Kamu saat ini sedang membaca Kanojo ni uwaki sa rete ita ore ga, shōakumana kōhai ni natsuka rete imasu volume 4, prolog. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw
Aku menyukai diri ku sendiri.
Aku merasa mampu menyelesaikan sebagian besar hal dengan baik.
Meskipun aku memiliki kekurangan, aku percaya kalo kelebihan ku jauh melebihi kekurangan tersebut.
Aku pikir, kalo aku tidak mencintai diri sendiri, maka diri ku akan merasa kasihan.
Karena itu, aku ingin terus mencintai diri ku apa adanya.
Tapi, ada satu hal yang tidak bisa aki terima tentang diri ku.
──Aku tidak tahu apa itu cinta.
Sepanjang hidup ku, aku belum pernah benar-benar jatuh cinta pada lawan jenis.
Pernah sesekali aku merasa kalo seseorang mungkin menarik, tapi perasaan itu lenyap begitu saja setelah tidur semalam.
Aku mengatakan kepada senpai ku kalo terakhir kali aku menyukai seorang pria adalah saat aku masih di SD.
Itu adalah sebuah kebohongan.
Karena, pada usia ku saat ini, aku yang tidak pernah sekali pun jatuh cinta mungkin akan sulit dipercaya oleh orang lain.
Kalaupun dipercaya, akh takut mereka akan menjauh.
Suka, suka, suka.
Saat masih SMP, aku berpikir kalo orang yang terlalu terpengaruh oleh cinta terlihat bodoh.
───Kalo kau sampai menangis seperti itu, kenapa kau harus jatuh cinta?
Tapi, setelah aku menyadari kalo pemikiran seperti itu tidak umum, aku mulai berusaha untuk tersenyum saat mendengarkan cerita cinta teman-teman ku.
Dengan sedikit usaha, aku mampu melakukannya.
Tapi karena itu, terkadang aku merasa lelah.
Ulang tahunku yang ke-19 dirayakan bersama teman-teman.
Mereka banyak menghiburku tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh Yudo-senpai, tapi sebenarnya aku sama sekali tidak merasa terluka.
Senpai, yang menerima diriku apa adanya meski aku kurang peka dalam urusan cinta, adalah orang yang selalu ada untukku.
Bahkan dari nada bicaranya yang datar, aku tetap bisa merasakan kepercayaan yang tulus darinya.
"Aku merasa Senpai itu orang yang baik."
"....Apa yang kamu bicarakan?"
Senpai menatapku dengan ekspresi terkejut, melihatnya seperti itu, aku merasa senang dan tak bisa menahan senyum.
Ada banyak jenis rasa suka, dan menurutku, itu sudah cukup untuk saat ini.