ABSOLUT ROMANCE

 

EPILOG

---

Aku ingin menjadi yang pertama.

Bukan ingin menjadi yang terbaik dalam segala hal, tapi hanya ingin menjadi seseorang yang istimewa bagi dirimu.

Ini adalah keinginanku yang jelas.

Bukan menjadi apa yang harus kulakukan, tapi menjadi apa yang kuinginkan. 

Bukan perasaan yang lahir dari tekanan atau kewajiban, melainkan emosi yang lahir dari keinginanku sendiri.

Ini adalah perasaan yang membara, ini pertama kalinya aku merasakannya dalam hidupku.

Mungkin karena aku belum benar-benar bisa menghadapi perasaan ini, aku masih cenderung bersikap dingin padamu. Tapi suatu hari, ketika aku sudah bisa merapikan perasaanku, aku akan mengatakannya padamu.

Dia telah menunjukkan padaku cara untuk hidup.

Dia mendukungku. Dia menolongku.

Di sini, ada banyak 'telah dilakukan' yang terkumpul.

Aku berdiri di depan cermin, setelah beralih dari kacamata ke lensa kontak.

Yang terpampang di sana adalah diriku yang berusaha tampil sempurna.

Penampilan yang sementara.

Tapi... akhirnya aku bisa menyukai diriku sendiri.

Meski aku berusaha berdandan, itu bukan berarti aku tidak bisa menjadi yang terbaik.

Yang terlintas di benakku adalah dua teman yang aku dapatkan selama masa SMA ku.

Dua orang yang selalu menarik perhatian semua orang di kelas.

──Dan aku berada di antara mereka.

Aku tidak kalah dari mereka dalam hal bersinar.

Kau-lah yang membuatku berpikir begitu... karena kamu yang membuatku merasa begitu.

Aku ingin menjadi nomor satu bagimu.

Selanjutnya