii-chan, kenapa kau langsung berpikir seperti itu? Kenapa kau langsung berasumsi kalo aku merepotkan orang?"  


"Lihatlah tingkah lakumu sehari-hari. Lagipula, banyak pegawai Kementerian Luar Negeri dan diplomat yang datang, ini bukan hal biasa."  


"Kalo begitu, mari kita langsung ke intinya... Onii-sa , apakah Anda tahu bahwa G24 sedang berlangsung di Singapura saat ini?"  


"Secara garis besar, ya. Itu konferensi internasional yang dihadiri oleh negara-negara anggota, kan?"  


Pria botak bernama Shiraki itu mengangguk puas dengan jawabanku.  


"Hari ini, di sebuah hotel mewah di Singapura, pertemuan itu diadakan dengan alasan perlindungan lingkungan, tapi sebenarnya lebih seperti pertarungan antara negara-negara. Dan di tengah pertemuan itu, tiba-tiba... adik Anda muncul."  


"..........................Hah?"


"Ah, lebih baik melihat daripada menjelaskan dengan rumit. Silakan lihat ini."  


Begitu kata pria itu sambil menyerahkan tablet. 


Dengan sekali sentuh, video yang sedang dalam mode standby mulai diputar. 


Sepertinya ini adalah rekaman dari konferensi internasional tersebut, di mana para pejabat tinggi dari berbagai negara sedang berbicara, tapi tidak ada suara yang terdengar.  


"Kami menghapus sebagian audio karena mengandung informasi rahasia. Masalahnya terjadi setelah ini."  


"Aku punya firasat buruk tentang ini............hm?"  


Layar menunjukkan sudut pandang yang agak jauh, di mana tujuh pejabat tinggi, dipimpin oleh seorang pria asing berambut putih, sedang mengadakan rapat. 


Tiba-tiba—benar-benar tiba-tiba—sepasang kaki seseorang muncul di atas meja.  


Seolah-olah jatuh dari atas, dan seketika volume yang sebelumnya hilang kembali, dan suara-suara panik dalam bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya mulai terdengar.  


Di dalam layar, suasana menjadi sedikit panik. 


Para pejabat tinggi itu berdiri terburu-buru dan diperintahkan untuk mundur oleh orang-orang yang tampaknya adalah pengawal. 


Tapi... yang membuatku penasaran bukanlah itu, melainkan pemilik kaki yang terus muncul di layar.  


Sepatu sneaker yang dia kenakan, itu jelas-jelas...  


『Ah, ah. Sihir terjemahan, apa berfungsi dengan baik? Semuanya berisik dan aku tidak bisa mendengar dengan jelas, apa ini tidak masalah?』

  

Ya, suaranya juga tidak salah. 


Artinya, pemilik kaki ini pasti Lemon.  


Sebenarnya, sejak pria bernama Shiraki itu memberikan pengantar dan rekaman rapat diputar, aku sudah menduga itu Lemon. 


Tapi ketika benar-benar terungkap kalo itu Lemon, itu tetap saja mengejutkan.  


Aku hampir menoleh ke Lemon untuk bertanya apa yang dia lakukan, tapi sebelum itu, ada gerakan di dalam tablet.  


Seorang pria berbaju hitam yang sepertinya adalah pengawal muncul di sudut layar, dan tiba-tiba mengarahkan pistol di kedua tangannya. 


Sebelum aku sempat berpikir, suara tembakan yang keras bergema.  


"Apa... Hei, dia menembak?!"  


"Biasanya mereka akan mencoba menahan dulu. Tapi karena seseorang tiba-tiba muncul dari tempat yang kosong, dia mungkin panik."  


"Tapi langsung menembak? Itu juga anak kecil..."  


"Di luar negeri, teror yang melibatkan anak-anak tidak jarang terjadi. Dalam arti itu, tindakannya bisa dianggap benar, tapi..."  


Pria bernama Shiraki itu terlihat ragu-ragu, mungkin karena hasilnya tidak sesuai harapan.


Meskipun adik perempuanku baru saja tertembak, aku masih bisa melakukan percakapan seperti ini karena Lemon, yang seharusnya tertembak di dalam layar, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan. 


Selain itu, dia bahkan dengan santainya memberi spoiler dalam kondisi sehat seperti sekarang.


『Hmm, ternyata fungsi Cradle-san berjalan dengan baik! Itu berarti terjemahan juga berfungsi, jadi semuanya, perhatikan aku!』


Berkat sihir yang dia banggakan, Lemon sepertinya tidak mengalami luka sedikit pun. 


Kamera kemudian melakukan zoom out, menampilkan seluruh tubuhnya. 


Dalam seragam sekolahnya, adik perempuanku tersenyum lebar di depan para pemimpin negara yang kebingungan, bahkan lupa untuk melarikan diri.


『Eto, salam kenal, semuanya! Aku adalah putri sihir yang datang dari Jepang!』  


Mendengar suara yang sangat memalukan itu, aku secara refleks menyentuh layar dan menghentikan video.  


"Ah, Onii-chan, kenapa dihentikan?! Ini pertama kalinya aku melihat ini, aku sangat menantikannya, lho?!"  


Protes Lemon terdengar, tapi saat ini aku benar-benar tidak bisa melihat wajahnya.  


"...Aku tidak ingin melihat kelanjutannya."  


"Saya mengerti perasaan Anda, tapi tolong tontonlah. Ya, saya juga merasa tidak nyaman membayangkan jika putri saya melakukan hal yang sama."  


"Serius? Aku merasa gemetar aneh. Tubuhku benar-benar menolak, tapi tetap saja?"  


"Pembicaraan tidak akan bisa berlanjut tanpa ini. Saya mengerti perasaan Anda, tapi tolong bersabarlah. Anggap saja seperti menonton pertunjukan anak-anak di taman kanak-kanak."  


"...Apa yang terjadi selanjutnya tidak bisa dilihat dengan santai seperti itu? Ah, sial, tidak ada pilihan lain!" 

 

Kalo yang melakukan ini bukan adikku, aku pasti akan menolak. 


Tapi karena ini keluarga, aku harus menerimanya.  


Dengan hati-hati, aku menyentuh tablet dan memutar video. 


Sementara para pejabat tinggi dan pengawal terlihat sangat terkejut, Lemon justru terlihat sangat bersemangat.  


『Jadi, di sini ada orang-orang dari negara-negara penting di dunia, dan aku pikir ini kesempatan yang tepat untuk mampir! Aku akan langsung menyampaikan maksudku dan pergi, jadi tolong beri aku sedikit waktu, ya!』 


『××××××! ××××! ×××××××××!』  


[TL\n: itu emag dari rawnya gitu.]


『Oh, terjemahannya berfungsi dengan baik. 'Dari mana kau datang?' Seperti yang sudah kukatakan, aku bisa menggunakan sihir, jadi aku melakukan teleportasi ke sini. Yah, aku senang itu berhasil. Aku berencana untuk muncul dengan dramatis, tapi aku malah muncul dari bawah meja, sungguh memalukan.』

 

『×××!? ×××××××! ××××××!』  


『××××××. ××××? ××××××××?』  


『Ya, ya, ini bukan sulap. Sebagai bukti kalk ini benar-benar sihir—[Dingin yang membekukan segalanya, 'Taring Es Bulan']!』


Begitu Lemon mengucapkan mantra, tiang-tiang es raksasa muncul dari tangan kanannya yang terulur. 


Gumpalan es transparan yang mencapai langit-langit tinggi ruangan itu tiba-tiba muncul, menyebabkan teriakan dan suara terkejut memenuhi ruang konferensi. 


Ya, tentu saja mereka akan terkejut.  


Yang tidak aku mengerti adalah kenapa Lemon melakukan hal seperti ini...  


『Tenang, tenang! Seperti yang kalian lihat, aku bisa menggunakan sihir. Yang tadi adalah sihir yang relatif lemah, dan aku bisa menggunakan sihir yang lebih kuat lagi. Jadi, sebagai putri sihir, aku ingin membuat satu deklarasi di sini sebagai bagian dari perdamaian dunia!』

  

『×××××××?』  


Ketika pria berambut putih itu mengeluarkan suara penuh keraguan, Lemon dengan tegas mengangkat tangan kanannya.  


『Aku pikir, kalo ada senjata kuat, perang akan terjadi. Jadi, aku akan menyegel semua senjata di dunia! Aku akan membekukannya seperti ini!』 

 

『××××?! ××××××××××!』  


『××××××? ×××, ××××××××?』  


『Ah, pabrik senjata? Dan lokasi pangkalan? Aku bisa mengetahuinya dengan sihir 'Kata Suci'. Dan apa pun yang aku bekukan dengan sihirku tidak akan mencair selama sekitar 100 tahun, tidak peduli apa yang kalian lakukan. Oh ya, kalo ada yang memulai perang, aku akan datang dan menghukum kedua belah pihak! Kalian bisa melihatnya dengan melihat ke luar jendela itu!』

  

Mendengar kata-kata Lemon, meskipun hampir panik, semua orang perlahan mendekati jendela yang ditunjuk. 


Dan ketika seseorang melihat ke luar, mereka berteriak ketakutan.  


Kemudian, sudut pandang kamera bergerak menjauh dari Lemon dan mengarah ke jendela, dan apa yang terlihat di sana adalah...  


"..................Apa itu? Apa itu naga?"  


"Sepertinya begitu. Lemon, jenis apa itu?" 

 

"Di dunia sana, itu disebut naga penyembur api. Kalo mau menyebutnya, mungkin naga merah. Itu naga biasa yang bisa dipanggil tanpa perlu kontrak."  


Naga itu sudah jelas bukan hal yang biasa. 


Sungguh keterlaluan, dia benar-benar mengabaikan semua norma dunia ini.  


Menurut Lemon, 'naga biasa' itu—meskipun ukuran pastinya tidak jelas melalui layar—paling tidak jauh lebih besar daripada helikopter. 


Mungkin bahkan lebih besar dari pesawat Cessna.


Makhluk besar seperti itu terbang di luar pasti akan menimbulkan kegemparan, tapi...  


『Itu adalah makhluk yang aku panggil, jadi tidak berbahaya! Tapi, kalo dia mau, dia bisa membakar gedung ini, dan dia tidak bisa menahan diri, jadi jangan membuatnya marah, oke?』

  

Dia mengatakan hal yang sangat menakutkan dengan senyuman. 


Fakta kalo dia adalah adikku membuatku sedih.  


『Aku akan segera mengembalikannya, tapi kalo kalian berperang atau melakukan hal buruk, aku akan mengirimnya ke sana. Atau aku akan datang sendiri dan memastikan kalian semua dibekukan dari pinggang ke bawah atau tersengat listrik! Oh ya, mulai sekarang, misil, pesawat tempur,tank, dan senjata lainnya di seluruh dunia akan dihancurkan atau dibekukan. Kalo kalian bilang, 'Ini digunakan untuk bantuan bencana!', kalian harus menunjukkannya dengan jelas, atau aku tidak akan menerima keluhan kalk salah menghancurkannya!』

  

『×××!? ×××××××!』  


『Ya, ya, ini memang sewenang-wenang. Tapi lihat, aku akan menghancurkan senjata dari semua negara secara adil, dan kalo ada yang memulai perang, aku akan menghancurkannya. Jadi, tidak masalah, kan? Kalo yang kuat bisa memaksakan kehendaknya, maka aku, sebagai putri sihir, adalah yang paling bisa memaksakan kehendakku.』  


"...Eh. Adikku mengatakan hal yang sangat ekstrem, ya?"  


"Kebetulan, saya juga setuju. Yang paling menakutkan adalah bahwa dia tidak sepenuhnya salah."  


Mendengar kata-kata pria itu, wajahku menjadi masam. 


Memang benar, negara yang kuat dalam perang bisa bertindak besar, sementara negara yang lemah seringkali harus menerima kondisi buruk.  


Jadi, meskipun ada banyak keluhan tentang apa yang Lemon lakukan dengan sihirnya yang tak terkalahkan, sulit untuk mengkritiknya. Sebenarnya, mungkin ada banyak keluhan, tapi...  


"...Menghancurkan senjata seperti misil, itu termasuk kejahatan apa?"  


"Pelanggaran ilegal, perusakan properti, dan banyak lagi. Tapi, itu hanya jika kami bisa menangkap adik Anda. Dan... seperti yang Anda lihat, beberapa negara menyambut baik pernyataan adik Anda."  


Dalam video yang terus berjalan, seorang pria tua kecil dan seorang wanita berkacamata yang modis—entah dari negara mana—terlihat jelas dengan ekspresi yang ramah dan mengatakan sesuatu. 


Lemon juga mengangguk dengan puas mendengarnya.


『Ya, ya, aku tidak berharap semua orang akan mengerti, tapi aku senang ada yang setuju. Mulai sekarang, semua negara akan dilarang berperang olehku. Oh ya, aku juga ingin tekanan yang tidak adil dihentikan. Aku pernah dengar bahwa ketika Jepang membuka negaranya dulu, mereka harus menelan banyak ketidakadilan. Aku tidak suka hal seperti itu.』 


[TL\n: meh apa dia lupa pas Perang dunia dua ada Unit yang melakukan eksperimen manusia yang di jalankan di berbagai negara oleh pasukan Jepang, pas mereka melakukan eksperimen itu mereka gak pandang baik anak-anak maupun org dewasa semua kena eksperimennya, eksperimennya-pun, eksperimen yg gak manusiawi dan gak adil, kalo kalian penasaran coba kalian cari aja sendiri dengan kode unit 731.]


『 ××××××××! ×××××?』  


『Eh? Tidak ada tuntutan lebih lanjut. Aku hanya berpikir, kalo aku bisa menggunakan sihir, aku ingin melakukan sesuatu yang berguna. Dan kalo kalian mendengarkanku, aku akan membantu mengatasi bencana alam kalo ada permintaan.』 

  

『...×××? ×××××××?』  


『Gempa bumi mungkin agak sulit... Tapi tsunami membutuhkan waktu untuk mencapai daratan, kan? Kalo begitu, aku bisa membekukannya untuk menghentikannya! Aku juga bisa menangkal topan dan badai, dan serahkan saja kebakaran hutan padaku!』 

  

...Pidato bersemangat Lemon membuat suasana yang tadinya gaduh berubah menjadi sesuatu yang berbeda. 


Di luar jendela, naga merah masih terbang dan sesekali mengintip ke dalam dengan matanya yang besar, dan beberapa pengawal masih memegang senjata mereka, tapi tidak terlihat seperti sedang membidik.  


Semua orang terpukau oleh putri dari dunia lain yang tiba-tiba muncul ini. 


Dengan kekuatan sihirnya yang luar biasa dan ketulusan khas anak-anak yang tidak bisa dibantah.  


Dan sekarang, Lemon di ruang tamu sedang makan apel yang dipotong rapi—entah oleh siapa.  


"Ini terjadi sekitar siang hari. Jadi, setelah mengatakan semuanya, aku ingin pulang, tapi menteri luar negeri Jepang yang hadir bilang ini adalah masalah besar dan memintaku untuk datang ke kantor perdana menteri atau kementerian luar negeri. Jadi, aku menggunakan teleportasi untuk kembali ke Jepang dan pergi ke kantor perdana menteri seperti yang diminta."  


"Kantor perdana menteri..."  


Itu adalah tempat yang hanya pernah kudengar di berita. 


Ketika aku mencoba membayangkannya, yang muncul adalah gedung parlemen. Mungkin itu sangat berbeda.  


Jadi, adikku ini, setelah siang hari, menyerbu konferensi internasional di Singapura, mengancam pejabat tinggi dari berbagai negara, dan bahkan bertemu dengan pejabat penting Jepang.  


"...Lemon, boleh aku bertanya sesuatu?"  


"Tentu, tanyakan saja, Onii-chan! Aku bahkan bisa menampilkan kembali momen-momen epikku menggunakan sihir atau saat aku menunggangi naga!"  


"Itu tidak penting... Tapi, kau di Singapura setelah siang hari, lalu ke kantor perdana menteri, kan? Bagaimana dengan sekolahmu?"  


"............................................Eh, itu, ya... Hari ini kebetulan..."


"Sebagai catatan, kalo kau berbohong, konsekuensinya akan buruk. Meskipun tidak ada sihir yang bisa mendeteksi kebohongan, aku bisa tahu kalau kau berbohong."  


"............................................................Eh................Maaf, aku bolos siang ini, aduh aduh aduh?! Onii-chan, sakit, sakit, maaf, aku benar-benar menyesal, aduh?!"  


Begitu dia mengaku, aku langsung mencubit pelipis Lemon dengan kedua tanganku.  


"Kau, ingat tidak, saat kau bilang ingin ikut aku ke sini, kau berjanji pada kakek dan nenek. Kau bilang akan membantu di rumah, belajar dengan giat, tidak bolos sekolah, dan tidak melakukan hal buruk. Apa kau ingin segera berkemas dan kembali ke desa?"  


"Ti-tidak mau?! Aku sudah tidak bisa tinggal di tempat gelap tanpa toko serba ada dalam jarak berjalan kaki atau sinyal internet! Aku ingin menjadi mahasiswi yang tinggal di Nakameguro dan menyebut Shimokitazawa dan Daikanyama sebagai halamanku!"  


"Diam, kau yang lahir di dunia lain dan besar di desa. Meskipun kau bisa menggunakan sihir, itu tidak akan membantumu dalam ujian, tapi kau berani-beraninya bolos."  


"Aduh aduh aduh?! Maaf, maaf, aku tidak akan melakukannya lagi!"  


Aku beralih dari mencubit pelipisnya ke menarik pipinya, tapi meskipun dia masih SMP, wajahnya sudah tidak pantas untuk seorang gadis, jadi aku berhenti.  


"Baiklah, mulai sekarang, kalo kau bolos, kau tidak akan makan selama seminggu. Aku tahu kau pasti memikirkan ini selama kelas, tapi kau menunggu sampai siang karena tidak ingin melewatkan makan siang, kan?"  


"Ugh... Benar sekali, ya..."  


"Dan lain kali, kalo kau pergi jauh, kirim pesan dulu. Aku akan khawatir kalo kau tidak pulang."  


Lemon mengusap pipinya yang memerah dan menjawab dengan lesu, "Baik." Tapi, meskipun aku mencoba membatasi dia, dia bukan tipe yang mudah menurut. 


Dia sudah seperti itu bahkan sebelum bisa menggunakan sihir.  


Tapi, aku tidak pernah menyangka dia akan menyusup ke konferensi dunia dan melakukan hal konyol seperti 'Pilih antara hidup damai atau aku yang menghajar kalian♡'.  


Sambil mengeluh karena mulai pusing, pria botak bernama Shiraki mendekat dengan wajah serius.


"...Dari yang kudengar, adik Anda kebal terhadap semua serangan, kan? Tapi tadi dia terlihat kesakitan. Apakah itu sihir Anda?"  


"Aku berbeda dengannya, aku hanya orang biasa. Tadi itu... mungkin karena Lemon tidak menganggapnya sebagai serangan, tapi sebagai hukuman. Dia pernah menerima candaan seperti itu sebelumnya."  


"Batasan yang cukup ambigu, ya?"  


"Jangan tanya aku. Ya, dia mungkin penyihir yang tak terkalahkan, tapi dia juga hanya seorang siswa SMP yang tidak sempurna. Jadi, kalo dia melakukan kesalahan, wajar kalo aku yang bertanggung jawab."  


"...Anda tidak berniat mengendalikannya, atau memakaikan kalung padanya?"  


"Itu yang ingin kalian lakukan, kan?"  


Dengan tatapan tajam, Shiraki mengangkat kedua tangannya kecil-kecil dan tersenyum kecut. 


Dia memang licik, tapi masalahnya bukan hanya itu.  


"Jadi, aku mengerti kau ikut dari kantor perdana menteri, tapi bagaimana dengan kelompok diplomat lainnya?"  


"Masalahnya sama. Setelah konferensi dihentikan, diketahui bahwa dia berbicara bahasa Jepang, dan menteri luar negeri Jepang terlihat berbicara dengannya. Jadi, berbagai negara menuntut tanggung jawab dari pemerintah Jepang. Ketika kami menyampaikan hal ini kepada adik Anda, dia bilang, 'Aku tidak punya alasan untuk merasa bersalah, jadi beri tahu mereka aku di sini'... Dan hasilnya, beginilah keadaannya."  


"...Lalu, apa masalahnya? Aku belum mendengarnya."  


Para diplomat asing yang duduk dengan tenang di ruang tamu tiba-tiba berdiri serentak, seolah dipicu oleh kata-kataku.  


Dan tanpa isyarat, mereka semua membungkuk dalam-dalam ke arah Lemon.  


『Kami akan memenuhi permintaan Lemon semaksimal mungkin, jadi tolong jangan tinggalkan naga itu!』

 

Hampir 20 orang dewasa memohon dengan sepenuh hati.  


Aku tidak langsung mengerti apa yang mereka maksud dan menatap Lemon, tapi dia juga terlihat bingung.  


...Tapi, mengingat video tadi, aku merasa tidak enak dan berharap itu tidak terjadi, lalu bertanya pada Lemon.  


"...Hei, adikku. Kau kembali ke Jepang menggunakan sihir teleportasi, kan?"  


"Hah? Ya, benar."


"Kalo begitu, aku mau bertanya... apa yang terjadi dengan naga di luar hotel itu?"  


"Apa yang terjadi? Tentu saja.........................................eh............?"  


Ekspresi Lemon yang awalnya tersenyum tiba-tiba membeku dan berubah menjadi senyuman kaku. 


Hanya dengan itu, aku sudah tahu jawabannya dan menutupi wajahku.  


"...Ahaha... Mungkin... aku lupa mengembalikannya, ya...?"  


"...Lupa... Eh, Lemon? Apa kau sengaja meninggalkan naga merah itu untuk menakut-nakuti mereka...?"  


"Ti-tidak mungkin! Aku memerintahkannya untuk tidak menyerang apa pun dan tidak meninggalkan area sekitar gedung itu, jadi dia hanya diam saja! Wah, mungkin dia lapar sekarang..."  


"Bukan itu yang perlu dikhawatirkan! Ayo, cepat pergi ke sana dan kembalikan naga itu! Kau tidak akan makan malam sampai semuanya selesai, mengerti?!"  


"Tunggu, Onii-chan, aku tidak yakin bisa teleportasi dengan sekali coba?! Pesanan makanan akan segera tiba, kan?!"  


"Ah, ya, sebentar lagi. Mungkin kurang dari 5 menit lagi."  


"Kalo begitu, kau punya waktu kurang dari 5 menit untuk kembali. Cepat pergi. Kalo kau tidak sempat, kau bisa makan daging naga saja."  


"Waaaaaah, sushi dan steakkuuuuu!"  


Lingkaran cahaya putih muncul di atas dan di bawah Lemon yang berteriak keras.  


Cahaya itu membanjiri tubuh Lemon, menghubungkan kedua lingkaran, dan seketika cahaya itu meledak dan menghilang.  


Ini pertama kalinya aku melihat sihir teleportasi secara langsung, tapi ternyata itu cukup biasa. 


Aku mengira akan ada sesuatu seperti lingkaran sihir yang muncul.  

Dan ada satu hal lagi yang aku sadari.  


"...Dia tidak menggunakan mantra dramatis seperti sebelumnya..."  


Artinya, dia bisa menggunakannya tanpa perlu mengucapkan mantra. 


Jadi, kalk sihir itu sendiri adalah sesuatu yang sudah dikembangkan... apa mantra itu hanya kreasi Lemon?


"...Aku baru saja mengetahui fakta menyakitkan yang tidak terduga..."  


"Onii-san juga mengalami kesulitan, ya. Aku mengerti. Putriku juga sepertinya menulis puisi setiap malam... Dia menulisnya di Hp-nya, jadi aku tidak pernah melihat isinya."  


"Lebih baik kah tidak melihatnya. Percayalah. Tidak ada yang akan bahagia."  


"Sepertinya begitu. Kalo begitu, kami akan pergi sekarang. Pesanan makanan akan segera tiba, dan sudah dibayar, jadi silakan dinikmati."  


"Aku berterima kasih untuk makanannya, tapi tolong jangan membawa masalah aneh ke sini. Lagipula, Lemon adalah sumber masalahnya."  


"Tidak, tidak, Onii-san kau sangat hebat. Apa kau benar-benar siswa SMA? Apa kau sebenarnya seumuran denganku?"  


"...Kalo kau tinggal bersamanya sejak kecil, siapa pun akan menjadi lebih dewasa."  


Dengan jawaban yang disertai desahan, pria bernama Shiraki hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa, lalu berbicara sesuatu dalam bahasa Inggris dan pergi bersama kelompok diplomat.  


Begitu aku sendirian, rumah tiba-tiba terasa sangat besar, dan tanpa sadar aku menyalakan TV. 


Karena tidak ada acara yang ingin kutonton, aku membiarkannya di saluran yang Lemon tonton kemarin, dan ternyata sedang ada berita.  


『Nah, makhluk misterius yang tiba-tiba muncul di Singapura sore ini masih terlihat melayang di sekitar hotel. Apakah itu benar-benar makhluk hidup, monster, atau naga, identitasnya masih belum diketahui──oh, ada sosok seperti manusia muncul di dekat naga itu! Apa itu──』

  

Aku hanya bisa mendengar suara tegang reporter di lokasi sebentar sebelum akhirnya mematikan TV dengan remot.

  

Mungkin, di internet, naga itu sedang menjadi topik utama. 


Dan dengan munculnya sosok misterius di dekatnya, perdebatan pasti akan semakin memanas.  


"...Debut dunia sehari setelah aku bilang jangan pamer. Dia mungkin tidak bermaksud pamer, dan yang dia inginkan hanyalah menjadi pahlawan keadilan..."  


Tapi, dengan kesan lebih seperti ingin menguasai dunia, sejauh mana ini sesuai dengan keinginan Lemon?  


Untuk saat ini, aku yang tidak bisa mengikuti kecepatan perkembangan ini hanya ingin melarikan diri dari kenyataan dan makan sebanyak-banyaknya, jadi aku sangat menantikan pesanan makanan itu.




 

Posting Komentar

نموذج الاتصال