Kamu saat ini sedang membaca Kanojo ni uwaki sa rete ita ore ga, shōakumana kōhai ni natsuka rete imasu volume 1 epilog. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw
"Besok ada acara minum-minum lagi, apa kau mau ikut?"
Di ujung telepon, Ayaka menanyakan hal itu.
Setelah seminggu berlalu sejak pesta minum untuk merayakan selesainya ujian, tiba-tiba telepon datang dari Ayaka di tengah malam.
Tawarannya yang tiba-tiba membuat ku sedikit ragu dan menjawab "Hmm..."
"Kenapa tiba-tiba? Ada apa lagi?"
Aku berhenti mencari kotak rokok dan bertanya.
Aku teringat kalo dulu Ayaka sempat menyarankan agar aku berhenti merokok.
"Natsuki bilang dia ingin mengundangmu, dan kebetulan besok semua perempuan yang datang ke Gōkon waktu Natal juga ikut, jadi kupikir ini kesempatan yang bagus."
Mendengar kata-katanya, aku merasa agak sentimental.
Aku tidak pernah menyangka kalo hubungan yang dimulai dari Gōkon di hari Natal itu akan berkembang sampai sejauh ini.
"Kenapa kau diam?"
"Ah, tidak, aku cuma berpikir, ternyata tidak semuanya buruk ya, musim Natal ini."
"Apa maksudmu?"
Ayaka merespons dengan nada geli.
"Sebagai panitia, Gōkon itu bisa dibilang gagal, jadi itu bukan kenangan yang baik. Tapi ya, jika seorang pria yang bertemu dengan 4 perempuan cantik mengeluh tentang musim Natal, itu bisa jadi masalah besar."
"Empat?"
Aku bingung, karena di Gōkon Natal itu, selain Ayaka, seharusnya hanya ada 3 perempuan.
Saat aku bertanya-tanya siapa yang dia bicarakan, Ayaka berkata dengan takjub, "Apa kau lupa?"
"Kan, kau bertemu dengan Santa."
"Oh, iya."
Aku tidak menyangka Ayaka akan menyebutkan Shinohara.
Tentu saja aku hampir melupakan hal itu.
Memang, aku pertama kali bertemu dengan Shinohara juga saat musim Natal.
Setelah berpisah dengan Reina, aku merasa kesepian dan berjalan di bawah cahaya lampu Natal yang berkilau.
Tapi setelah semua itu, banyak hubungan baru yang tercipta.
Semua itu adalah hubungan yang tidak mungkin terjalin kalo aku masih bersama Reina.
Karena aku sendirian waktu itu, aku bisa membangun hubungan baru sekarang.
Ketika aku memikirkan itu, aku merasa hati ku terasa hangat.
"Aku ingin tahu apakah Natal akan segera tiba?."
Aku tanpa sadar mengucapkan kalimat itu, dan Ayaka pun tertawa kecil.
"Senang kau bisa melewati semuanya.”
...Mungkin saja Gōkon pada hari Natal itu memang diatur oleh Ayaka dengan pertimbangan untuk memperhatikan ku.
Pemikiran itu muncul di benak ku, tapi memutuskan untuk tidak menanyakannya.
Entah Ayaka sadar atau tidak, tapi aku tetap merasa berterima kasih padanya.
Sebagai tanda terima kasih, aku berpikir untuk memberinya hadiah.
Aku belum pernah memberikan hadiah apapun kepada Ayaka sebelumnya, meskipun aku pernah menerima key case darinya.
Sebagai balasan, aku rasa Ayaka pasti akan senang menerimanya.
Saat aku memikirkan hal itu, tiba-tiba Ayaka berbicara dengan suara ceria.
"Hei, coba lihat keluar!"
Tanpa berpikir panjang, aku menoleh ke arah luar.
Di luar, salju halus turun perlahan, menari di udara.
Salju yang bahkan tidak turun saat Natal kini mulai menyelimuti kota.
Sudah cukup lama sejak terakhir kali aku melihat salju.
Ketika aku membuka jendela, angin dingin yang kering datang bersamaan dengan salju yang berterbangan masuk.
"Aku rasa akan lebih pas kalo ada lampu-lampu Natal di luar."
"Benar! Aku juga setuju!"
Dari lantai 2 sebuah apartemen kecil, aku mengintip keluar dan melihat salju yang disinari oleh lampu jalanan.
Dari telepon, aku bisa mendengar suara Ayaka membuka jendela juga.
"Wow, dingin sekali!"
Melihat Ayaka yang ceria dan tak sabar, saya tanpa sadar tersenyum.
"Memang dingin ya."
Dengan kata-kata itu, hembusan napas putih ku terlihat menghilang di udara malam.
Aku berharap Natal berikutnya akan segera tiba.
Saat menerima angin dingin yang tidak kunjung mereda, aku terus memikirkan hal itu.