> CERITA 5

CERITA 5

 Kamu saat ini sedang membaca   Tsukushita garina uchi no yome ni tsuite derete mo ī ka?  volume 2,  chapter 1 cerita 5. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makinsemagat+buat dana untuk beli raw

REKENING TABUNGAN UNTUK KEBAHAGIAAN



Selama 3 hari setelah aku dan Riko mengumumkan kalo kami sepasang kekasih, hujan ringan terus turun di Kota Kamakura. 


Wilayah Kanto pun secara resmi memasuki musim hujan, meski sedikit lebih lambat dari biasanya.


Aku pikir banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan musim hujan yang lembap dan menyesakkan.


Tentu saja aku juga termasuk salah satunya.


Tapi entah kenapa, musim hujan tahun ini terasa berbeda dari biasanya.


Rasa tidak nyaman yang biasa menyertai seakan jauh berkurang, dan anehnya, suasananya justru terasa lebih menyenangkan.


Aku baru menyadari hal itu pada malam hari, kira-kira seminggu setelah musim hujan dimulai.


Sepulang kerja paruh waktu, aku langsung pulang dengan tergesa, aku mencoba menghindari hujan yang turun dengan lembap. 


Begitu aku memasuki rumah dan melihat pintu depan dibukakan oleh Riko, aku langsung merasakan suasana di sekelilingku menjadi lebih ringan.


"Hmm?"


Apa itu tadi?


Seolah-olah beban lembap yang menempel di tubuhku tiba-tiba menghilang?


"Minato-kun? Ada apa?"


"Ah, tidak, bukan apa-apa."


Karena aku sendiri tidak yakin apa yang barusan kurasakan, aku buru-buru menggelengkan kepalaku.


Riko memiringkan kepalanya sedikit dengan sedikit bingung, lalu mengikuti langkahku menyusuri lorong rumah dengan langkah ringan.


★★★


Seperti biasa, saat aku masuk ke ruang keluarga yang dipenuhi aroma masakan lezat, pandanganku tertuju pada Hp yang dibiarkan tergeletak di atas meja makan.


Sepertinya Riko sempat menggunakannya sesaat sebelum menyambut kedatanganku.


Layar Hp-nya masih menyala, menampilkan aplikasi kalender.


Hah? Riko melihat kalender lagi?


Entah kenapa, akhir-akhir ini Riko sering kali memeriksa aplikasi kalender di Hp-nya setiap dia ada waktu luang.


Tentu saja aku tidak berniat mengintip.


Tapi, setiap kali Hp Riko terlihat olehku secara kebetulan, yang terlihat di layar selalu kalender.


Apa dia sedang menantikan suatu tanggal penting?


Sambil memikirkan hal itu, aku menoleh ke arah Riko. 


Dia berdiri di dekat jendela, menyingkap tirai dan mengamati keadaan di luar.


"Tadi aku lihat di ramalan cuaca, katanya besok juga akan tetap turun hujan."


Sambil berkata begitu, dia menoleh padaku sambil tersenyum.


"Kalo begitu, pelajaran olahraga besok kemungkinan besar akan diadakan di dalam aula, untuk laki-laki dan perempuan."


"Aku akan senang kalo itu terjadi."


"Senang?"


"Ya. Soalnya, kesempatan untuk gabung dalam pelajaran olahraga bersama itu jarang terjadi kecuali saat hujan. Aku bisa melihat Minato-kun ikut olahraga lagi setelah sekian lama."


"Eh...!?"


Riko mengucapkan sesuatu yang tak terduga, membuatku tak bisa menahan seruan kaget.


"Aku bukan tipe yang pandai olahraga, jadi tidak ada yang menarik untuk dilihat, kan!?"


"Bukan begitu. Aku bisa terus melihat Minato-kun, apa pun yang sedang Minato-kun, lakukan."


"......!?"


Riko menundukkan pandangan, terlihat sedikit malu.


Aku tidak tahu bagaimana harus menanggapi perkataannya itu.


Saat aku masih terbata-bata mencari jawaban, Riko sedikit menurunkan alisnya dan secara alami mengalihkan topik pembicaraan.


"Hujan sih tidak apa-apa, tapi kalo angin berhentinya itu akan menyulitkan..."


Sambil menatap ke luar jendela lagi, Riko bergumam sambil mendesah.


"Apa yang terjadi kalo angin berhenti?"


"Ya..."

 

Sambil tampak putus asa, Riko menutup tirai dan menghampiriku.


"Begini, kalo Minato-kun tidak keberatan... Bolehkah kita menambah satu peralatan elektronik di ruang tamu?" 


Riko bertanya dengan ragu-ragu.


"Tentu saja! Lagipula, kau tidak perlu meminta izinku. Ini juga kan rumahmu Riko..."


"...! ...Iya. Benar juga. Ini rumah kita berdua, ya. Hehe." 


Wajah Riko memerah, matanya berbinar bahagia sambil tersenyum. 


Aku terpana melihat ekspresinya, meski tidak mengerti kenapa dia tiba-tiba tersipu.


"Minato-kun?"


"Ah, maaf! Aku melamun! Ehem, jadi, peralatan elektronik apa yang ingin Riko tambahkan?"


"Sebenarnya, aku ingin membeli sirkulator udara."


"Sirkulator? Yang bentuknya seperti kipas angin itu?"


"Benar! Tapi tidak seperti kipas biasa, sirkulator menghasilkan angin yang lurus sehingga lebih efektif mengedarkan udara dalam ruangan. Saat ada angin, membuka jendela saja sudah cukup untuk mengurangi kelembapan, tapi ketika angin berhenti seperti hari ini, itu jadi sulit... Aku sudah lama berpikir sirkulator akan sangat membantu."


Mendengar penjelasannya, aku spontan berteriak, "Ah!"


Selama musim hujan tahun ini, aku merasa suasana rumah lebih nyaman dari biasanya.


Juga sensasi yang kurasakan saat baru saja pulang tadi───


"Jangan-jangan, Riko...kau sudah mengatasi masalah kelembapan di area lain selain ruang tamu? Misalnya di pintu masuk... Aku baru menyadarinya tadi. Udara di dalam rumah terasa lebih ringan dan nyaman..."


Saat aku bertanya, Riko mengangguk..


"Hehe, sebenarnya..." 


Dengan ceria, Riko melambaikan tangan, mengajakku kembali ke pintu masuk.


"Di sinilah aku menyimpan peralatan rahasianya."


Dengan wajah sedikit bangga, Riko mengeluarkan sebuah kotak plastik dari balik lemari sepatu.  


Di dalamnya terdapat kertas koran yang digulung dan arang bambu.  


"Kertas koran dan arang bambu punya efek menyerap kelembapan. Jadi, aku menaruh set ini di beberapa tempat yang mudah lembab di rumah. Selain di sini, ada juga di bawah wastafel, di dalam lemari pakaian..."  


"...! Aku sama sekali tidak menyadarinya...!"  


Memang, kalo diingat kembali, tidak hanya di ruang tamu dan pintu masuk.  


Bahkan saat berada di dapur atau ruang ganti, aku tidak merasakan ketidaknyamanan lembab seperti yang biasa terjadi di musim hujan tahun-tahun sebelumnya.  


Selain itu, tahun ini aku sama sekali tidak merasakan kesulitan tidur karena udara yang pengap.  


"Jadi karena set ini, selimut juga tidak terasa berat karena lembab?"  


"Ah, di bawah kasur aku juga memasang alas anti-lembab."  


Rupanya, tanpa aku sadari, Riko telah menyiapkan berbagai cara untuk membuat lingkungan lebih nyaman bagiku.  


"Riko, maaf. Aku terlambat menyadarinya. Dan...terima kasih. Pantasan musim hujan tahun ini terasa sangat berbeda."  


"Benarkah? Aku senang. Aku hanya ingin Minato-kun bisa merasa lebih nyaman selama musim hujan."  


"......"  


Tentu saja, perhatian tulus Riko itu sangat menyentuh hatiku.  


"Aku memang tidak terlalu suka musim hujan, tapi berkat Riko, mungkin aku bisa mulai menyukainya."  


Meskipun aku benar-benar berpikir begitu, ketika aku mengatakannya keras-keras kedengarannya terlalu dibesar-besarkan dan aku merasa malu..  


Tapi, melihat senyum Riko yang mekar seperti bunga, aku sama sekali tidak menyesal.  


"Ah, kalo sirkulator itu untuk mengatasi kelembapan di ruang tamu, biar aku yang membelinya."  


Kalo harganya sekitar kipas angin biasa, bahkan kalo kami memilih yang lebih mahal, mungkin harganya sekitar 20.000 yen.

  

Dengan uang hasil kerjaku, itu masih terjangkau.  


Tapi, Riko menolak tawaranku.  


"Jangan khawatir soal uang. Aku akan membelikannya untukmu, oke?"  


"Tidak, tapi aku tidak bisa membiarkanmu───"  


"Aku sudah menyiapkan dana khusus untuk hal-hal seperti ini."


Riko membusungkan dadanya sedikit, lalu menepuk-nepuk area dekat jantungnya dengan bangga.


Ah...dia sangat menggemaskan!


Tunggu, bukan itu maksudku...


"Persiapan apa maksudmu?"


"Tunggu sebentar ya!"


Aku mengikuti Riko dengan mataku saat dia berlari kecil menyusuri koridor sebelum menghilang ke dalam kamarnya.


Setelah menunggu sekitar satu atau 2 menit,


Riko kembali dengan sebuah buku tabungan di tangannya.


"Maaf membuatmu menunggu! Minato-kun, lihat ini."


"...?"


Dengan perasaan bingung, aku menerima buku tabungan yang diserahkan kepadaku.


"Eh, ini buku tabungan Riko? Apa aku boleh melihatnya?"


Isi buku tabungan adalah informasi yang sangat pribadi.


Aku dengar ada orang yang tidak mau memperlihatkan buku tabungan pribadinya, meskipun mereka sudah menikah, tapi apa aku benar-benar boleh melihat hal seperti itu?


Tapi bertentangan dengan kekhawatiranku, Riko mengangguk santai seolah ini bukan masalah besar.


Apa maksudnya ini?


Dengan masih bingung, aku membalik halaman buku itu seperti yang Riko tunjukkan.


Dan saat melihat angka yang tercetak di sana, aku spontan berteriak kaget,


"Apa?! Uang sebanyak ini dari mana?!"


Di sana tertera saldo dengan jumlah yang belum pernah aku lihat sebelumnya───angka dengan digit yang sangat panjang.


Selanjutnya

Posting Komentar

نموذج الاتصال