> CHAPTER 2

CHAPTER 2

 Kamu saat ini sedang membaca   Inkya no ore ga Sekigae de Skyubishojo ni kakomaretara Himitsu no kankei ga hajimatta    volume 1,  chapter 2. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw

PELAJARI RAHASIANYA DAN AMBIL TINDAKAN




──Keesokan harinya.

"Mm...? Sudah pagi, ya."

Aku terbangun karena sinar matahari yang masuk melalui celah tirai.

Huff, hari ini aku tidak mengalami kelumpuhan tidur, jadi sepertinya tidak akan terlambat.

Meski begitu, kemarin adalah hari yang benar-benar melelahkan.

Saat pergantian tempat duduk, aku malah dikelilingi oleh tiga gadis tercantik di kelas yang berada di puncak hierarki sosial. 

Tidak hanya itu, aku juga tanpa sengaja mengetahui masa lalu Umiyama Airi, anggota kelompok mereka yang dikenal dengan payudara yang montok.

Awalnya, aku mengira Umiyama hanyalah seorang gadis cantik dengan payudara yang besar, tapi siapa sangka dia telah melalui begitu banyak kesulitan.

Sepertinya memang benar kalo kita tidak boleh menilai seseorang hanya dari penampilannya.

"Hey, Ryota! Kalo kau tidak segera sarapan, nanti Onee-chan akan menghabiskan bagianmu juga!"

"Iya, iya."

Didesak oleh Onee-chan-ku, aku pun bergegas menuju meja makan.

★★★


Setelah menikmati sarapan yang tenang dan elegan, aku tiba di sekolah dan duduk di kursiku, aku lalu membuka tasku dan mengeluarkan light novel yang kubeli kemarin berkat Kaiyama.


Akhirnya, aku mendapatkan edisi cetak dari 'Opa-Sui'.


Aku sangat menantikan sejauh mana ilustrasi dalam edisi cetak ini akan menampilkan adegan-adegan yang lebih eksplisit.


"Sungguh, kenapa seorang otaku seperti dia..."


"Iya, pergantian tempat duduk jadi sia-sia."


"Dia kan hanya tertarik pada dunia 2 dimensi. Aku benar-benar ingin bertukar tempat dengannya."


Saat aku hendak mulai membaca, suara bisikan penuh kecemburuan sampai ke telingaku.


Sepertinya beberapa teman sekelas laki-laki sengaja berbicara cukup keras agar aku bisa mendengarnya.


Haaah... Inilah alasan kenapa duduk di dekat 3 gadis cantik itu menjadi sebuah masalah.


Memang, tempat dudukku yang dikelilingi oleh seorang gadis cantik berpayudara besar, seorang gyaru berkepribadian dingin, dan seorang gadis berambut hitam yang anggun pasti terlihat seperti posisi yang diimpikan banyak laki-laki di kelas ini.


Tapi, untuk seorang otaku-yinkya sepertiku, ini adalah tempat duduk terburuk yang bisa dibayangkan.


Baiklah, aku mengakui kalo aku sempat melihat Umiyama dengan pandang yang cabul, tapi pada dasarnya, aku tidak memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dekat dengan ke-3 gadis itu. 


Kalo aku terlalu terlibat dengan mereka, kedamaian dalam kehidupanku sebagai siswa SMA akan lenyap seketika.


Baiklah, aku akan mengabaikan suara-suara di sekitarku dan kembali fokus pada novel ringan ini.


Hmm... Seperti yang kuduga, adegan di mana sang protagonis menghisap payudara para petualang wanita dan mencuri skill cheat mereka sungguh menakjubkan.. 


Nilai erotisme: 100. Nilai artistik: 100. Yang artinya lulus dengan nilai sempurna.


Ketika aku sedang asyik menikmati novel ini, seseorang tiba-tiba berdiri di depan mejaku.


...Hah?


"Kau... kalo tidak salah, namamu Izumiya, kan?"


Saat aku sedang asik membaca light novel, sebelum aku menyadarinya, Yuria Ichinose sudah berada tepat di depanku.


...Apa!? Ichinose Yuria!?


Gadis berpenampilan gyaru yang mengenakan seragam blazer dengan cara tidak rapi—hanya membiarkan sisi kanan kemejanya terbuka, sementara tasnya dia gantungkan sembarangan di bahunya.


Dengan bibir berwarna merah muda yang terlihat menggoda, kuku yang mengilap dengan cat yang mencolok, serta rambut cokelat terang yang begitu mencuri perhatian, dia tetap tampil menonjol seperti biasanya.


"Aku bertanya, apa benar namamu Izumiya?"


"Eh? Ah, ya! Benar!"


"......"


"U-umm, Ichinose...?"


Ichinose melirik light novel yang ada di tanganku, lalu menyipitkan matanya dengan tatapan tajam.


Apa maksudnya itu...?


"....Aku sudah mengingatnya."


Setelah bergumam pelan, Ichinose langsung duduk di kursinya, yang berada tepat di sebelah kiriku.


Dia...mengingatnya? Apa maksudnya!?


Apa ini seperti kalimat yang sering diucapkan oleh anak-anak Yankii, "Aku sudah mengingat wajahmu", dengan nada mengancam itu?


[TL\n: Yankii adalah istilah slang yang digunakan untuk menggambarkan anak muda yang berperilaku nakal atau berandalan, terutama di kalangan remaja SMA.]


Sungguh buruk...sepertinya Ichinose langsung tidak menyukaiku sejak awal.


Lagipula gyaru yang baik pada para otaku memang tidak ada.


Meski begitu, Umiyama bisa dibilang pengecualian...daripada disebut gadis yang baik terhadap otaku, dia lebih seperti gadis berpayudara besar yang baik kepada semua orang.


Huh? Ngomong-ngomong soal Umiyama... Sepertinya aku sedang melupakan sesuatu...Ah!


Benar. Saat makan siang nanti, aku akan makan bersama Umiyama.


"Selamat pagi, Yuria! Ah..."


Setelah menyapa Ichinose, Umiyama kemudian mengalihkan pandangannya padaku. 


Tanpa mengatakan apa pun, dia mengedipkan mata kanannya padaku.


"Hah? Airi, kenapa kau tiba-tiba mengedipkan mata begitu?"


"Ah, um...tidak ada alasan khusus? Aku tetap imut seperti biasa, kan?"


Umiyama menjawab dengan nada agak gugup, seolah sedang berusaha mengalihkan perhatian.


Tu-tunggu sebentar! Ini terlihat seperti interaksi pasangan yang diam-diam menjalin hubungan, kan!?


Kalo aku adalah seorang otaku-yinkya yang mudah salah paham, mungkin dalam sekejap aku sudah jatuh cinta padanya, tapi...tidak, aku baik-baik saja.


Hanya saja, detak jantungku sedikit meningkat.


Hah...dengan situasi seperti ini, sepertinya saat makan siang nanti akan terjadi sesuatu yang lebih berbahaya...


★★★


"Katsu kare porsi ekstra! Tambahkan banyak kuah!"


Setelah jam pelajaran ke-4 berakhir, saat istirahat makan siang, sesuai dengan janji yang kami buat kemarin, aku datang ke kantin bersama Umiyama, dan seperti yang sudah kuduga, aku harus mentraktirnya katsu kare porsi ekstra (1.000 yen) tanpa sedikit pun keraguan darinya.


Karena aku sudah berjanji, aku tidak bisa mengeluh. Atau lebih tepatnya, aku tidak boleh mengeluh.


Meskipun aku hanyalah seorang otaku-yinkya, aku masih memiliki harga diri sebagai seorang pria.


Tapi sebenarnya menurut ku porsi katsu kare ekstra di kantin sekolah ini cukup besar.


Saat aku memikirkan hal itu, makanan yang keluar dari tempat pengambilan benar-benar di luar dugaan.


Sepiring penuh nasi dengan 8 potong katsu yang tebal, ditambah kuah kari yang hampir meluap dari pinggir piring.


Hanya melihatnya saja sudah membuatku merasa kenyang.


Hari ini, aku (dalam hal sisa uang) akan baik-baik saja hanya dengan 1 onigiri...


Setelah membawa makanan masing-masing, aku dan Umiyama duduk berhadapan di meja dua orang.


Makan siang bersama Umiyama Airi. Kalo aku mengatakan pada diriku di masa lalu kalo hal seperti ini akan terjadi, pasti aku sendiri tidak akan mempercayainya.


Ini adalah ke-2 kalinya aku duduk berhadapan dengan Umiyama sejak kemarin, tapi tidak peduli berapa kali aku melihatnya, kecantikannya tetap setara dengan seseorang yang bisa lulus di Universitas Tokyo, dan ukuran payudaranya...pantas mendapat predikat lulusan terbaik Harvard (tanpa diragukan lagi).


Selain itu, bagi seorang yinkya sepertiku, makan siang bersama seorang gadis adalah sesuatu yang terakhir kali terjadi saat makan siang sekolah di SMP.


Rasa gugup ini benar-benar tidak tertahankan...


Aku harus lebih berhati-hati dalam menjaga etika saat makan.


"Terima kasih karena sudah mentraktirku,hari ini Oh, dan maaf karena aku memesan menu yang cukup mahal."


"Tidak masalah. Anggap saja ini sebagai balasan untuk yang kemarin..."


"Ryota, kau hanya makan satu onigiri saja?"


"Aku tidak makan banyak."


Sebenarnya, karena sisa uangku hanya cukup untuk satu onigiri, aku tidak punya pilihan lain, tapi aku tidak akan mengatakan apa pun tentang itu.


"Ryota kau itu benar-benar orang yang berprinsip, ya."


"Prinsip? Aku?"


"Iya. Sejujurnya, aku tidak menyangka kau benar-benar akan mentraktirku. Kukira itu hanya janji lisan yang bisa saja kau abaikan begitu saja."


Astaga, aku sama sekali tidak dipercaya, ya?


Meskipun aku seorang yinkya, aku adalah orang yang selalu menepati janji.


"Ngomong-ngomong, dari tadi aku merasa ada yang aneh..."


"Hm?"


"Kenapa rasanya dari tadi Airi dan yang lainnya sedang di perhatian?"


Saat aku melirik ke sekeliling dan, benar saja, tatapan penuh kecemburuan serta aura niat membunuh dari para siswa laki-laki tertuju padaku.


Yah...itu wajar saja.


Mungkin Umiyama tidak menyadarinya, tapi dia memiliki popularitas yang setara dengan seorang idola, di sekolah ini, dia memiliki banyak penggemar.


Dan sekarang, gadis yang begitu populer itu justru sedang makan siang bersama yinkya sepertiku, ini pastu bukan sekadar skandal biasa—ini bisa menjadi skandal besar.


Selamat tinggal, kehidupan sekolahku yang damai...


"Hei, Ryota? Apa kau mendengarkan?"


"Eh! Hya, hyai!?"


Saat aku sedang terpaku pada keadaan sekitar, Umiyama tiba-tiba mengajakku bicara.


"Mou~ Mengabaikan orang itu keterlaluan."


"A-aku minta maaf! Tolong maafkan aku, aku akan melakukan apa saja!"


"Kau tidak perlu meminta maaf dengan serius seperti itu... Yah, sudahlah."


Sambil melahap kari dengan sendoknya, Umiyama mulai berbicara.


"Tentang kejadian tadi pagi..."


"U-uh huh."


"Ryota, tadi pagi kau berbicara dengan Yuria, kan?"


Hah... Jadi dia melihatnya? 


Tanpa berhenti, Umiyama terus memasukkan potongan katsukare ke dalam mulutnya, mengunyah, lalu menelannya sebelum kembali berbicara.


"Bisa dibilang kami berbicara, tapi hanya sebatas percakapan singkat... Tapi kenapa kau menanyakan hal itu?"


"Ah, Ryota, saat tahun pertama, kau berada di kelas lain, kan? Kalo begitu, wajar saja kalo kau tidak tahu."


A-aku sama sekali tidak mengerti apa maksudnya.


"Yuria itu, sejak tahun pertama, jarang sekali berbicara dengan laki-laki."


"Eh? Serius?"


"Iya, makanya aku kaget saat melihat Yuria berbicara denganmu, Ryota."


Jadi Ichinose hampir tidak pernah berbicara dengan laki-laki...?


Itu cukup mengejutkan, karena dia yang seorang gyaru, jadi kupikir kalo dia sudah pasti punya pacar.


"Apa yang kau bicarakan dengan Yuria tadi? Jangan-jangan obrolan yang konyol~?"


"Tidak! Dia hanya bilang 'Aku sudah mengingatnya' kepadaku..."


"Yuria bilang begitu padamu? Maksudnya apa?"


Justru aku yang ingin tahu.


"Hmm, 'Aku sudah mengingatnya'... maksudnya apa, ya?"


"Aku juga ingin tahu, jika memungkinkan, tapi...itu agak..."


Ini merupakan rintangan yang terlalu besar bagiku, yang merupakan seorang yinkya untuk, berbicara dengan Ichinose si gyaru yang terlihat pendiam.


"Kalo begitu, bagaimana kalo Airi bertanya pada Yuria?"


"Serius?"


"Ah, tapi tunggu dulu! Kalo begitu, itu tidak akan seru!"


Umiyama menghabiskan katsukare-nya hingga tak tersisa, lalu sambil menyatukan tangannya, dia kembali mengedipkan mata ke arahku dengan gaya khasnya.


"Sekarang aku akan memberitahumu sesuatu yang bagus, jadi coba tanyakan langsung ke Yuria, Ryota."


"Sesuatu yang bagus...? Maksudmu apa...?"


Aku menelan ludah dan bertanya kembali dengan wajah tegang.


"Yuria, saat di sekolah, biasanya selalu bersama Airi dan yang lainnya, kan?"


"Eh? Ah, kalo dipikir-pikir, memang begitu."


"Itu akan merepotkan buatmu yang ingin menanyakan soal kejadian tadi pagi, kan? Kalo Airi dan yang lainnya ada di dekatnya, pasti sulit bagimu untuk membicarakannya. Begitu juga dengan Yuria, kalo Airi atau Rui ada di sampingnya, pasti dia juga sulit berbicara denganmu, kan?"


"Y-ya...memang benar..."


"Jadi! Agar Ryota bisa berbicara dengan Yuria, Airi akan memberitahumu tempat tertentu yang sering didatangi Yuria sendirian. Pergilah ke sana dan tanyakan langsung padanya!"


Jadi, itu maksud dari 'sesuatu yang bagus'.


Tapi meskipun aku tahu tempat itu, tetap saja bagi seorang yang memiliki hurarki paling bawah sepertiku, berbicara satu lawan satu dengan seorang gyaru adalah tantangan yang terlalu berat.


Aku sudah berharap lebih karena Umiyama bilang kalo dia akan memberi informasi yang bagus...kalo begini, lebih baik kalo dia meberi tahuku saja ukuran 3 lingkar Ichinose.


"Aaah! Wajahmu menunjukkan kalo kau merasa ini mustahil!"


"Itu memang mustahil."


"Ryota, kau ingin tahu arti dari 'Aku sudah mengingatnya' yang Yuria katakan tadi pagi, kan? Kalo begitu, satu-satunya cara adalah berbicara dengannya secara langsung."


Itu mungkin seperti yang dikatakan Umiyama, tapi...tetap saja, aku tidak yakin bisa berbicara dengannya.


"Ryota, mumpung kita duduk berdekatan, ayo kita semua akrab satu sama lain!"


"Ta-tapi, aku ini kebalikan dari orang-orang seperti kalian..."


"Dengar, aku tidak tahu bagaimana perasaanmu, tapi setidaknya, kemarin Airi berbicara dengan Ryota dan merasa kalo aku ingin lebih dekat denganmu, Ryota."


Umiyama megatakan itu sambil tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya ke wajahku.


"Itulah sebabnya aku ingin Yuria juga bisa berteman baik dengan Ryota...atau setidaknya, aku tidak ingin hubungan kalian menjadi buruk."


Kata-kata Umiyama terasa berat bagiku. 


Aku tidak menyangka kalo Umiyama memikirkan hal seperti itu...


"Kalo begitu, bukankah lebih baik kalo kau saja yang menjadi perantara antara aku dan Ichinose?"


"Itu membosankan, jadi tidak mau."


"A-apa?"


"Ayo, Ryota! Saatnya Operasi Berteman dengan Yuria!"


Eh... apa hanya aku satu-satunya yang merasa kalo aku sedang dipermainkan oleh Umiyama?


★★★


Pada sore hari itu setelah jam sekolah.

Aku naik kereta dan tiba di suatu tempat yang diberitahukan oleh Umiyama padaku.

 

Jadi ini...adalah arcade di kota sebelah tempat Ichinose sering datang sendirian.

『Belakangan ini, Yuria sering pergi sendirian ke arcade di kota sebelah setiap hari Rabu, tahu? Makanya setiap hari Rabu dia selalu tidak terlalu bersemangat!』

Setelah mendengar dari Umiyama tentang tempat di mana Ichinose sering sendirian, aku naik kereta menuju stasiun di kota sebelah setelah jam sekolah.

Bukan berarti aku sangat ingin tahu apa maksud dari kata-kata yang diucapkan Ichinose, tapi Umiyama sepertinya tidak menyukai hubungan yang canggung antara aku dan Ichinose.

Tentu saja, aku juga merasa tidak nyaman kalo terus dibenci oleh Ichinose, jadi aku ingin memperjelas semuanya...

 

Tapi, jangan-jangan ini hanya akal-akalan Umiyama agar aku menyelidiki apa yang dilakukan Ichinose saat dia sendirian...?

Tidak, mungkin aku hanya terlalu berpikir berlebihan?

Meskipun masih ragu, aku tetap melangkah menuju arcade besar yang terletak di dalam kompleks perbelanjaan dekat stasiun kota sebelah.

Arcade ini adalah tempat yang membawa banyak kenangan bagiku. 

Saat aku masih SD, ibuku sering pergi ke kota sebelah setiap minggu untuk bermain sepak takraw, dan aku selalu megikutinya, menghabiskan waktu bermain di sini.

Entah kenapa, arcade ini menyimpan banyak kenangan bagiku... KalKalo Ichinose memang ada di sini, lebih baik aku segera mencarinya dan menyelesaikan urusanku.


Yah, kalo dipikir-pikir, alasan seorang gyaru datang ke arcade pasti tidak jauh dari hal seperti purikura,kan?


Dengan prasangka seperti itu, aku pun menuju area purikura terlebih dahulu.


"Oh, jadi ini...area purikura."


Belakangan ini, di kalangan para gadis, tren bernama 'cospri'—yaitu mengambil foto purikura sambil mengenakan kostum cosplay—tengah populer, karena itu, selain mesin purikura, di area ini juga terdapat tempat penyewaan kostum cosplay.


Satu-satunya orang yang keluar-masuk area purikura hanyalah gadis-gadis SMA dengan rambut cerah.


Sebagai seorang yinkya, aku merasa tempat ini benar-benar bukan duniaku. Tapi, ada kemungkinan Ichinose ada di sini...


Sambil memasang tatapan tajam, aku berdiri di depan area purikura, menunggu kedatangannya, tapi tidak peduli berapa lama aku menunggu, Ichinose tidak juga muncul.


Lama-kelamaan, aku sadar kalo aku mungkin sudah terlihat seperti orang mencurigakan, jadi, aku memutuskan untuk pergi dari tempat itu untuk sementara.


Tapi kalau dipikir-pikir, tidak mungkin seseorang menikmati purikura sendirian, kan...?


Lagipula, kalo soal purikura, Ichinose pasti akan mengajak Kuroki atau Umiyama juga.


Kalo dipikirkan lebih dalam, alasan kenapa Ichinose datang sendirian ke arcade mungkin karena ada sesuatu yang tidak bisa dia bicarakan dengan kedua temannya.


"Hah... Aku tidak mengerti."


Lagipula, kenapa aku harus memikirkan hal ini sedalam itu?


Ah, sudah cukup. Aku mulai merasa semuanya tidak lagi penting.


Besok, aku akan mengatakan pada Umiyama kalo aku tidak melihatnya.


Taoi, aku sudah membayar 160 yen untuk naik kereta ke kota sebelah, jadi sebaiknya aku bermain dulu sebelum aku pulang.


Aku pun berjalan menuju area UFO catcher yang berada di dekatku.


"Ngomong-ngomong, sepertinya ada kabar di SNS kalo figurine terbaru dari Uma JK baru datang..."


[TL\n: SNS (Social Networking Service) adalah layanan berbasis internet yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, berinteraksi, berbagi konten, dan membangun jaringan sosial dengan orang lain. Contohnya termasuk Facebook, Instagram, Twitter (X), LinkedIn, dan TikTok. Sedangkan UMA JK adalah Uma (馬) berarti 'kuda', dan 'JK' adalah singkatan dari 'Joshi Kōsei' (女子高生), yang berarti 'siswi SMA'.]


Kalo sudah begini, aku mungkin akan mencoba mendapatkannya sebelum pulang—


Tapi, tepat ketika aku hendak berbelok di sudut area UFO catcher, aku melihat sosok seorang siswi yang terlihat familiar.


Rambut cokelat terang, payudaranya yang tidak kalah besarnya dengan milik Umiyama, serta paha besar yang terlihat sedikit dari balik rok.


Tidak salah lagi, itu adalah Ichinose Yuria.


Sepertinya, dia sedang bermain UFO catcher.


Datang sendirian ke arcade hanya untuk bermain UFO catcher... Itu tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan para otaku.


Aku pun segera bersembunyi di balik mesin UFO catcher lain, lalu mengamati gerak-geriknya.


"....Tch. Sama sekali tidak berjalan dengan baik."


Sepertinya dia mengalami masa yang sangat sulit.


Setelah beberapa saat, Ichinose mengeluarkan uang kertas 1.000 yen dari dompetnya dan berjalan menuju mesin penukar uang.


Sejak aku menemukannya, dia sudah mencobanya hampir 10 kali, apa yang begitu dia inginkan hingga dia sampai rela menghabiskan uang sebanyak itu?


Ketika Ichinose mundur untuk menukar uang, hadiah dari UFO catcher yang di amainkan akhirnya terlihat...


Hah? Tidak mungkin... Serius? 


Kenapa... seorang gyaru seperti Ichinose menginginkan ini?


Itu adalah sesuatu yang sama sekali tidak cocok dengan citra seorang gyaru—tapi justru sangat sesuai dengan seleraku.


Sebuah kotak persegi panjang berwarna kuning dengan karakter perempuan tercetak di atasnya, dan pada kotak tersebut tertulis:


"Super Ultimate Explosive Bust Beauty Anime - Chichikyun Prize Limited Bishoujo Figure."


"Pa...Payudara besar (Explosive Bust)!?"


'Super Ultimate Explosive Bust Beauty Anime - Chichikyun' adalah anime R17/9999 yang tayang larut malam setiap hari Sabtu, ditujukan untuk para pria dan wanita dewasa.


Ceritanya sangat kacau—gadis-gadis cantik dalam balutan pakaian renang bertarung menggunakan dada besar mereka demi menyelamatkan negara.


Anime ini bahkan mencetak rekor penjualan Blu-ray tertinggi di era Reiwa sebagai sebuah 'mahakarya' (dalam arti tertentu).


Kenapa Ichinose memainkan UFO catcher di tempat yang hanya menarik perhatian para penggemar berat barang seperti ini?


Jangan-jangan... dia berencana menjual kembali figur ini?"


Memang benar, Chichikyun adalah anime (erotis) yang merajai musim panas tahun lalu sebagai anime super populer.


Tapi, terlepas dari kepopuleran serialnya, figur hadiah seperti ini kalo dijual kembali paling hanya seharga 1.000 hingga 2.000 yen.


Sementara itu, Ichinose sudah menghabiskan hampir 3.000 yen pada mesin ini.


Jelas sekali ini bukan keputusan yang menguntungkan, jadi apa sebenarnya tujuannya?


Aku sama sekali tidak mengerti. Bahkan kalo dia berhasil mendapatkan figur gadis pirang berdada besar dalam balutan bikini ini, apa untungnya bagi Ichinose—


"Hei, maaf, tapi itu mesin yang tadi aku mainkan... jadi?"


Tepat di sebelahku, yang sedang mencondongkan tubuhku ke depan untuk mengintip ke dalam mesin UFO catcher—


" "Ah." "


Dalam belasan tahun hidupku, aku telah mengalami banyak hal.


Tapi, ini tanpa diragukan lagi adalah situasi paling canggung dalam hidupku.


Kebisingan di arcade mendadak mereda.


Saking terkejutnya dengan keadaan ini, aku sampai tidak bisa mendengar suara apa pun di sekitarku.


Di sampingku berdiri seorang gadis cantik, dengan payudara yang sama besarnya—bahkan mungkin lebih dari figur di depanku—serta paha yang montok.


"Kenapa kau...?"


Otaku dan gyaru adalah seperti 'air dan minyak' dan mereka adalah 2 hal yang seharusnya tidak pernah bercampur.


Tapi, entah bagaimana, aku dan Ichinose justru bertemu di depan figur gadis cantik berpayudara besar dari seri Nyuu-Kyun.


Tidak, kalo hanya sekadar bertemu, situasinya mungkin masih bisa diselamatkan.


Kalo seorang otaku sepertiku yang mengincar figur ini, maka pertemuan seperti ini hanya akan berakhir dengan Ichinose berkata, "Otaku memang menjijikkan," dan pergi begitu saja.


Tapi, begitu dia melihatku, hal pertama yang keluar dari mulut Ichinose adalah, "Itu mesin yang tadi aku mainkan."


Dengan kata lain, dia sendiri telah menciptakan situasi di mana dia tidak bisa mengelak dari kenyataan kalo dia juga berusaha mendapatkan figur gadis berpayudara besar itu.


"K-Kau...jangan-jangan kau sengaja melakukan ini untuk memanfaatkan kelemahanku...?"


Wajah Ichinose memerah karena panik saat dia mengacungkan jari telunjuk ke arahku.


Lagi-lagi ini dimulai. Waktunya prasangka terhadap otaku.


Sama seperti Umiyama, sepertinya orang-orang menganggap otaku sebagai makhluk yang senang mencari kelemahan orang lain.


Padahal, bahkan kalo otaku sepertiku mengetahui kelemahan seseorang, aku tidak punya siapa-siapa untuk menyebarkannya.


"Hei... bisakah kau mengatakan sesuatu?"


Saat aku hanya diam dan mengamati situasi seolah ini bukan urusanku, Ichinose berkata dengan suara bergetar.


"Apa kau mencoba menghancurkanku dengan memberitahu semua orang kalo aku mengincar figuran itu?"


"Tenanglah. Aku ke sini bukan untuk tujuan seperti itu."


"Lalu kenapa kau ada di sini? Ini kota sebelah, tahu?"


Itu adalah pertanyaan yang sulit bagiku.


Tidak mungkin aku mengatakan kalo aku mendapatkan informasi dari Umiyama untuk menanyakan tentang kejadian pagi ini.


Kalo begitu...aku harus menggunakan strategi rasa iba.


"Se-sebenarnya aku juga datang untuk mendapatkan figur ini..."


"Eh, jadi kau juga penggemar Milk-tan...?"


Bagus, sepertinya sedikit kesalahpahaman mulai teratasi—

Tunggu sebentar.


'Milk-tan'—kalo dia memanggilnya begitu, berarti tujuannya bukan untuk menjualnya kembali atau diberikan kepada orang lain, kan?


"Ng-ngomong-ngomong, Ichinose, kenapa kau mengincar figur ini?"


Aku bertanya, tapi tidak ada jawaban.


Ichinose hanya memainkan ujung rambutnya yang terjatuh di bahunya dan mengalihkan wajahnya dengan ekspresi malu di wajahnya.


Sikapnya jelas mengatakan kalo dia tidak berniat menjawab.


"Emm... apa untuk diberikan kepada seseorang? Atau jangan-jangan, kau berniat menjualnya kembali—"


Saat aku baru saja mengatakan itu, tiba-tiba Ichinose mendekat dan mencengkram kerah seragamku dengan erat.


"Jangan samakan aku dengan bajingan-bajingan itu!"


Ichinose yang biasanya pendiam tiba-tiba menjadi emosional.


Sepertinya kata 'menjual kembali' adalah pemicu amarahnya.


"Aku...berusaha mendapatkannya sendiri agar tidak tunduk pada penjual barang bekas itu! Jangan samakan aku dengan manusia seperti mereka!"


Ichinose yang marah besar menarik kerahku dengan lebih kuat, wajahnya semakin dekat, seolah-olah akan menandukku.


Saat wajahnya yang begitu indah semakin mendekat, aku tanpa sadar merasa gugup.


Sial...bukannya merasa takut, aku malah terpukau oleh wajahnya. Ditambah lagi, dia wangi sekali.


Ini adalah aroma gadis gayaru... Aroma yang berbeda dengan Misaki, aroma yang kaya dan harum.  


"Apa kau mendengar apa yang aku katakan?"  


Ichinose, yang terlihat sangat marah, sepertinya siap untuk memukulku. Ini buruk.  


Ketika aku berpikir bagaimana cara menyelesaikan situasi ini, hanya ada satu pilihan yang tersisa untukku.  


Sambil masih digenggam di kerah bajuku, aku mengeluarkan dompet dari saku belakang seragamku dan memasukkan 100 yen ke dalam mesin UFO Catcher.  


"Hei, apa yang kau lakukan tanpa izin!"  


"Bisakah kau melepaskan kerah bajuku? Aku perlu fokus sekarang."  


Dalam mode fokus, aku mengatakannya dengan sombong sambil menjentikkan jari-jariku.  


Tapi, yang mengejutkan, Ichinose melepaskan tanganya dan berdiri di sampingku.  


"Eh, kau... sepertinya suasana hatimu berubah."  


Ya, saat aku mulai bermain UFO Catcher, kepribadianku yang lain muncul.  


Sejak kecil, aku telah melatih keterampilan dan konsentrasi ekstrem hanya untuk mendapatkan figur gadis cantik. 


Untuk mengeluarkannya, aku harus masuk ke mode fokus.  


UFO Catcher tidak semudah itu untuk dimenangkan dalam satu kali percobaan. Yang terpenting adalah proses 'mengelus' dengan hati-hati.


Aku mengubah posisi hadiah dengan mengelusnya ke tempat yang tepat, lalu menekannya dengan lengan.


"......Oke, ini dia."


Dengan gerakan tangan yang terampil, aku menggerakkan lenganku dan aku berhasil menjatuhkan figur di depan ku hanya dalam 5 kali bermain.


"Hebat sekali...kau benar-benar hebat."


Apa kau melihat itu, gyaru? 


Inilah kekuatan otaku yang biasanya tidak bisa sombong dalam olahraga atau pelajaran.


Aku mengambil figur dari lubang pengeluaran dan menempelkannya ke payudara Ichinose.


"Ini, untukmu."


"Be-benarkah? Tapi kan kau yang menjatuhkannya... bukankah kau juga menginginkannya?"


"Figur ini bisa didapatkan berkat usaha Ichinose di mesin ini. Jadi ini milik Ichinose."


Aku berkata begitu sambil merapikan seragamku yang berantakan saat kerahku yang dia tarik.


Dalam hati, aku berpikir, "Tolong maafkan aku dengan figur ini untuk hari ini!"


Nah, karena aku sudah memberikan figur itu kepada Ichinose, mari kita anggap hari ini tidak pernah terjadi.


Siapa sangka Yuria Ichinose, si gayaru yang Downer, adalah penggemar 'Nyuu-Kyun'... sebenarnya aku tidak ingin tahu.


"Em, Ichinose, mari kita lupakan hari ini—"


"Kau...jangan meremehkanku?"


Ketika aku mencoba menyelesaikan semuanya dengan baik, Ichinose memotong pembicaraan ku.


"Seorang gyaru, apalagi siswi SMA seperti ku... menyukai anime erotis seperti ini, pasti dianggap aneh, ya?"


Ichinose mengatupkan giginya dengan kuat sambil membuat wajah pahit.


Dari ekspresinya, aku bertanya-tanya apa dia pernah dikomentari sesuatu di masa lalu.


Meskipun begitu, menurutku Ichinose tidak salah.


"Bahkan kalo itu anime erotis yang menampilkan ASI menembak, tidak ada yang salah dengan bangga mengatakan kalo kau menyukai sesuatu yang kau suka... menurutku. Nyatanya, aku sendiri tidak pernah merasa malu dengan hal-hal yang aku suka."


Aku bahkan tidak menyembunyikan sampul light novel yang ku baca. 


Tidak ada yang perlu dipermalukan. Itu karena aku seorang otaku.


"Aku tidak berpikir menyembunyikan hobi itu buruk, tapi merendahkan karya yang kau sukai sendiri sebaiknya kau hindari."


Aku tanpa sengaja memberikan nasihat, meskipun dalam kenyataannya aku berada di dasar hierarki kelas, sementara Ichinose berada di puncak kasta kelas, jadi sebenarnya aku tidak berada dalam posisi untuk berbicara sombong.


"Bagaimanapun, mari kita lupakan apa yang terjadi hari ini. Itu yang terbaik."


"Tidak mau..."


"Hah? Tidak, itu lebih baik untukmu juga, Ichinose—"


"Karena aku juga... seorang otaku!"


Yuria Ichinose tiba-tiba mengungkapkan jati dirinya.


Aku sudah curiga dia agak aneh karena menonton anime erotis seperti 'Nyuu-Kyun'... tapi siapa sangka dia seorang otaku.


Dia bukan hanya gyaru yang ramah kepada otaku, tapi dia sendiri adalah otaku gyaru... sungguh mengejutkan.


"Jadi...selama ini kau adalah otaku yang tersembunyi?"


"Bukan berarti aku sengaja menyembunyikannya. Hanya saja... agak sulit untuk membuka hobi ku ini di depan Airi atau Rui."


Tentu saja.


Rui Kuroki, si gadis sempurna, adalah Yamato Nadeshiko yang jauh dari budaya otaku, sementara Airi Kairiyama, si gadis imut berpayudara besar yang ceria (meskipun sebenarnya dia adalah orang yang pekerja keras), adalah gadis cantik yang diakui semua orang dan selalu mengejar kecantikan... Mengungkapkan diri sebagai otaku di depan mereka ber-2 memang terasa seperti tantangan yang besar.


Lagipula, Ichinose sendiri memiliki penampilan yang sama cantiknya dengan mereka, dengan payudara dan paha yang sempurna, dan gaya tubuh yang menakjubkan... Mungkin justru karena itulah dia tidak bisa membicarakannya.


"Hanya karena aku menyukai anime, teman-teman pentingku pergi... Aku tidak mau mengalaminya lagi. Itu sebabnya aku menyembunyikannya."


Matanya menatap ke arah para siswi SMA yang bersenang-senang di area purikura.


Aku tidak tahu detailnya, tapi sepertinya Ichinose pernah mengalami pengalaman yang menyakitkan di masa lalu.


Hidup sebagai otaku memang sulit, dan itu adalah jalan yang harus dilalui oleh siapa pun yang hidup sebagai otaku. Mungkin itu memang tak terhindarkan.


"Kalo kau sangat menyukai anime, apa kau tidak pernah terpikir untuk berhenti menjadi gyaru?"


"Tidak mungkin. Soalnya aku juga suka nail art, kosmetik, dan fashion sama seperti anime."


"...Oh. Maaf, aku menanyakan sesuatu yang bodoh."


Aku sendiri yang baru saja mengatakan kalo tidak perlu menyembunyikan hal-hal yang disukai.  


"Apa namamu Izumiya?"  


"Y-ya."  


Sepertinya, karena aku berada di dasar hierarki kelas, seperti saat dengan Umiyama, dia tidak ingat namaku.  


"Izumiya, tolong. Jangan beritahu siapa pun kalo aku seorang otaku. Apalagi Airi atau Rui, jangan sampai mereka tahu."  


Sepertinya aku pernah mendengar hal serupa dari Umiyama...  


"A-aku tidak berniat memberitahu siapa pun, kok."  


"Benarkah?"  


"Iya. Lagipula, Pertama-tama, menurutku tidak ada orang yang akan mempercayaiku kalo aku mengatakan itu." 


"...Ah, itu juga benar sih."  


Apa maksudnya "itu juga benar sih"!? Reaksi itu benar-benar menyakitkan, tahu...  


"Kalo begitu, aku bisa tenang. Kalo sampai aku ketahuan kalo aku adalah otaku...itu akan menjadi akhir bagiku."  


Ichinose tiba-tiba kembali ke gaya bicaranya yang datar dan tanpa emosi seperti biasa.  


"Tapi, dalam arti tertentu, ini berarti aku tidak perlu lagi menyembunyikannya di depanmu, kan?"  


Ichinose perlahan membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah buku, lalu menunjukkannya padaku.  


"Ini, aku juga baru saja membelinya. Light novel yang kau baca pagi tadi, 'Isekai de S-kyū bijo no oppai sui makutte chītosukiru mo suiagete yatta', volume 1."  


"O-oppai sui!? Kenapa kau ingat... eh, jangan-jangan!"  


Apa yang Ichinose maksud dengan 'Aku sudah mengingatnya' tadi pagi adalah ini!?


"Pagi tadi, aku ingat judul light novel yang kau baca. Jadi tadi aku membelinya di toko buku di fasilitas ini. Ternyata tinggal satu eksemplar tersisa."  


Tinggal satu eksemplar!? Memang popularitas 'Oppai sui' sangat tinggi... eh, tunggu, bukan itu masalahnya sekarang!  


"I-Ichinose, apa kau juga mau baca itu?"  


"Tentu saja. Kebetulan aku juga sedang mencari light novel baru."  


Jadi begitulah cara dia yang, seorang gyaru, ingat judul light novel yang kubaca di kelas.  


"Tapi kalo begitu... kalo kau memang otaku tersembunyi, lalu kenapa kau bilang 'Aku sudah mengingatnya' pada ku?"  


"Itu... yah, bagaimana ya aku harus mengatakanya. Mungkin itu aku mengatakan nya tanpa berpikir, semacam dorongan impulsif."  


"Tidak, aku tidak mengerti maksudmu."  


"Daripada itu, aku ingin bertukar pendapat tentang light novel. Jadi berikan aku LINE-mu."  


"Pe-pendapat tentang light novel?"  


"Iya. Karena biasanya aku tidak bisa melakukan aktivitas otaku, mulai sekarang aku memutuskan untuk membuatmu menemani obrolan otaku-ku. Baru saja aku putuskan."  


Ichinose berbicara dengan nada datar seolah itu hal yang wajar. Dia sama egois seperti Haruhi.  


"Aku tidak percaya kalo aku akan menjalani kehidupan otaku bersama Ichinose."  


"Kalo kau tidak mau, aku akan memberitahu semua orang kalo Izumiya memandangiku dengan tatapan mesum."  


"Eh, tatapan mesum?"  


"Aku akan memberitahumu ini, aku sadar betul kalo selama pelajaran kau sering melirik pahaku dengan tatapan tajam, lho."  


Na... NANI!? Ternyata dia tahu...?


Jujur saja, aku harus mengakui kalo sama seperti aku sering melirik payudara besar Umiyama, aku juga beberapa kali melirik paha Ichinose sambil berpikir, "Aku ingin terjepit di sana."  


Ternyata, itu semua sudah ketahuan.  


"Kau menjaga rahasiaku, dan aku akan menjaga rahasiamu. Mulai sekarang, kita akan memiliki hubungan seperti itu. Setuju, kan, Izumiya?"  


Ichinose mengangkat sudut mulutnya dan tersenyum seperti anak nakal yang sedang merencanakan sesuatu.  


Dan begitulah, tanpa kusadari, aku mulai membangun hubungan yang sedikit berbeda dengan Ichinose Yuria, si gyaru yang berada di puncak hierarki kelas, berbeda dari hubunganku dengan Umyama.


★★★


"Tidak disangka, Ichinose Yuria, yang menduduki puncak hierarki kelas, ternyata seorang otaku..."  


Setelah mengetahui rahasia Ichinose di arcade di kota sebelah, dan sekarang aku malah terlibat dalam hubungan di mana kami berbagi hobi otaku, aku terus memikirkannya bahkan setelah pulang ke rumah dan berbaring di tempat tidur.  


Memang mengejutkan mengetahui kalo Umiyama Airi, si gadis cantik berpayudara besar, sebenarnya adalah orang yang pekerja keras, tapi lebih mengejutkan lagi mengetahui kalo Ichinose, si Gyaru ternyata adalah seorang otaku.  


Belum lagi fakta kalo karena mengetahui rahasia mereka berdua, dan aku telah mengembangkan hubungan ku dengan mereka di mana aku telah bertukar informasi kontak dengan 2 orang yang memiliki tubuh erotis tersebut.  


Beberapa hari yang lalu, aku hanya seorang otaku-yinkya yang membaca light novel, tapi sekarang aku memiliki hubungan di mana aku berbagi rahasia dengan 2 dari 3 gadis tercantik di kelas, yang menjadi impian semua pria... Sungguh, ini seperti cerita light novel.  


[TL\n: ya ini emang cerita light novel.]


Semua ini terjadi karena perubahan tempat duduk yang membuat Umiyama dan Ichinose mulai memperhatikan ku.  


Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?  


Saat aku terus memikirkan hal itu, notifikasi muncul di Hp.  


"『♡Umiyama Airi♡ mengirimkan pesan』"  


Pesan dari Umiyama? Ada apa?  


Aku lalu membuka ruang obrolan LINE dengan Umiyama.  


『Umiyama: Apa kau bertemu dengan Yuria di arcade? Dan bagaimana dengan yang pagi tadi?』


Aku perlu menjelaskan, tapi kalo aku bilang, "Ichinose cuma seorang otaku!", pasti aku akan dipukuli oleh Ichinose.  


Aku memutuskan untuk berbohong dengan membalas, "Yah, aku bahkan tidak sempat bertemu denganya! Maaf!" seolah-olah aku gagal.  


『Umiyama: Oh begitu ya~ Aku penasaran apa maksud yang Yuria bilang ke Ryota, tapi pasti itu bukan hal yang serius kok! Jadi lupakan saja itu, lupakan~』  


Uiyama membalas dengan santai, mencoba menenangkanku. Padahal sebenarnya, itu hal yang sangat serius.  


『Umiyama: Hey, Ryota~ Karena aku sudah memberitahumu tentang Yuria, sebagai ucapan terima kasih, bagaimana kalo kita minum Frappuccino baru di Starbucks lain kali~?』


Umiyama selalu mencari alasan untuk meminta sesuatu.  


Sepertinya dia sudah ketagihan setelah aku mentraktirnya makan katsu curry? Ah, sudahlah.  


Aku membalas, "Aku sudah menghabiskan banyak uang minggu ini, jadi bagaimana kalo minggu depan?"  


Kalo sampai ketahuan aku nongkrong di Starbucks bersama Umiyama Airi, pasti aku akan di serang oleh para penggemarnya...  


"Hmm? Notifikasi LINE lagi...?"  


Kali ini, pesan datang dari Ichinose Yuria.  


『Ichinose: Terima kasih untuk hari ya. Aku merasa harus membalasmu karena figuran itu, jadi kalo kau mau, bagaimana kalo kita menonton film lain kali? Aku yang traktir.』  


"Menonton film...?"  


Menonton film dengan seorang gyaru... Aku tidak percaya peristiwa seperti itu akan terjadi dalam hidupku, yang merupakan seorang otaku-yinkya sejati...  


『Ichinose: Kalo kau tidak mau, kita bisa lakukan hal lain kok.』

 

Ichinose langsung menambahkan pesan lanjutan.


"Hei, ini dia... Sepertinya aku sudah memutuskan untuk pergi!!"  


Aku langsung membalas seperti itu dan mulai menyusun jadwal 'kencan' dengan gadis-gadis cantik seperti, 'Minum Frappuccino baru di Starbucks bersama Umiyama' dan 'Menonton film dengan Ichinose.' 


"Kalenderku yang dulu hanya diisi dengan tanggal rilis light novel, sekarang dipenuhi dengan acara-acara seperti orang yokya..."  


Apa ini yang disebut dengan 'otak cinta'...?  


Aku tidak mau mengakuinya, tapi perasaan superior karena bisa berbicara dengan 2 gadis puncak hierarki kelas, Ichinose Yuria dan Umiyama Airi, sangatlah intens. 


Bagaimanapun, mereka adalah orang yang diidamkan oleh semua orang, baik pria maupun wanita, di sekolah ini.  


Apa semua ini 'kesalahan' atau 'berkah' dari pertukaran tempat duduk yang dilakukan oleh Kuroki Rui?  


Apa pertukaran tempat duduk itu direncanakan atau hanya kebetulan belaka, kebenarannya tidak diketahui.  


Tapi, kalo itu memang sudah di atur, kenapa Kuroki Rui menempatkan seorang yinkya sepertiku di kursi tengah itu... 


Apa dia punya dendam padaku...?  


Meskipun kami berasal dari SMP yang sama, kami tidak pernah sekelas atau bahkan berbicara satu sama lain.  


Lagipula, dia pasti tidak pernah memperhatikan orang kecil sepertiku.  


"Tidak ada alasan untuk membenciku... jadi ini pasti hanya kebetulan, ya."  


Dengan pikiran itu, aku perlahan menutup mataku yang berat karena lelah seharian.



Selanjutnya

Posting Komentar

نموذج الاتصال