Kamu saat ini sedang membaca Danjo Hi 1 : 5 No Sekai De Mo Futsu Ni Ikirareru to Omotta? Geki E Kanjona Kanojo Tachi Ga Mujikaku Danshi Ni Honro Saretara volume 2 epilog. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw
Masih dengan perasaan yang agak mengambang, aku pulang ke rumah.
Dengan linglung, aku masuk ke kamar mandi, melakukan peregangan rutin hanya karena tubuhku sudah terbiasa, dan setelah itu, aku duduk di meja makan dan makan malam karena dorongan dari ibuku.
Rasanya aku tidak begitu bisa merasakan makanannya, tapi sepertinya aku lapar, dan tidak terasa, makan malam sudah selesai.
"...Terima kasih atas makanannya. Aku mau tidur sekarang."
"Oh, begitu? Yuka, kau bertingkah agak aneh sejak kau kembali. Apa terjadi sesuatu?"
"Ti-Tidak, tidak ada yang berbeda kok. Baiklah, selamat malam!"
Setelah membawa piring-piring ke wastafel, aku kembali ke kamarku seolah menghindar dari ibuku.
Aku berjalan cepat menyusuri lorong dan masuk ke kamar.
Aku dengan cepat menutup pintu di belakangku—aku lalu terjun ke tempat tidur.
"Haah...!"
Dengan sekuat tenaga, aku memeluk selimut.
Baru saat itulah aku menyadari bahwa jantungku masih berdetak begitu kencang.
Ketika aku menutup mata, aku bisa langsung mengingatnya.
Ekspresi terkejut Masato-san.
Wajah orang yang sangat kucintai yang memenuhi pandanganku.
Di depan Masato-san yang wajahnya memerah karena malu, aku merasakan sesuatu yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata, sebuah perasaan yang membuat tulang punggungku merinding.
Aku memeluknya erat-erat, dan kemudian...
Aku meletakkan jari telunjukku di bibirku.
Masih jelas terasa, masih ada... rasa bibir Masato-san.
Aku pernah mendengar kalo ciuman pertama itu rasanya seperti lemon, tapi aku tidak sempat memikirkan soal lemon atau apa pun itu.
Aku hanya ingin merasakan semuanya dari Onii-san yang kucintai di depanku.
"Senang, ya..."
Bahkan ketika aku mengingatnya, aku merasa seperti semua yang kutahan sebelumnya meledak begitu saja, dan aku hanya ingin menikmati Masato-san.
Tentu saja, tidak peduli seberapa banyak aku menciumnya, aku tidak puas, tapi aku tidak bisa terus-terusan menekannya di lapangan basket selamanya... Sayang sekali. Aku berharap kalo kami bisa tetap seperti itu lebih lama lagi.
Aku berbaring telentang, merentangkan tubuhku lebar-lebar.
Meskipun begitu, perasaanku tetap tidak bisa tenang.
"Suka... sangat suka..."
Aku membisikkannya pelan, dan tubuhku mulai terasa hangat.
Aku bisa merasakan hatiku, yang sangat menginginkan Masato-san.
Seolah-olah aku melemparkan perasaanku pada Masato-san yang kini tidak ada, aku memeluk selimut dengan kuat sekali lagi.
Aku tahu kalo cara itu tidak akan membuatku merasa puas, tapi kalo aku tidak melakukan itu, aku tidak tahu ke mana harus menyalurkan perasaan yang meluap-luap ini.
Aku menghela nafas panjang dan mencoba menenangkan perasaanku.
Aku yakin aku tidak akan pernah melupakan hari ini.
Hari ini sangat penting, indah, dan menjadi hari terbaik dalam hidupku.
Aku juga senang karena aku bisa berlatih diam-diam untuk mengalahkan Masato-san dalam permainan bola basket yang sangat kusukai, dan berhasil mencapainya.
Tentu saja, aku hanya bisa menang karena itu adalah pertarungan satu kali.
Keahlian dan pengalamanku masih jauh dibandingkan Masato-san.
Tapi, aku yakin kalo untuk keluar dari perasaan sebagai 'adik', menang dalam bola basket melawan Masato-san adalah langkah penting yang harus kuambil.
Agar bisa berdiri di sampingnya, aku tidak boleh terus menjadi orang yang hanya bisa diajari.
Saat aku menyatakan perasaanku pada Masato-san, itu adalah ketika aku berhasil mengalahkannya dalam bola basket.
Karena itulah aku sangat senang hari ini...
Dan yang paling penting, aku bisa melihat Masato-san dalam keadaan seperti itu.
"Ah...!"
Tanpa sadar, aku menekan wajahku ke selimut.
Bahkan sekarang, saat aku mengingatnya, aku bisa merasakan tulang punggungku bergetar.
Ah, Masato-san yang luar biasa, keren, tapi juga bisa menunjukkan ekspresi manis seperti itu.
Memang, orang seperti itu hanya ada satu di dunia.
Setelah ciuman tadi, aku tahu. Setelah merasakan sensasi yang begitu manis dan sedikit nakal seperti itu, aku tak akan bisa kembali.
—Hei, Masato-san aku sangat mencintaimu.
Aku bingung.
Maksudku, tidak peduli apa yang kupikirkan.
Soalnya setiap kali aku bertemu dengannya mulai sekarang...aku tidak yakin kalo aku bisa menahan diri setiap kali kami bertemu...
Jejak vol 2 epilog , thanks admin buat uploadnya
BalasHapusVolume 3 kapan min
HapusInfo Vol 3 nya Min
BalasHapus