Kamu saat ini sedang membaca Ossananajimi no Imouto no Kateikyoushi wo Hajimetara volume 3 chapter 16. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw
"Onee-chan, ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan mu."
Setelah kompetisi olahraga selesai, aku merasa cemas mempersiapkan perjalanan, dan saat itu, Manami dengan serius mengatakan hal seperti itu.
"Ada apa?"
Aku tanpa sadar langsung duduk dengan sikap tegap.
Manami lalu mulai bercerita...
"Menurutmu, bukankah Kouki-nii itu tidak terlalu tidak waspada, ya?"
Ah, ternyata...
Sepertinya aku pernah mendengar pembicaraan yang mirip sebelumnya...
"Jadi, Manami khawatir, ya?"
"Eh? Onee-chan, apa kau tidak khawatir!? Apa ini ketenangan dari seorang istri sah...?"
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan?"
Reaksi Manami membuat wajahku sedikit memerah.
Semua orang langsung berpikir tentang pernikahan... anak... dan hal-hal seperti itu... Tapi, itu masih terlalu cepat untuk dibicarakan... Ah, bukan itu maksudku!
Sekarang, yang penting adalah Manami.
"Kouki itu baik-baik saja."
Aku mengelus rambut Manami dan berkata begitu.
"Onee-chan..."
Manami memuncungkan bibirnya dengan ekspresi tidak puas.
"Manami, dengar."
"Eh?"
Aku menatap Manami dengan serius dan mulai menyampaikan pikiranku.
"Kau ingat, selama liburan musim panas, kita ber-2 menghabiskan waktu bersama, dan Kouki tidak pernah mencoba melakukan apa-apa, kan?"
"Itu sih..."
Ini adalah segalanya.
Melihat reaksi Kouki saat ini, aku tahu kalo dia tidak pernah membenciku sejak dulu.
Bahkan, meskipun dia memiliki perasaan positif terhadapku, tidak ada perkembangan berarti selama liburan musim panas yang penuh dengan berbagai peristiwa.
"Kouki yang baik kepada Yuki, atau yang terlalu memanjakan Kouhai-nya, yah, itu memang sifat Kouki, jadi aku bisa memaklumi."
Yang lebih penting lagi, Kouki pasti tidak akan pernah melakukan sesuatu yang bisa menyakitiku.
Ini bukan sekadar rasa percaya diri.
Ini adalah kepercayaan yang kuterima karena telah lama mengenalnya.
Tapi, ekspresi Manami masih tidak berubah.
"Apa yang kau khawatirkan?"
"Ketidakwaspadaan Onee-chan..."
"Ketidakwaspadaan...?"
Aku tidak bisa mengatakan kalo aku tidak merasa ada yang salah...
"Onee-chan, kau merasa kalo aku atau Yuki-kun yang menjadi pasangan kencan Kouki-nii, kau merasa itu tidak masalah, kan?"
"Itu..."
Aku tidak bisa sepenuhnya membalas itu.
Lebih tepatnya... sebenarnya, aku memang sempat berniat untuk membiarkannya pergi.
"Kan mereka sempat bilang, kalo ada yang dapat MVP, akan ada yang berkencan dengan Kouki-nii..."
Manami pasti sudah berusaha keras selama kompetisi olahraga.
MVP adalah sesuatu yang sama sekali tidak bisa aku raih... Dan Kouki pasti akan memuji Manami atas usahanya...
"Hmmm?"
"A-apa...?"
Entah kenapa, Manami menatapku dengan mata yang agak menyipit, seolah-olah ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.
"Onee-chan, kau pikir kalo aku yang jadi lawannya, Kouki-nii tidak akan memilih ku, ya?"
"Eh!?"
Aku merasa seolah baru pertama kali melihat ekspresi Manami seperti itu.
Bagi ku, Manami selalu menjadi adik kecilku yang lucu, yang selalu tersenyum ceria dan polos.
Tapi, ekspresi Manami yang baru saja kulihat, sejenak, sulit untuk kutemukan kata yang tepat untuk menggambarkannya...tapi dia terlihat seperti seorang gadis.
"Haha, aku kan sudah bilang ke Kouki-nii kalo aku suka padanya, loh?"
"Eh... itu... um..."
"Yah, selama kalian ber-2 tidak bertengkar besar, aku rasa Kouki-nii tidak akan datang padaku... Maksudku, kalo kalian ber-2 bertengkar, aku juga tidak akan peduli tentang hal itu..."
Kali ini, Manami menunjukkan ekspresi yang berbeda dari biasanya.
Tapi, itu adalah ekspresi yang mencerminkan keseriusan perasaannya...
"Kami tidak akan bertengkar, kok."
Aku merasa perlu memberikan jawaban.
"Eh? Kalo kalian sudah lama berpacaran, pasti akan ada pertengkaran, kan... Ah, tapi Kouki-nii pasti akan menahan diri dan bersabar."
"Eh?"
"Karena Onee-chan, dari raut wajah Kouki-nii gampang menunjukkan apa yang ada di pikirannya. Jadi, kau bisa tahu apa yang dia pikirkan dan menahan diri untuk tidak mengungkapkannya."
"Begitu, ya...?"
Kouki menahan diri...? Bertengkar?
Aku sama sekali tidak bisa membayangkannya... lebih tepatnya, selama ini aku tidak pernah benar-benar bertengkar dengan Kouki.
"Selain itu, sekarang ini, karena Onee-chan sangat mencintai Kouki-nii, pasti sebagian besar hal akan dimaafkan begitu saja."
"Ah, itu...?"
Itu mungkin memang benar...tapi, ketika itu dikatakan langsung seperti itu, wajahku langsung memanas.
"Pada dasarnya, bahkan kau akan membiarkan Kouki-nii berkencan dengan perempuan lain, kan..."
"U-itu... tapi... karena Manami..."
"Benar! Baik Onee-chan maupun Kouki-nii, pasti menganggap ku hanya sebagai adik kalian, jadi kalian lengah, kan?"
Manami tersenyum dengan licik.
"Padahal, usiaku cuma setahun lebih muda dari kalian, lho?"
Manami yang berkata begitu, memandangku dengan ekspresi yang menunjukkan kalo dia bukan lagi adik keci, tapi seorang gadis yang sebenarnya...
"Aku juga tidak akan kalah."
"Hehe... Onee-chan kan sudah selalu menang, jadi seharusnya kau sedikit lengah, tidak masalah kok?"
Dia benar-benar berkata seperti itu meskipun dia yang memulai.
Aku benar-benar merasa kalo Manami benar-benar peduli dan menginginkan yang terbaik untuk kami.
"Ah, kalo saja Onee-chan dan Kouki-nii menikah, mungkin aku bisa lebih mudah menerima semuanya..."
"Menikah!? "
Aku tidak bisa menahan reaksi terhadap pernyataan yang tiba-tiba keluar.
Manami tentu saja tidak melewatkan kesempatan tersebut.
"Selain itu, Onee-chan, Yuki-kun, di sebenarnya punya payudara yang cukup besar, lho?"
"Payudara...? Eh!?"
"Belakangan ini, mereka bahkan kadang bekerja shift bareng, jadi kalo ada kejadian tak terduga yang terjadi di tempat yang kita tidak ketahui, itu tidak akan aneh, kan?"
"Hah... Eh!?"
Apa yang tiba-tiba dia katakan!?
"Jadi, dengar! Kita juga, kan, akan membawa Kouki-nii ke ruang tertutup saat liburan, jadi bagaimana kalo kita maju selangkah di sana?"
"Langkah maju...?"
"Betul. Di perjalanan onsen, kita akan mendekatkan jarak dengan Kouki-nii! Sampai Kouki-nii tidak akan merasa terganggu dengan apapun yang dilakukan Yuki-kun atau gadis lain!"
"Kouki tidak terganggu... bagaimana caranya...?"
Aku sudah sepenuhnya mengikuti irama Manami, tapi tidak ada yang bisa kulakukan sekarang.
Aku tidak punya pilihan selain mendengarkannya dengan tenang.
Memang, aku sudah tahu kalo Yuki sebenarnya punya payudara yang cukup besar, itu jelas terlihat...itu bagus...
Tapi sekarang, aku harus fokus pada apa yang Manami katakan.
"Hehe. Aku punya ide bagus, jadi nantikan saja!"
"Ide bagus...?"
Kalo Manami bilang begitu, aku yakin semuanya akan baik-baik saja...
"Setelah kita kembali dari liburan, Kouki-nii akan menjadi pria yang tidak akan merasa terganggu dengan apapun yang akan dilakukan oleh gadis lain!"
"Benarkah... begitu...?"
Akhirnya, aku merasa seperti sedikit dipermainkan oleh Manami, tapi... selama ini aku tidak pernah merasa dirugikan dengan mengikuti apa yang dia katakan.
Meskipun tadi ada pernyataan tentang persaingan, kami ber-2 bisa saling percaya, dan itu adalah bagian dari interaksi kami.
"Liburan kali ini pasti akan menyenangkan."
"Ya!"