Prolog
Aku selalu merasa seperti berjalan mengikuti cahaya. Selalu percaya bahwa tidak ada yang salah dengan jalan yang ku ikuti dan aku selalu percaya bahwa di masa depan akan ada masa depan nan cerah yang menunggu ku.
Aku tidak ingin menjadi sosok yang kesepian, ku pikir, jika aku terus maju di jalan yang ku yakini benar, tanpa sadar aku akan memiliki teman yang akan mengikuti ku.
Memang aku benar-benar mendapatkan banyak teman. Teman-teman yang mengikuti ku dengan alami, itulah sebabnya aku tidak ragu bahwa jalan yang telah ku ambil adalah pilihan yang benar. Aku sangat yakin bahwa tidak ada yang salah dengan jalan ini.
Namun, dua tahun yang lalu, aku telah belajar dengan pengalaman ku langsung bahwa jalan yang ku ambil, tidak diragukan lagi bukanlah sesuatu yang penuh cahaya.
(Apa gunanya bekerja begitu keras, aku merasa aku sungguh menyedihkan... lain kali aku akan melakukannya dengan penuh pertimbangan...)
Bagaimanapun juga, tidak ada yang akan mengikuti ku, bahkan jika aku berusaha sendiri, tidak akan terjadi apa-apa. aku memutuskan untuk meninggalkan jalan yang telah ku ambil dulu. ku pikir, jika aku terus maju, jalan di luar yang penuh cahaya akan terbentang.
Karena itu, aku mulai membenci bola basket.