> SIDE STORY

SIDE STORY

 Kamu saat ini sedang membaca  Netoge no Yome ga Ninki Idol datta ~Cool-kei no kanojo wa genjitsu demo yome no tsumori de iru~volume 1 side story. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw


POV MIZUKI RINKA (PERHATIAN: KONTEN SENSITIF)



Seperti biasa, aku pergi ke sekolah. 


Tanpa berbicara dengan siapa pun, aku duduk di tempat ku dan mulai membaca buku, seperti biasanya.


Aku, Mizuki Rinka, mungkin terkenal sebagai idola tipe cool di masyarakat, tapi kenyataannya, aku merasa terasing di sekolah. 


Aku tidak ingat mulai merasa tidak kesepian sejak kapan.


Menghabiskan waktu sendirian sudah menjadi hal yang biasa untuk ku, dan sesekali aku menghabiskan waktu istirahat bersama sahabat ku, Nana.


Setelah sekolah, aku fokus pada aktivitas sebagai idola, dan pada waktu luang di akhir pekan, aku login ke 【Black Plain】.


Itulah rutinitas ku...


Untuk menghindari gangguan dari suara riuh di dalam kelas, aku berusaha tenggelam dalam buku di depan ku.


Tapi, tepat sebelum itu. 


Karena aku memiliki pendengaran yang lebih baik daripada orang biasa, aku tidak bisa mengabaikan percakapan yang terdengar dari belakang.


"Heh, Ayakouji, apa kau main game online ya? Ada lingkaran hitam di bawah matamu."


"Ya mau bagiamana lagi, Black Plain itu terlalu seru... huuuh, ngantuk..."


Suara itu... Ayakouji-kun dan Tachibana-kun.


Sepertinya Ayakouji-kun juga kecanduan bermain di 【Black Plain】


Bermain sampai begadang... Meskipun terasa kurang teratur, aku bisa memahaminya.


"Sungguh game yang luar biasa. Kau bisa melakukan apapun, dan grafisnya sangat realistis... Tentu saja, kustomisasi karakternya juga sangat lengkap, jika serius membuatnya, bisa memakan waktu 3 hari penuh. Itu belum cukup, kualitas gameplay-nya juga sangat tinggi. Mulai dari pertempuran hingga produksi, semuanya ada! Terutama mining, sangat adiktif, bisa membuatmu lupa waktu. Kalo mau aku jelaskan lebih banyak tentang pesona mining ini───"

"Siapapun tolong! Tolong panggilkan ambulans! Ayakouji mengalami kejang!"


"Tunggu dulu, Tachibana. Masih ada banyak yang bisa aku ceritakan. 【Black Plain】 itu──────"


"Aaaaahhh!"


"Menurut perhitungan ku, kemungkinan untuk menghentikan Ayakouji sekarang adalah 0%. ...Mending dengarkan saja, Tachibana."


Mereka masih saja ramai seperti biasa.


Entah kenapa, meskipun hanya sedikit, aku jadi teringat dengan kami, Star☆Mines.


Selain itu, perasaan Ayakouji terhadap 【Black Plain】 begitu jelas terungkap dalam kata-katanya.


Aku bisa merasakan kalo dia benar-benar menikmati game ini dengan sepenuh hati.


...Kalo saja.


Kalo saja aku bisa bermain bersama Ayakouji-kun──────.


"Tunggu, apa yang sedang aku pikirkan...!"


Padahal aku sudah punya suami tercinta, Kaz!


Selingkuh... itu bukan selingkuh.


Aku hanya berpikir alangkah baiknya kalk kita bisa bermain bersama sebagai teman.


"Tapi...mereka agak mirip."


Aku menyadari ada kesamaan antara Kaz dan Ayakouji.


Perasaan mereka terhadap【Black Plain】dan obsesi anehnya terhadap mining. 


Juga, nama mereka yang sedikit mirip.


Itulah kenapa aku merasa ingin bermain bersamanya.


★★★


Minggu malam. 


Aku, yang sudah berjanji untuk bermain dengan Kaz, menyalakan komputerku dan login ke dalam game 【Black Plain】.


Tapi, meskipun waktu yang dijanjikan telah lewat, Kaz belum juga muncul.


"Dia terlambat lagi, ya?"


Kadang-kadang, Kaz memang suka terlambat. 


Sungguh, kau membiarkan istrimu yang berharga ini menunggu......


Dengan sedikit kesal, aku mengaktifkan aplikasi chat untuk game dan mengirim pesan pada Kaz.


"Aku sudah login, lho~"


Begitu kukirim, balasannya langsung datang.


『Maaf, aku segera login.』


Seperti yang dikatakannya, dalam waktu sekitar 1 menit, notifikasi di kolom chat 【Black Plain】 muncul: 'Kaz-san telah login.'


...Hihi, aku ini kenapa? Hatiku terasa berdebar. Apa ini yang disebut kebahagiaan?


Hanya dengan melihat nama 'Kaz', aku merasa senang tanpa alasan.


"Sudah kutunggu~. Lama tidak bertemu."


『Lama? Kita juga bermain game bersama pada hari Minggu lalu, kan?』 


"Berarti itu sudah seminggu, kan! Aku sudah menunggu-nunggu hari dimana aku bisa main game bareng Kazu!"


『Oh ya? Aku juga sudah menantikannya.』


"Benarkah? Tapi aku yang lebih menantikannya! Itu pasti, 100%!"


『Apa yang kau tandingi sih…?』


"Hmm, kalo harus dibilang, mungkin seperti suami istri yang saling bersaing dalam cinta!"


『Apa-apaan itu...』


Aku bisa membayangkan ekspresi Kaz yang keheranan. ...Meskipun, sebenarnya aku tidak tahu seperti apa wajahnya.


Tapi aku tahu. Aku yakin Kaz juga pasti menantikan hari ketika kami bisa bertemu.


Karena kami adalah pasangan suami istri yang terhubung oleh perasaan murni, tanpa bergantung pada informasi dari dunia nyata.


"Hari ini kita mau melakukan apa? Oh iya, aku lagi ingin mancing nih~"

 

『Aku ingin pergi ke tambang dan melakukan mining.』


"Hari ini kita mau melakukan apa? Ngomong-ngomong, aku sedang ingin memancing, lho~"


『Apa kau bot!? Permintaanku tidak pernah dituruti!』


"Kita akan pergi memancing."


『Ini sudah seperti paksaan!』


Kaz selalu menerima keinginanku dengan senyuman.


Itu adalah wujud dari ikatan yang sudah kami bangun, sehingga aku bisa dengan percaya diri menyatakan keinginanku.


Sambil berbincang santai lewat chat, aku membawa Kaz menaiki kapalku menuju laut.


Kami mulai memancing bersama, berdiri bersebelahan.


"Ngomong-ngomong... aku belum menanyakan alasan keterlambatannya tadi."


Biasanya aku tidak terlalu memedulikannya, tapi kali ini aku menanyakan hal itu untuk sekadar bahan obrolan.


"Hei, Kaz. Aku belum mendengar permintaan maafmu karena terlambat, lho."


『Maafkan aku.』


"Kenapa kau terlambat?"


『Aku menonton video musik idol.』


"Hee, jadi Kaz tertarik dengan idol, ya."


『Ya, begitulah.』

 

...Padahal dulu, dia dengan tegas bilang tidak tertarik.


Tapi, seiring bertambahnya usia, minat dan hobi seseorang memang bisa berubah.


Sepertinya Kaz pun tidak terkecuali.


Dengan rasa ingin tahu yang murni, aku memutuskan untuk bertanya.



"Siapa nama idol itu?"


『Bukankah pembicaraan tentang dunia nyata dilarang?』


"Kali ini pengecualian. Beritahu aku."

 

Kalau ternyata namaku yang dia sebut──────.


『Grupnya bernama Star☆Minds. Apa kau tahu?』


『Ya.』


『Aku penggemar Mizuki Rinka.』


──────!


Nafasku terasa sesak.


Aku membaca ulang kolom chat berkali-kali dalam waktu singkat, mencoba menenangkan diri, lalu mengetik balasan dengan hati-hati.


"Oh, begitu."


『Dan dia adalah teman sekelasku. Hebat, kan?.』


"Eh, a... apa!?"


Suara aneh keluar dari mulutku tanpa sadar.


Kaz... ada di kelasku?


"Tenanglah, Mizuki Rinka. Kau ini idol dengan citra yang dingin dan tenang, bukan?"


Meskipun aku mencoba menenangkan diri dengan mengatakan itu, tapi tetap saja, rasa gugupku tidak mereda.


Jari-jariku gemetar sedikit, dan detak jantungku terasa begitu kencang hingga menggema di tubuhku.


"....Apa yang harus kulakukan?"


Haruskah aku mengungkapkan siapa diriku sebenarnya?


Jujur saja, aku takut hubungan kami akan rusak.


Meski aku yakin, Kaz akan menerima diriku apa adanya.


Tapi, kelemahan hatiku menciptakan rasa takut: "Bagaimana kalk dia aian membenciku?"


Apalagi dulu Kaz pernah bilang kalo dia tidak tertarik pada idol.


Dulu, Kaz pernah mengatakan kalo dia harus memilih antara menonton konser idol dan mining, dia akan memilih mining.


Bahkan, dia pernah menyebut kalo menghabiskan waktu untuk idol adalah hal yang sia-sia.


Aku sempat berpikir, mungkin Kaz tidak menyukai keberadaan idol itu sendiri.


Karena itu, aku menyembunyikan kenyataan kalo aku adalah seorang idol, dan sebisa mungkin menghindari pembicaraan tentang dunia nyata agar hubungan kami tetap murni dan tulus.


Tapu, kali ternyata Kaz adalah penggemar Mizuki Rinka... penggemarku──────.


"Kalo aku bisa terhubung dengan orang yang kucintai di dunia nyata juga..."


Aku memutuskan untuk mengungkapkan jati diriku.


Memang ada kemungkinan dia akan membenciku.


Meski aku yakin Kaz akan menerimaku, mungkin saja itu hanya harapan sepihak dariku.


Berbagai pikiran negatif muncul di benakku, tapi aku memutuskan untuk mengambil risiko ini.


Aku ingin mengenal suamiku lebih jauh, dan aku ingin dia juga mengenalku lebih dalam.


Dengan tangan yang gemetar karena rasa gugup yang bahkan melebihi saat konser pertamaku, aku perlahan mengetik di kolom chat dan menekan tombol kirim.


"Aku adalah Mizuki Rinka."


Entah berapa lama waktu berlalu setelah aku mengirim pesan itu.


1 menit? Tidak, mungkin 10 menit...bahkan 30 menit?


Ketika aku memeriksa waktu di Ho-ku, ternyata baru 5 menit berlalu.


Akhirnya, Kaz membalas pesan itu.


『Hahaha. Apa yang kau bicarakan tiba-tiba? Aku tahu itu jelas bohong.』


Aku pun mengetik balasan dengan detail yang tidak mungkin dia bantah.


"Kelas 2-3. Wali kelasnya adalah Pak Sato. Tempat dudukku adalah baris ke-2 dari jendela, kursi paling depan."


Adalah hal yang wajar kalk dia meragukanku, pikirku, sambil mengetik lebih banyak informasi tentang diriku.


Dengan dorongan keberanian itu, aku memutuskan untuk bertanya lebih jauh.


"Siapa kau sebenarnya, Kaz??"


Tapi, tidak ada balasan yang langsung datang.


Diliputi sedikit rasa gelisah, aku akhirnya mengirim pesan tambahan yang mungkin terasa berlebihan.


"Apa kau tidak percaya padaku?"


...Ini pertanyaan yang memanfaatkan sisi lembut hati Kaz. 


Aku sadar, ini cara yang sangat buruk.


『Aku adalah orang yang duduk di baris jendela, paling belakang.』


Wajah seorang anak laki-laki langsung muncul di pikiranku.


"Ayakouji Kazuto-kun, kan?"


『....Benar.』


"Maaf, aku harus logout sekarang."


『Baiklah.』


 

Tanpa pikir panjang, aku langsung keluar dari permainan.


Kaz... Ayakouji Kazuto... Apa ini sebuah keajaiban?


Aku menatap tangan kananku yang bergetar, menyadari kalo semua ini nyata.


Meskipun rasa gugup membuat pikiranku serasa kabur, aku bisa merasakan kalo aku sedikit tersenyum.


"Ah, aku hampir lupa. Aku harus mengirim bukti, supaya dia benar-benar percaya!"


Kaz masih meragukan kalo aku adalah Mizuki Rinka. 


Aku ingin memastikan dia percaya.


Aku mengetik pesan tambahan:

"Besok saat istirahat makan siang, apa kau mau pergi ke kantin bersamaku?"


Kemudian, aku mengirimkan foto selfie sebagai bukti. 


Dengan ini, dia pasti tidak bisa menyangkal lagi.


Setelah itu, aku langsung melompat ke tempat tidurku dan membenamkan wajah ke bantal.


"Jadi Ayakouji Kazuto... Suamiku yang kucintai ternyata ada begitu dekat denganku..."


Tanpa sadar, aku tersenyum lebar. Jantungku berdetak kencang dan sulit untuk tenang.


"Hnnnggggh!"


Karena tidak mampu menahan diriku lagi, aku membenamkan wajahku ke bantal sambil berteriak.


Aku sendiri tidak tahu apakah perasaan ini lebih didominasi rasa bahagia atau malu.


Wajahku terasa sangat panas, dan tubuhku seakan ingin bergerak tanpa henti.


"Kaz... Ayakouji Kazuto... Kazuto-kun..."


Dengan memeluk erat bantal, aku mulai berguling-guling di atas tempat tidur.


Ke kanan, ke kiri, ke kanan lagi, ke kiri lagi... Aku terus berguling-guling──────sampai tiba-tiba tubuhku meluncur jatuh dari tempat tidur.


Duk! Sebuah benturan keras terasa di punggungku.


"Aduh!"


Sebuah suara yang benar-benar memalukan keluar dari mulutku. 


Rasanya sangat sakit...


★★★


Keesokan harinya. 


Seperti biasa, aku datang ke sekolah, duduk di tempatku tanpa berbicara dengan siapa pun, dan mulai membaca buku. 


Rutinitas sekolahku yang biasanya tidak berubah― tentu saja, hari ini berbeda. 


Sejak pagi, jantungku berdegup kencang tanpa henti.


Aku mulai menyadari keberadaan Kazuto-kun yang duduk di bagian belakang. 


Fokusku pada buku yang kubaca benar-benar hilang.


Tidak mampu menahan rasa penasaran, aku mencuri pandang ke belakang.


"Ah―!"


Mata kami langsung bertemu.


Sepertinya, Kazuto-kun juga tak menyangka kalo aku akan menoleh. 


Wajahnya terlihat sangat terkejut.


Karena gugup dan tidak tahu harus berbuat apa, aku spontan melambaikan tangan.


Yang mengejutkan, Kazuto-kun balas melambaikan tangan padaku.


Perasaan senang yang meluap hampir membuatku bersuara, tapi aku buru-buru memalingkan wajah dan duduk tegak kembali.


"......."


Entah sudah berapa kali aku mengatakan ini, tapi jantungku tak kunjung tenang. 


Tapi aku tidak bisa menyalahkan diriku sendiri.


Aku baru saja melambaikan tangan ku pada suamiku di dunia nyata!


"Haaah... Tenanglah. Kau adalah Mizuki Rinka, idol yang terkenal dengan citra dingin dan tenang. Harus lebih terkendali... Ya, ayo lanjutkan membaca."


Membaca pasti bisa membuatku lebih tenang... Tunggu, ada yang aneh. Kenapa tulisan-tulisan ini terasa asing?


Aku sama sekali tidak mengerti artinya──────!


......


Tentu saja tidak. Bukuku terbalik!


★★★


Saat istirahat makan siang tiba. 


Aku melihat Kazuto-kun sedang berbicara dengan teman-temannya, dan sejenak aku bertanya-tanya apakah dia mungkin lupa akan janji kita. 


Tapi, aku segera mengingat kalo suamiku bukanlah orang yang seperti itu.


Meskipun dia terkadang terlambat, dia tidak akan pernah lupa pada janji yang telah dibuat.


Tapi, untuk memastikan, mungkin aku harus memberitahunya.


Aku mendekati Kazuto-kun dan memanggilnya dari belakang.


"Boleh aku minta waktu sebentar?"


"Eh ──────"


Kazuto-kun menoleh ke arahku, dan aku dengan sedikit tegas memastikan.


"Kazuto-kun, kau tidak lupa dengan janji kita, kan?"


"Ah, tidak, aku tidak lupa. Sebenarnya aku mau pergi sekarang."


"Baguslah, kalo begitu ayo kita segera ke kantin. Kalo kita terus berlama-lama di sini, nanti tempatnya jadi penuh."


Untuk sesaat, suaraku terdengar sedikit melengking...!


Melihat dari ekspresinya, sepertinya Kazuto-kun tidak menyadari hal itu.


Meski begitu, aku buru-buru memunggungi dia dan berjalan cepat keluar dari kelas untuk menghindari suasana canggung.


★★★


Sesampainya di kantin, aku dan Kazuto-kun memesan set menu A dan kemudian duduk di tempat yang kosong.


Aku melirik Kazuto-kun yang duduk di hadapanku, dan jantungku berdebar kencang. 


...Dia benar-benar tampan. 


Kalo dipikir-pikir, sepertinya aku sudah mulai memperhatikannya sejak lama. 


Aku khawatir kalo aku terlalu sadar akan hal itu, tapi sekarang aku merasa tidak perlu lagi menahan diri.


".....?"


Tiba-tiba, di tengah keramaian kantin, aku mendengar beberapa bisikan.


"Heh, Mizuki Rinka makan bersama seorang pria."


"Benarkah? Apa itu pacarnya? Tapi, siapa dia? Aku belum pernah melihatnya."


Beberapa siswa laki-laki mulai memperhatikannya, lalu suara dari beberapa siswi terdengar.


"Sepertinya Kazuto-kun cukup akrab dengan Mizuki-san."


"Aku sudah bilang kan? Kalo kita terlalu lama, seseorang bisa merebutnya."


Kazuto-kun memang populer.


Tentu saja, dengan daya tariknya, tidak mengherankan kalo banyak orang yang tertarik padanya.


Tapi, aku sudah menikah dengannya. 


Apa pun yang terjadi, fakta itu tidak akan pernah berubah.


Kami terus berbicara hingga sahabatku, Nana, datang.

 

Aku bisa menghabiskan makan siang dengan suami dan sahabatku. 


Rasanya sangat menyenangkan bisa menikmati waktu bersama seperti ini di sekolah.


Tapi ada satu hal yang sedikit menggangguku.


Selama percakapan, mereka berdua terlihat kebingungan. 


Seolah-olah mereka tidak mengerti apa yang aku katakan.


Apa aku mengatakan sesuatu yang aneh?


Tapi, aku tidak bisa mengingat apa yang salah. 


Aku hanya ingat mengucapkan hal-hal yang biasa saja.


★★★


Pada malam itu, ketika aku login ke【Black Plain】, sebuah pesan dari Kazuto muncul:


『Selamat malam~. Sekarang aku lagi memancing.』


Sangat jarang melihat Kazuto yang biasanya tidak terlalu tertarik pada mancing, kali ini malah melakukannya.


Aku membalas pesan itu dan segera menuju ke pantai tempat Kazuto berada. 


Setelah beberapa saat, aku pun tiba di sana.


『Tidak biasa kau mengajak aku bermain di hari Senin.』


"Karena ada kejadian hari ini. Aku jadi ingin bermain bersama Kaz, meski hanya sedikit.."


『Begitu ya.』


Sejak malam kemarin, rasa semangat ku belum juga reda. 


Aku benar-benar merasakan betapa hidup ini penuh gairah, tubuh dan hati ku bergetar. 


Aku bahkan tidak pernah membayangkan betapa bahagianya aku bisa bertemu dengan orang yang ku cintai dalam kehidupan nyata.


"Sebenarnya, sepanjang di sekolah tadi, aku agak gugup lho~"


『Gugup? Kenapa?』


"Yah, aku sedikit gugup memikirkan kalo aku akan bertemu seseorang di yang mengendalikan Kaz."


『Tapi kau sama sekali tidak terlihat seperti itu. Pagi tadi kau kan sedang membaca buku.』


"Itu hanya aku berpura-pura agar tidak terlihat tegang. Bahkan aku sama sekali tidak ingat isi bukunya."

 

Aku bahkan tidak hanya lupa tentang isi buku itu, aku membacanya dalam posisi terbalik... Tapi aku terlalu malu untuk mengatakannya.


Aku terus larut dalam percakapan dengan Kazuto-kun. 


Waktu yang begitu menyenangkan terasa sangat cepat berlalu, dan tiba-tiba saja sudah lewat pukul 10 malam.


Sebagai seorang idola, aku tahu aku harus menjaga diriku. 


Aku harus segera logout...tapi, di sisi lain, ada bagian dari diri ku yang menolak untuk melakukannya.


『Kau akan logout sekarang, kan?』


Pertanyaan Kazuto-kun membuat ku bimbang. Sebenarnya, aku ingin berbicara lebih banyak denganya.


Setelah berpikir sejenak, aku berusaha mengalihkan topik dengan membicarakan headset dengan mikrofon, meskipun tidak lama kemudian, waktu bersama Kazuto pun berakhir.


Aku merasa sedih, tapi perasaan hangat masih tersisa dalam dadaku.


Aku menghela napas pelan, lalu jatuh terbaring di tempat tidur. 


Suara berderak terdengar saat aku terjatuh.


Pada hari itu, aku bertanya-tanya apakah aku terlihat aneh atau mengatakan hal-hal yang aneh di depan Kazuto-kun. 


Aku sangat penasaran dengan bagaimana Kazuto-kun memandang ku. 


Meskipun kami sudah menikah sejak beberapa tahun yang lalu, ini adalah pertama kalinya kami bertemu langsung di dunia nyata.


Pertemuan ini mungkin menjadi titik awal perubahan dalam hubungan kami. 


Tapi aku merasa kalo perubahan itu sudah mulai terjadi. 


Aku menaruh tanganku di dadaku, merasakan ketegangan yang menyenangkan, dan memandang langit-langit.


"Suamiku tercinta... Ayakouji Kazuto. Suatu hari nanti, aku juga akan menjadi bagian dari keluarga Ayakouji..."


Aku merasa cemas dan gemetar, perasaan ini tak kunjung hilang. 


Aku hanya bisa memikirkan Kazuto-kun...!


"Kazuto... Kazuto Ayakouji... Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto Kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto-kun, Kazuto Kun, Kazuto-kun..."


Begitu banyak nama Kazuto-kun yang terulang dalam pikiranku, berputar-putar tanpa henti.


Aku terbaring di tempat tidur, dan sampai saat aku terlelap, aku terus memikirkan Kazuto-kun...



Selanjutnya

Posting Komentar

نموذج الاتصال