Kamu saat ini sedang membaca Tsukushita garina uchi no yome ni tsuite derete mo ī ka? volume 2, chapter 3 cerita 6. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makinsemagat+buat dana untuk beli raw
PENGAKUAN
──Aku menyukai Riko.
Sejak aku mulai menyukai Riko, aku memendam perasaanku dan tidak pernah memberi tahu siapa pun, tapi akhirnya aku memberitahunya.
Padahal aku tidak berniat untuk menyatakan cintaku saat itu, itu hanyalah luapan perasaan yang tidak tertahankan lagi.
"Mi-Minato-kun bilang di-dia meyukaiku...?"
Riko bergumam pelan dengan suara terbata-bata dan cengkraman tangannya perlahan mengendur.
Tubuh hangat yang semula memelukku perlahan menjauh.
Apa ini...jawaban dari Riko?
Saat aku mengira kaalk aku telah ditolak, tubuh dan hatiku membeku.
Tapi, Riko justru melangkah maju, menginjak genangan air dan berdiri tepat di hadapanku.
Mata kami bertemu, hujan membasahi wajahnya.
"Minato-kun, kau barusan bilang kalo kau meyukaiku?"
Tatapan lurus dan pertanyaannya membuatku sadar betapa besar hal yang baru saja kuucapkan.
Rasa malu yang datang terlambat menelanku sepenuhnya, aku gugup, tidak mampu menjawab dan hanya membuka-tutup mulut.
Melihatku seperti itu, Riko akhirnya berkata dengan suara nyaris tak terdengar.
"Tenang saja... Aku tidak akan salah paham, kok... Yang kau maksud 'suka' itu sebagai teman saja, kan? Ya, aku mengerti. Dan itu saja sudah cukup membuatku bahagia..."
Riko tersenyum───senyum yang jelas terlihat penuh pertimbangan, seolah dia berusaha menjaga perasaanku.
Kalo aku tetap diam di sini, maka pernyataan cintaku tadi bisa dianggap tidak pernah terjadi.
Tentu saja, aku sadar kalo aku tidak punya peluang sekarang, mengatakan kalo aku menyukainya dalam situasi seperti ini benar-benar tindakan sembrono.
...Ya, aku memang sembrono.
Aku sangat menyadarinya.
Tapi, perasaanku saat itu, ketika aku tidak bisa menahan rasa cintaku pada Riko, adalah sesuatu yang tidak sanggup aku tahan lagi.
"Maaf, Riko. Bukan seperti itu. Aku tidak menyukaimu hanya sebagai teman. Aku menyukaimu sebagai seorang gadis, sebagai Riko."
"......Eh... Bohong..."
Riko membuka matanya lebar-lebar dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Wajar kalo dia terkejut dengan pengakuan yang begitu tiba-tiba.
Aku menahan rasa takutku sekuat tenaga, mengepalkan tanganku erat-erat.
Aku tidak bisa membiarkan semuanya berakhir setengah-setengah seperti ini.
"Aku tahu kalo Riko menyukai orang lain. Karena itu, sebenarnya aku ingin menyatakan perasaanku setelah aku merasa cukup pantas dan bisa membuatmu menoleh ke arahku. Itulah kenapa aku ingin menjadikan kencan hari ini sebagai langkah pertama. Tapi justru karena aku terlalu terbebani oleh harapan itu, semuanya malah jadi berantakan..."
Tubuhku menegang, wajahku memanas, dan kakiku gemetar halus.
Aku tidak pernah menyatakan isi hatiku kepada siapa pun seperti ini sebelumnya, jadi aku tidak tahu kalo menyampaikan perasaan bisa sebegitu menakutkannya.
"Aku tahu, dengan diriku yang sekarang, aku masih belum cukup untuk membuatmu menyukaiku. Tapi meski begitu, karena Riko sangat baik dan manis...aku benar-benar tidak bisa menahan perasaanku ini.──Aku tahu ini tiba-tiba dan mungkin membuatmu bingung. Maaf. Tapi aku tidak mengharapkan balasan atau jawaban apa pun. Aku hanya ingin kau tahu bagaimana perasaanku. Dan...meski mungkin terlalu lancang untuk aku bilang ini... Tapi aku akan berusaha keras agar suatu hari nanti kau bisa menyukaiku. Jadi...kalau boleh, biarkan aku tetap menyukaimu──"
"Suka."
Semakin aku mengungkapkan perasaanku, semakin tidak teratur ucapanku.
Menjelang akhir, suaraku melemah hingga nyaris menghilang───dan saat itu, Riko mengucapkan kata-kata yang tidak bisa kupercayai.
"Aku juga menyukaimu... Aku menyukaimu...! Aku sangat menyukai Minato-kun...!!"
"Eh!? Eeh!?"
Apa yang terjadi ini...!?
Apa sebenarnya yang sedang berlangsung...!?
Pikiranku yang kacau balau berusaha keras memahami situasi ini.
Tapi, tidak satu pun yang bisa kupahami.
Karena seharusnya orang yang Riko sukai itu bukan aku....
Lalu kenapa, kenapa dia bilang kalo dia menyukaiku...?
Aku telah menyampaikan perasaanku, dan Riko membalasnya.
Aku sama sekali tidak membayangkan keajaiban seperti ini akan terjadi, sehingga pikiranku tidak mampu mengejarnya.
"Tu-tunggu sebentar...!?"
"Tidak bisa, aku tidak bisa menunggu...! Uuh...uwaaaan...!"
"Ri-Riko...!?"
"Apa yang harus kulakukan, mimpi seperti ini benar-benar terjadi...!"
"Riko!?"
Riko menengadah ke langit dan mulai menangis dengan suara keras, seperti seorang anak kecil.