> Sayang sekali yandere tidak berpengaruh padaku

Sayang sekali yandere tidak berpengaruh padaku

 




Chapter 8: Rumah Sang Idola Kelas




Aku dibawa oleh Miu ke depan rumahnya... lantai paling atas.


Berapa sih biaya sewanya di sini…?


Sebagai orang biasa, aku bahkan tidak bisa membayangkannya.


“Seriusan… Hamura itu cantik, pintar, dan kaya juga ya… benar-benar sosok yang berada di atas awan untukku…”


“Yah, tapi sebagai gantinya, dia juga stalker yang yandere tingkat tinggi…”


“… Tuhan memang kadang kejam. Kalo bukan karena itu, dia pasti sudah jadi orang yang sangat beruntung dalam hidup…”


“Iya… kalo dia kurang beruntung, masa depannya bisa berakhir di penjara, tergantung senpai.”


“… Jangan taruh beban besar di pundakku begitu lah.”


“Ah, Senpai, aku punya satu peringatan sebelum masuk ke rumah.”


Miu mulai berbicara dengan suasana yang berat. Rasanya seperti sebelum cerita horor dalam uji nyali…  aku ini  introvert, jadi aku belum pernah ikut uji nyali.


“A-ada apa…”


“Kamar Onee-chan… situasinya lebih parah dari yang bisa senpai bayangkan sekarang, jadi tolong jangan pernah masuk ke sana… benar-benar jangan. Hm… sedih juga kalo nanti Senpai jadi seperti mayat hidup.”


“Apa maksudmu!!?”


“Ahaha, Onee-chan, aku pulang~”


“Eh, tunggu.”


Miu Mikami membuka pintu rumah dan masuk dengan senyuman penuh kasih sayang. Hei, jelasin dulu dengan benar. Ini saja sudah membuatku  hampir sesak napas karena harus ke rumah orang yang disebut sebagai idola kelas, makhluk antara 2 dimensi dan 3 dimensi yang membuatku bingung.


Tapi, pikiranku segera terputus saat pintu dibuka oleh Miu—dan di sana berdiri Hamura dengan celemek dan seragam sekolahnya.


“Miu-tan, selamat datang~!! Onee-chan sudah membuat banyak masakan sesuai permintaan Miu-tan…”


“………”


Hamura membeku saat dia melihatku. Mungkin dia tidak menyangka aku ada di sini.


“………”


Aku juga sama terkejutnya.


Hamura tidak memiliki  aura dingin dan tenang yang biasa terlihat di kelas. Sebaliknya, dia tersenyum kikuk sambil tertawa kecil dan napasnya terdengar berat.


“K-Kyoya-tan—uhuk.”


Hamura batuk pelan dan menunjukkan senyum ramah seperti yang biasa dia tunjukkan di kelas padaku.


“Malam, Ishigami-kun. Apa kau mengantar Miu-chan pulang? Terima kasih, ya.”


“Ah, iya…”


Perubahan sikapnya benar-benar seperti orang yang punya kepribadian ganda.


Tapi, meskipun Hamura kelihatan tenang, kalo diperhatikan dengan baik, matanya terlihat gelisah dan dia seperti sedang panik.


Jujur saja, aku juga panik. Aku ingin cepat-cepat pergi dari sini.


“Miu-chan, kalo Hamura-kun akan datang, kau seharus memberitahuku sebelumnya… Sepertinya aku harus memasang alat pelacak juga pada Kyoya-tan. Harusnya aku bisa mengawasi lokasinya. Kyoya-tan kita. Fufufu.”


Hei, suaranya pelan tapi… bukankah dia  barusan berbicara sesuatu yang berbahaya?


“Oh, Onee-chan?”


Sebaliknya, dia melihat kami berdua dengan senyuman di wajahnya, terlihat sedang bersenang-senang.


Wajahnya terlihat seperti setan kecil, dan sepertinya ada ekor yang bisa tumbuh dari pantatnya.


“Hari ini, Senpai juga akan makan bersama kita…”


“Eh…? F-fufu, begitu ya… santai aja, ya. U-uh, aku tidak tahu harus bicara apa. Apa yang harus aku lakukan? Sepertinya aku harus membeli alat pelacak model terbaru. Ya, aku harus melakukannya.”


Sambil melihat Hamura yang terus berbicara sendiri, aku mendekat ke Miu dan berbisik pelan.


“Hey, Miu, kau tidak perlu memaksakan diri terlalu keras..."


“Ufufu, Senpai jangan khawatir. Onee-chan itu yang pengecut, itu salahnya sendiri. Oh iya, sambil nunggu makan, ayo main game. Enaknya main apa, ya?”


Miu tertawa riang, tapi… aku terlalu gugup untuk bisa menikmati suasana ini.



Selanjutnya

Posting Komentar

نموذج الاتصال