Kamu saat ini sedang membaca Man'nen o ikiru heiwa shugi vu~anpaia, itsunomanika sekai saikyō ni ~ ore ga maō-gun shiten'nō de aratana shiso? Dare to machigatten no?~, chapter 4. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw
"Cuacanya... bagus juga……"
Setelah mengucapkan itu, aku baru sadar kalau langitnya mendung.
"Ha! Mendung yang luar biasa ini seakan mencerminkan hati kita semua!"
Hatimu mendung, Eleonora!?
Matamu juga kayaknya lagi mendung tuh!
Lalu, orang-orang di sekitarku menunggu seolah-olah aku masih akan mengatakan sesuatu.
Bagimana, ya.
Coba pakai salah satu kalimat favoritku dari novel yang dulu pernah kubaca?
"Hari yang bagus untuk mati."
"Yosh! Kalian semua, ayo kita bunuh di──"
Gedebuk, aku menghantam kepala Eleonra dengan kepalan tanganku.
Apa yang mau kau katakan!?
Eleonora terkapar di tanah.
Yah, aku juga agak sok keren sih, tapi tetap saja!
"Eleonora-sama... tumbang dengan satu pukulan..."
"Menakutkan sekali... sungguh orang yang mengerikan..."
"Bahkan terhadap sesama makhluk sejenis pun... tidak ada ampun..."
"Menyerang makhluk sejenis yang masih muda seperti itu... kalo kita melawan, pasti kita akan langsung dibunuh juga..."
Orang-orang di sekeliling mulai ketakutan.
Waduh, sekarang aku dicap sebagai laki-laki yang tega memukul anak kecil.
"Mo-mohon maaf, Alto-sama," ucap Eléonore setengah menangis. "Uu, aku telah menyela ucapan Anda..."
Karena Eleonora sepertinya tidak bisa berdiri, aku mengangkatnya dengan pelan.
Dengan gaya pengangkatan putri.
Fufu, semoga ini bisa menyampaikan bahwa aku adalah pria yang baik hati?
"Apa... Alto-sama berniat menghabisi Eleonora-sama yang sedang meminta maaf...?"
"Betapa mengerikannya... sesuai dengan wajahnya..."
Kok bisa begitu!?
Kan jelas-jelas aku lagi mengangkat dia dengan lembut!?
"Uu... apa setelah ini aku akan dibanting ke tanah...? Tapi... aku memang telah menyela ucapan Alto-sama... aku sudah siap menerimanya."
Jangan siap-siap seperti itu dongggg!!
Kau serius mau menikah dengar pria sekejam itu!?
Aku pun dengan perlahan mendudukkan Eleonora ke tanah.
Padahal aku belum masuk ke kastil Raja Iblis, aku sudah sangat lelah.
Jabatan Empat Raja Surgawi terlalu berat untuk ditanggung.
"Sudahlah, ayo cepat masuk..."
Kataku sambil menghela napas.
Yap, sebaiknya mulai sekarang aku hindari interaksi terlalu banyak sama orang.
Dengan dipandu Eleonora, aku akhirnya tiba di kamar milikku di dalam kastil Raja Iblis.
Kenapa di kastil Raja Iblis ada kamar khusus untuk ku, sih?
Ini pertama kalinya aku datang ke sini, lho.
Kamarku sangat luas, dan dipenuhi dengan barang-barang mewah.
Sekitar lima orang maid sedang membersihkan ruangan, dan begitu mereka melihatku, langsung sujud ke lantai.
"Ri-rileks saja, ya..."
Setelah aku berkata begitu, para maid melanjutkan pekerjaan mereka dengan ekspresi sedikit takut.
"Astaga, bukankah aku sudah bilang kalo aku akan membawa Alto-sama? Tapi sampai sekarang bersih-bersihnya belum selesai. Kalian pantas dihukum mati!"
"Eh, tidak perlu sampai segitunya juga kan!? Aku tidak masalah, kok!"
Walau baru sebentar bertemu dengan Eleonora, aku mulai bisa menebak kepribadiannya.
Kalo aku tidak bilang aku tifak masalah, dia bisa saja benar-benar menghukum para maid itu.
Bukan soal berhati sempit, tapi dia sepertinya memang tidak punya banyak kelonggaran dalam hatinya.
"Kalian beruntung karena Alto-sama baik hati! Bersyukurlah sepanjang hari ini atas kebaikan Alto-sama!"
" "Ya! Tentu saja, kami akan melakukannya!" "
Para maid menundukkan kepala mereka dalam-dalam dan menjawab serempak.
"Sudahlah, cukup. Cepat selesaikan..."
"Baiklah kalian──muguuoh!?"
Aku menutup mulut Eleonora dari belakang.
Jangan membuat semuanya semakin rumit, oke? Diam dulu sebentar.
Sekitar 5 menit kemudian, bersih-bersih selesai.
Sepertinya, sebagian besar memang sudah dibereskan sebelumnya.
Para maid pamit keluar dari kamar setelah mengatakan, "Silakan bunyikan bel di samping meja jika Anda memerlukan sesuatu."
Aku merasa sangat lelah.
Aku pun menjatuhkan diri di atas tempat tidur.
Tempat tidur besar dan sangat empuk.
Tempat tidur yang biasa kupakai pun tidak buruk, tapi yang ini dua kali lebih nyaman.
Sepertinya aku bisa tidur nyenyak di sini.
"Oh ya, Eleonora."
"Ya, ada apa?"
Eleonora yang sedang hendak duduk di sofa langsung berhenti dan menoleh ke arahku.
"Kau sudah mengatasi kelemahan terhadap sinar matahari, kan?"
Dia datang ke rumahku saat siang hari, jadi pasti dia sudah bisa mengatasinya.
Walau tubuhnya masih tertutup jubah dan tudung, kalau belum bisa menahan sinar matahari, dia pasti hanya bisa beraktivitas malam hari.
"Ya. Baru-baru ini akhirnya aku berhasil mengatasinya. Memangnya kenapa?"
"Setelah rapat nanti, kita piknik yuk. Ayo kita bermain di bawah sinar matahari, atau berenang di mata air."
Aku ingin Eleonora belajar menikmati hidup.
Bukan untuk mengubah kepribadiannya secara drastis, tapi paling tidak biar dia bisa sedikit lebih rileks.
"Eh? A-apa itu... latihan yang mengerikan...? Sepertinya... untukku masih terlalu dini... kalo aku terlalu lama di bawah sinar matahari... aku bisa jadi abu..."
Berarti dia belum bisa!!
Aku bahkan berjemur sambil telanjang di bawah matahari juga tetap baik-baik saja!
"Le-lebih baik aku diajari teknik dasar bertarung saja dulu... kalo boleh..."
Ah, iya. Aku pernah asal ngomong bakal ngajarin dia bertarung.
Lupa total, sih.
Yah, pikniknya batal.
Kalo satu-satunya vampir wanita terakhir ini jadi abu, bisa-bisa vampir benar-benar punah.
"Ngomong-ngomong, rapatnya di mulai jam berapa?"
Aku memutuskan ganti topik.
"Sekitar tiga jam lagi. Mau kuantar berkeliling kastil?"
"Tidak, aku mau tiduran. Kau juga ikut."
"Ma-masih terlalu awal untuk itu bagiku..."
Eleonora berkata sambil wajahnya memerah.
Bukan maksudku yang aneh-aneh, weyy!
Aki beneran mau tiduran santai doang kokkk!
◇
Saat aku masuk ke ruang rapat, ternyata aku yang paling terakhir.
Ada meja bundar dengan lima kursi, dan satu-satunya kursi kosong tinggal satu.
Yang sudah duduk adalah Empat Raja Surgawi dan seorang penasehat.
Di surat undangan tertulis kalau rapat ini diadakan atas permintaan penasehat itu.
Di belakang masing-masing dari empat orang yang duduk, berdiri para wakil mereka.
Jadi, termasuk aku dan Eleonora, ada 10 orang di ruangan ini.
Semua pandangan tertuju padaku.
Me-menakutkan sekali...
Tapi aku tidak boleh terlihat lemah, jadi aku berusaha menjaga ekspresi wajahku.
"Kemari, Alto-sama. Silakan duduk di sini."
Eleonora mengarahkan kursi kosong padaku.
Aku menelan ludah dan berjalan ke kursi itu.
Setiap langkah terasa berat.
Rasanya seperti jalan menuju tiang gantungan.
Ya, walau aku belum pernah ke sana sih.
"Kyururun♪ Wajahmu terlihat sangat jahat~!"
Salah satu orang yang duduk di meja bundar berseru.
Dia terlihat seperti manusia perempuan, tapi di punggungnya ada sayap peri.
Atau lebih tepatnya, tubuhnya seperti peri yang diperbesar seukuran manusia.
Berarti dia pasti Titania.
Ratu para peri, yang memang berukuran manusia.
Rambutnya berwarna biru tua sedalam lautan, sangat indah.
Rambutnya mungkin sampai pinggang?
Wajahnya tergolong cantik dan terlihat sekitar usia 18 tahun dalam ukuran manusia.
Aku lebih terbiasa membandingkan dengan manusia, karena waktu yang kuhabiskan bersama mereka lebih lama ketimbang sesama vampir.
Ya, terserah sih. Buatku sendiri juga, ini.
"Eh? Aku sudah memujimu lho~! Aku diabaikan begitu saja, yaaa~?"
Titania berkata dengan nada terkejut.
Waduh, jangan-jangan dia marah?
Kalau aku bentrok sama mereka, aku bisa mati.
Baiklah. Waktunya menjilat.
Dengan sepenuh hati!
"Maaf, aku terpukau oleh kecantikanmu yang luar biasa."
"Araaa~!" pipi Titania memerah. "Kau orang baik, ya~! Memang sih, kau tukang bolos yang tidak pernah datang rapat, tapi ternyata kau baik juga~!"
"Vampir tertua mana mungkin orang baik."
Orang lain menyela.
Itu pasti manusia serigala.
Penampilannya jelas banget: berjalan dengan dua kaki, tubuh berotot berbulu abu-abu gelap, dan mata merah tua.
"Benar juga~ Dulu, waktu perang 200 tahun lalu, kau bertarung sampai akhir bersama Raja Iblis~"
Titania berseru dengan nada ceria.
"Memberikan kerusakan parah ke umat manusia dan para pahlawan~♪"
HAAAAAA!?
Kisah kepahlawanan yang tidak kuketahui malah diceritakan di sini!?