Kamu saat ini sedang membaca Tsukushita garina uchi no yome ni tsuite derete mo ī ka? volume 2, chapter 1 cerita 9. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makinsemagat+buat dana untuk beli raw
CARA YANG TEPAT BAGI PASANGAN SMA UNTUK MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA (LIBURAN) ③
Pada akhirnya kami memutuskan untuk membeli produk yang Riko inginkan, tapi setelah menyelesaikan pembayaran di kasir, muncul masalah baru.
"Riko, biar aku yang bawa ini."
"Tidak boleh. Aku tidak bisa membiarkan Minato-kun menjadi tukang bawa barang."
Benar. Sama seperti saat kami berbelanja di pusat perbelanjaan sebelumnya, kami kembali berselisih mengenai siapa yang akan membawa barang belanjaan.
Sirkulator pilihan Riko adalah produk berkualitas dengan berbagai fungsi, sehingga memiliki bobot yang cukup berat.
Bagi seorang pria sepertiku itu mungkin tidak masalah, tapi bagi Riko yang seorang gadis, membawanya dengan satu tangan tentu akan terlalu berat.
"Kalo begitu, bagaimana kalo kita berdua membawanya bersama seperti saat di pusat perbelanjaan dulu?"
"...Tapi kalo begitu kita tidak bisa berpegangan tangan..."
Ah, benar juga.
Tentu saja, aku tidak ingin melepaskan genggaman tangan Riko, tapi membiarkan Riko membawa barang berat juga bukan pilihan.
"...Baiklah. Kita punya 2 opsi, kita berdua membawanya bersama dan tidak berpegangan tangan, atau tetap berpegangan tangan dan biar aku yang membawa sirkulator. Silakan Riko pilih."
"...! Dua pilihan itu tidak adil..."
Riko mengerang dan akhirnya berjongkok di tempat, sementara tangannya masih tetap bergandengan dengan tanganku.
Aku tidak menyangka dia akan sampai kebingungan seperti ini, sehingga cukup terkejut.
"Bagaimana kalo Minato-kun yang membawanya sampai Stasiun Ofuna, lalu setelah itu aku yang gantian?"
Dia bertanya sambil menatapku dari bawah, itu membuatku hampir tergoyahkan, tapi demi Riko, aku harus tegas...
"Tidak. Hanya ada 2 pilihan, kita berdua membawa bersama, atau aku yang membawanya sendirian."
"Uuu..."
"Hai, Riko. Aku baik-baik saja, jadi kali ini kamu bisa mengandalkanku."
"Tapi-tapi, itu kan berat?!"
Aku menggeleng sambil tersenyum kecut.
"Tidak berat sama sekali, tenang saja. Aku ini kan laki-laki."
"Tidak berat? Benarkah?"
"Ya."
"...Ugh, terlalu keren..."
"Eh!?"
"Ah! Aku tidak sengaja mengungkapkan isi hatiku...!"
Riko buru-buru menutup mulutnya dengan tangan.
"Tapi kau hebat sekali, Minato-kun. Kau bisa dengan mudah membawa barang seberat itu."
Ucapannya penuh kekaguman membuatku merasa sangat malu.
"Di saat seperti ini, aku baru benar-benar menyadari Minato-kun memang seorang laki-laki, jadi jantungku berdebar-debar. Hehe."
Ah, sungguh. Dia terlalu menggemaskan.
Kalo perbedaan kekuatan fisik antara pria dan wanita bisa membuat Riko memperhatikanku, mungkin mulai hari ini aku harus mulai berlatih angkat beban.
★★★
Karena kami berbelanja dengan santai, ketika keluar dari toko elektronik, waktu sudah menunjukkan tengah hari.
"Riko, apa kau mau makan siang di suatu tempat?"
Ketika aku menanyakan itu tanpa berpikir panjang, Riko langsung mengangguk dengan antusias.
Apa dia sudah lapar?
Aku tidak bisa menahan senyum karena menganggapnya sangat menggemaskan.
Bersama Riko, memang seringkali hatiku berdebar-debar, tapi di saat lain aku juga merasakan kedamaian dan kehangatan seperti ini, dan yang terpenting, frekuensi tersenyumku meningkat drastis dibandingkan ketika aku sendirian.
Belakangan ini, aku memang telah menjadi lebih ceria dibandingkan dahulu.
Kehadiran Riko yang seperti malaikat itulah yang telah mengubah diriku seperti sekarang.
"Kita makan di mana? Riko kau mau makan apa?"
"Minato-kun biasanya kau makan di tempat seperti apa?"
"Hmm, aku tidak terlalu pemilih soal makanan. Biasanya aku ke tempat-tempat murah yang nyaman untuk dikunjungi sendirian."
"Aku juga ingin mencoba tempat seperti itu."
"Tapi itu kan kedai ramen atau warung gyudon?"
"Ya. Aku ingin ke tempat yang disukai Minato-kun."
Meskipun Riko berkata begitu, tentu saja aku tidak bisa mengajaknya ke warung gyudon biasa.
Setelah berpikir panjang, akhirnya aku memilih restoran hamburger yang cukup stylish di antara tempat-tempat yang biasa kukunjungi.