> PROLOG

PROLOG

 Kamu saat ini sedang membaca  Kanojo ni uwaki sa rete ita ore ga, shōakumana kōhai ni natsuka rete imasu  volume 1 prolog. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw







Aku tidak akan pernah melupakan hari itu. 


Aku memiliki seorang kekasih yang telah menjalin hubungan denganku selama hampir 1 tahun. 


Namanya adalah Aisaka Reina. 


Meski kami berkuliah di kampus yang berbeda, tapi kami seumur dan selalu nyambung saat berbincang. 


Dia memiliki penampilan yang sangat cantik, hingga terasa berlebihan untuk seseorang sepertiku. 


Sifatnya pun lembut, dan tidak jarang teman-temanku merasa iri padaku.


Hubungan asmara di bangku perkuliahan cenderung lebih dewasa dibandingkan dengan masa SMA. 


Tentu saja, hubungan kami pun sudah menjadi hubungan yang lebih dewasa. 


Maka dari itu, mungkin tidak heran jika banyak yang merasa iri. 


Aku sendiri merasa bangga bisa berpacaran dengan seseorang sebaik dirinya, sampai-sampai aku merencanakan kejutan yang sepertinya kurang cocok untukku.


"Untuk peringatan 1 tahun, apa ini sudah cukup?"


Gumamku sambil memegang sebotol sampanye mahal yang kubeli khusus untuk kencan peringatan 1 tahun kami. 


Aku bahkan merancang rencana untuk minum sampanye yang dibuat di hari peringatan kami memulai hubungan—sebuah ide yang populer di kalangan pasangan. 


Ini bukanlah sesuatu yang pernah terpikirkan olehku di masa lalu.


Besok, aku juga telah memesan menu Italia yang menjadi favoritnya, dan aku yakin dia akan sangat senang.


Saat semakin dekat dengan rumah, aku merasakan harapan akan bagaimana reaksi Reina nantinya, dan sedikit kekhawatiran kalau semua persiapan ini akan sia-sia.


Tapi, yang menantiku di depan rumah hanyalah pemandangan yang tidak masuk akal—pacarku sedang bergandengan tangan dengan pria lain.


"Ayo putus."


Tidak ku sangka, setelah 1 tahun berpacaran, hubungan ini akan diakhiri dengan cara seperti ini.


──Ini adalah kisah sebulan sebelum aku bertemu dengan Santa.


Kehadiran Santa gadis cantik ini akan mengubah keseharianku secara besar-besaran.


★ ★ ★


"Santa tidak datang meskipun kita sudah bersikap baik..."


Asap rokok yang mulai aku hisap sejak awal tahun ini mengepul di bawah langit dingin. 


Aku, Hasegawa Yuta, mengeluhkan hal itu di taman dekat stasiun.


"Tergantung dari imbalan Santa, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk bersikap baik." 


Mino Ayaka, temanku yang menungguku menghabiskan rokok sambil tersenyum sinis. Dari ekspresinya, aku bisa menebak maksud ucapannya.


"Imbalan seperti apa?"


"Pacar!"


"Sudah kuduga."


Aku menanggapi jawabannya dengan dingin, sesuai perkiraanku, dan Ayaka mengerucutkan bibirnya.


"Apa? Itu wajar , kan? Kebanyakan orang memang ingin hal semacam itu di musim ini." 


"Kalau kau, apa yang kamu inginkan?" dia bertanya sambil memperhatikanku memasukkan rokok ketiga ke dalam mulutku. Ayaka tampaknya sudah tahu jawabanku karena senyumnya sudah merekah.


"Uang."


"Puhahaha! Memang kau sekali!"


Ayaka tertawa lepas seolah sudah menanti-nantikan jawabanku.


"Berisik."


Sekarang giliranku yang mengerucutkan bibir, dan hal itu membuat Ayaka semakin tertawa geli.


"Kau masih belum bisa move on dari mantanmu, ya?"


"Bukan begitu."


"Hahaha, tidak bisa! Aku tidak bisa berhenti tertawa."


"Bukan begitu!"


Aku meninggikan suara dengan kesal, dan akhirnya Ayaka berhasil menahan tawanya.


"Maaf, maaf. Aku benar-benar tidak bisa menahannya."


"Karaktermu buruk sekali."


"Jangan ngambek lah."


Sambil menepuk pundakku, Ayaka menahan tawanyya yang masih tersisa, dan aku hanya bisa menghela napas.


Aku dan Ayaka sudah berteman sejak kelas 2 SMA hingga tahun ke-2 di kampus sekarang. 


Kami juga berada di jurusan yang sama, jadi sering menghabiskan waktu bersama. 


Ayaka, dengan wajah cantiknya yang anggun, cukup populer di kalangan banyak orang.


Tapi, seiring dengan semakin dekatnya hubungan kami, orang-orang mulai menganggap bahwa sifatnya cukup sulit, sehingga pada akhirnya dia belum juga punya pacar.


Aku sendiri tidak membenci sifatnya yang suka menertawakan kesialan orang lain. 


Bahkan, saat aku putus dengan mantan pacarku dan dia menertawakanku, aku justru merasa sedikit lebih lega.


Aku putus dengan mantan pacarku sebulan yang lalu karena dia selingkuh, dan sebagian besar teman-temanku kaget saat mendengarnya dan berusaha menghiburku dengan berbagai cara. 


Aku yang tidak suka melihat mereka seperti itu malah merasa bersyukur pada Ayaka yang menertawakan kejadian itu.


Selain itu, meskipun sebagian orang menganggap bahwa sifatnya agak sulit, Ayaka sebenarnya cukup baik hati. 


Buktinya, sekarang dia mau menemaniku merokok tanpa raut wajah yang menunjukkan ketidaksenangan, padahal dia sendiri bukan perokok.


"Lalu, bagaimana hubunganmu dengan mantan pacarmu? Apa kalian masih saling kontakan?"


"Bodoh, mana mungkin. Mentalku tidak sekuat itu."


"Baguslah, begitu baru benar. Oya apa kau akan ikut? Gōkon?"


[TL\n:Gōkon (合コン) adalah istilah Jepang yang merujuk pada acara pertemuan kelompok untuk kencan buta, di mana pria dan wanita bertemu dalam suasana santai untuk mencari teman baru atau calon pasangan. Acara ini biasanya dihadiri oleh kelompok kecil, misalnya 3–5 pria dan 3–5 wanita yang diperkenalkan oleh teman bersama atau kenalan.]


Ayaka tersenyum dengan mata berkilau. Dia cukup dikenal luas karena sering berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai klub, dan sesekali menjadi penyelenggara gōkon serta mengajakku ikut.


[TL\n: besar cuy.]


"Eh?"


"Aku akan menjadi Sinterklas untukmu!" 


"Ah, ada gajinya, tidak? Kalo ada, aku akan ikut." 


"Tidak! Kenapa aku harus membayarmu dengan uang?"


"Kalo begitu, aku tidak akan ikut."


Aku menekan rokok ke dalam asbak dan meninggalkan ruang merokok.


"Eh, kau pergi?"


"Maaf, aku ada pekerjaan paruh waktu hari ini." 


"Begitu ya. Sampai jumpa, kirimi aku pesan kalo kau ingin mengobrol denganku." 


"Ya."


Setelah memberi salam singkat, aku beranjak pulang.


Aku sebenarnya tidak terlalu suka acara kencan buta.


Alasan bekerja paruh waktu tadi hanyalah alasan mendadak yang aku buat, tapi kalo aku terus bersama Ayaka, dia mungkin akan terus membujukku.


Hari ini, aroma sisa asap rokok yang tertinggal di pakaian terasa sangat mengganggu hidungku.





Selanjutnya

Posting Komentar

نموذج الاتصال