Kamu saat ini sedang membaca Ossananajimi no Imouto no Kateikyoushi wo Hajimetara volume 3 prolog. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw
Hari terakhir libur musim panas.
Hari yang seharusnya berharga bagi Manami, yang setiap hari sibuk dengan kegiatan klub, akhirnya digunakan untuk kegiatan les privat dengan aku sebagai gurunya.
"Hari ini kau libur, kan?"
"Iya. Kalo kemarin aku menang, aku berencana untuk libur."
"Jadi, kau yakin tidak masalah hari liburan berharga mu ini habis begitu saja?"
"Tidak masalah! Aku cuma mengerjakan PR, tapi ternyata aku lupa kalo setelah libur musim panas akan ada tes kemampuan."
Sekolah kami sering mengadakan tes kemampuan di awal semester 2.
Meskipun tidak sepenting ujian tengah atau akhir semester yang memiliki pengaruh besar terhadap nilai, tes ini tetap menjadi salah satu poin penting.
"Kouki-nii apa kau sendiri juga sudah siap?"
"Aku juga tidak ada rencana apa-apa, jadi tidak usah khawatir."
Sebaliknya, datang ke sini sebagai guru les Manami dan sekaligus bisa bertemu dengan Aisha jauh lebih bermakna daripada hanya bersantai di rumah.
"Syukurlah! Kalo begitu, aku mohon bimbingannya ya, Sensei!"
"Oke. Tapi karena kita cuma punya satu hari, kita harus fokus pada mata pelajaran tertentu."
"Baik!"
Sudah lama rasanya sejak aku menjadi guru privat sebenarnya, bukan hanya memantau pekerjaan rumah. Saatnya memasang semangat.
◇
"Kelihatannya kau sudah mulai semakin cocok jadi seorang Sensei."
Saat duduk di meja makan setelah sesi les privat, yang sudah menjadi kebiasaan, Aisha mulai menggodaKu.
"Ehehe! Kouki-nii memang cocok menjadi seorang sensei. Cara Kouki-nii mengajar sangat mudah dipahami!"
"Oh, begitu? Tadinya aku sempat khawatir, tapi mungkin dengan ini Manami bisa lulus juga."
"Apa ibu sampai sekhawatir itu!? Aku!?"
"Fufu."
Bibi juga ikut menggoda Manami dengan ucapan seperti itu.
"Kouki, apa kau mau teh?"
"Oh, terima kasih."
Saat Aisha melihat gelasku kosong dan menuangkan teh, bibi tiba-tiba berkata,
"Hm, jadi kalian akhirnya berpacaran, ya."
"Eh!?"
"Tunggu, Aisha! Nanti tumpah!"
Kata-kata bibi membuat Aisha terkejut dan hampir menjatuhkan botol yang dia pegang, jadi aku buru-buru menopangnya.
Tentu saja, hal itu membuat kami jadi lebih dekat dari biasanya...
"Ara, ara."
"Itu karena Ibu mengatakan hal yang aneh!"
"Oh, jadi bukan begitu?"
"Itu...yah...itu..."
"Fufu."
Melihatnya, aku semakin yakin kalo dia benar-benar ibu dari Manami.
"Dulu aku sempat bertanya-tanya siapa yang akan menjadi pasanganmu, tapi sepertinya kakaknya yang berhasil, ya? Atau mungkin Manami yang mengalah?"
"Heh? Aku belum mengalah, sih."
Manami tersenyum sambil berkata begitu.
"Oh?"
"Tunggu, Manami!?"
"Ehehe. Jangan khawatir, kalo Onee-chan lengah, aku yang akan mengambil kesempatan. Jadi, tenang saja! Keluarga Takahashi dan Fujino pasti akan menyatu!"
"Mendengar itu, aku merasa lega. Tadinya aku khawatir kalo dengan Aisha, semuanya akan berakhir begitu saja karena dia yang terlalu malu."
"Moo! Kalian ini berbicara sesuka hati kalian..."
Aisha memerah dan terlihat sedikit kesal.
Aku merasa sedikit berdebar saat melihat wajah manis yang hanya Aisha tunjukkan di rumah, kini dia tampilkan di hadapanku.