Kamu saat ini sedang membaca Inkya no ore ga Sekigae de Skyubishojo ni kakomaretara Himitsu no kankei ga hajimatta volume 1, chapter 1. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw
KEHIDUPAN SEKOLAH DIMULAI DENGAN PERUBAHAN TEMPAT DUDUK
Sejak pagi ini, aku memiliki firasat buruk yang aneh.
Begitu aku terbangun, tiba-tiba aku mengalami kelumpuhan tidur dan kehilangan waktu selama 30 menit.
Ramalan zodiak yang kebetulan ditayangkan di Tv menempatkan Sagitarius—zodiakku—di posisi paling rendah.
Waktu aku meninggalkan rumah, ada kemungkinan besar aku tidak akan sempat menghadiri homeroom pagi.
Meskipun aku sudah dikenal sebagai yinkay otaku di kelas, kalo sampai aku terlambat, posisiku akan semakin terpuruk.
"Apa HR (homeroom) pagi sudah dimulai? Kalo iya, ini benar-benar gawat!"
Wali kelas kami, Yamada-sensei, adalah seorang guru kuno dan kejam yang selalu membawa pedang bambu ke mana-mana.
Kalo ada yang sampai terlambat dan membuatnya marah...pasti tidak akan berakhir dengan baik.
Dengan perasaan panik yang nyata, aku bergegas masuk ke dalam ruang kelasku, kelas 2-B.
Tapi, di dalam kelas, yang kulihat adalah teman-teman sekelasku yang sedang berpindah tempat duduk.
Seperti kerumunan orang yang melintasi persimpangan scramble, mereka berjalan ke berbagai arah, bolak-balik.
Mereka semua mengambil barang-barang dari dalam meja mereka dan berpindah tempat dengan barang-barang tersebut di tangan mereka.
"Ini pertama kalinya sejak kita masuk kelas ini, ya."
"Iya, iya. Kukira Yamada-sensei itu terlalu ketat untuk mengizinkan pergantian tempat duduk."
Pergantian tempat duduk...?
"Semua ini berkat ketua kelas, Kuroki, yang berhasil membujuknya."
Dari percakapan teman-teman sekelas yang berpindah tempat, sepertinya ketua kelas, Kuroki, berhasil meyakinkan wali kelas, Yamada-sensei, untuk mengadakan pergantian tempat duduk.
Pengundian sudah selesai, dan semua orang sepertinya sedang berpindah ke tempat duduk baru mereka yang tertulis di papan tulis.
Di papan tulis bagian depan, nama-nama telah ditulis dengan rapi menggunakan kapur putih, dan di sana, aku juga menemukan namaku—Izumiya Ryota.
Bagi orang seperti ku, yang seorang yinkay, pergantian tempat duduk bukanlah suatu acara yang menyenangkan.
Itu karena orang seperti ku tidak memiliki keinginan seperti ingin duduk di sebelah orang yang kusukai atau ingin berada dekat dengan teman dekatku, karena aku bahkan tidak punya teman sejak awal.
Baiklah, mari lihat di mana tempat dudukku...hmm?
"Ti-Tidak mungkin..."
Ketika aku melihat nama ku, 'Izumiya Ryota ' tertulis di papan tulis, aku benar-benar terkejut.
Di sebelah kiriku—Ichinose Yuria.
Di sebelah kananku—Kuroki Rui.
Dan di depanku—Umiyama Airi...!?
Di sekelilingku, di kiri, kanan, dan depan, duduk 3 gadis tercantik di kelas, yang berada di puncak hierarki kelas!
[TL\n:Hierarki adalah suatu sistem atau struktur yang mengatur tingkatan atau kedudukan dalam suatu organisasi, kelompok, atau konsep berdasarkan urutan tertentu.]
Di kelas 2-B, 3 gadis yang berada di puncak hierarki kelasku adalah para S-Class Bishoujo—Ichinose Yuria, Kuroki Rui, dan Umiyama Airi.
Mereka selalu bersama, dikenal sebagai 3 gadis tercantik di kelas.
Ichinose Yuria memiliki rambut cokelat terang dengan penampilan seperti seorang gyaru, Kuroki Rui adalah gadis berambut hitam yang memadukan kecerdasan dan kecantikan yang anggun serta dia juga menjabat sebagai ketua kelas, sementara Umiyama Airi memiliki suara manja dan penampilan seperti adik perempuan dengan payudara yang montok.
Ke-3 gadis ini bukan hanya terkenal di dalam kelas, tapi juga mereka terkenal di seluruh sekolah.
Mereka adalah kecantikan kelas S yang diakui semua orang.
Tidaklah berlebihan untuk mengatakan kalo aku berada di kasta kelas bawah, sedangkan gadis-gadis ini berada di kasta kelas atas, dan aku tidak pernah berbicara dengan mereka atau bahkan melakukan kontak mata dengan mereka.
Tapi kini, aku mendapati diriku dikelilingi oleh mereka.
Aku yang tidak dapat menerima kenyataan kalo tempat dudukku dikelilingi oleh gadis-gadis cantik seperti itu, dia berulang kali memeriksa tempat dudukku yang tertulis di papan tulis di depan.
Tapi, tidak peduli berapa kali aku melihatnya, namaku tetap ada di sana—dikelilingi oleh '3 gadis cantik' di kelas ini.
Ini...bagaimana pun aku memikirkannya, ini adalah tempat duduk terburuk yang bisa kudapatkan!
Ketiganya memiliki kecantikan dan kehadiran yang menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka bahkan ketika mereka tidak melakukan apa pun, dan mereka adalah pusat dari kelas ini, tanpa diragukan lagi.
Duduk di tengah-tengah 3 gadis yang menjadi pusat perhatian kelas...ini tidak lain adalah neraka.
Aku hanya ingin duduk diam di sudut kelas, membaca light novel sambil tersenyum sendiri.
Tapi, dengan tempat duduk seperti ini, bagaimana aku bisa tenang membaca buku!?
Meskipun aku masih syok, aku tidak bisa terus berdiri di sini, kalo aku tidak segera pindah, orang yang seharusnya duduk di tempatku sekarang akan kesulitan, jadi dengan enggan, aku meraih tasku dan melangkah menuju tempat duduk neraka itu.
Saat aku tiba, Umiyama Airi sudah lebih dulu duduk di kursi di depanku.
Umiyama adalah siswi populer yang 'imut' dalam segala hal, sedemikian rupa sehingga dia dikatakan sebagai perwujudan dari 'kawaii'(imut).
Rambutnya yang berwarna terang dikuncir kembar, matanya yang besar dan bulat, serta bibir kecilnya yang sedikit mengerucut memberikan kesan manis dan menggemaskan.
Tapi, alasan para laki-laki di kelas sering kali menatap Umiyama Airi bukan hanya karena wajahnya yang imut, tapi juga karena ukuran payudaranya yang tidak wajar.
Seolah-olah melanggar keseimbangan proporsional, dia memiliki pinggang yang ramping, tapi payudara dan pahanya yang begitu berisi, proporsi tubuhnya menyerupai seorang gravure idol.
[TL\n: Gravure idol adalah istilah yang digunakan di Jepang untuk merujuk kepada model wanita yang tampil dalam sesi pemotretan atau video dengan pakaian yang relatif terbuka, seperti bikini atau pakaian kasual yang menonjolkan daya tarik estetika mereka. Gravure idol lebih berfokus pada pemotretan bergaya sensual tetapi tetap dalam batasan yang tidak eksplisit.]
"Airi, selamat pagi."
"Ah, Yuria! Selamat pagi~"
Saat itu, anggota ke-2 dari 3 gadis tercantik di kelas, Ichinose Yuria, tiba di ruang kelas.
Dia meletakkan tasnya di kursi sebelah kiriku dan duduk.
"Tempat duduk kita cukup berdekatan, ya?"
"Benar, kan? Mungkin Rui yang mengatur agar kita duduk berdekatan?"
"Kalo bukan karena dia, tidak mungkin kita bisa sedekat ini. Tapi, itu tidak masalah juga sih."
Tidak masalah bagi mereka, tapi bagi diriku, ini adalah sebuah bencana!
"Kuku Yuria hari ini terlihat sangat indah. Apa kau mengganti top coat atau menggunakan minyak kutikula?"
"Aku tidak melakukan hal yang istimewa."
Ichinose menjawab dengan nada datar dan tatapan dingin, sebelum kembali menatap layar Hp-nya.
Ichinose Yuria dikenal sebagai seorang gyaru dengan sorot mata tajam serta kepribadian yang sedikit kasar.
Berbeda dengan Umiyama Airi yang memiliki daya tarik imut, Ichinose lebih mencerminkan kecantikan yang anggun, selain ukuran payudaranya, pahanya pun sangat menonjol.
Meskipun aku cukup menyukai karakter gyaru dalam dunia 2 dimensi, pada kenyataannya, aku sangat tidak nyaman berinteraksi dengan mereka.
Alasannya sangat sederhana—di dunia nyata, tidak ada gyaru yang bersikap baik terhadap seorang otaku sepertiku.
Ichinose kemungkinan besar memandang rendah orang seperti ku yang seorang otaku dan kalo bisa aku tidak ingin terlibat dengannya sebanyak mungkin.
Gadis gyaru yang baik terhadap seorang otaku hanyalah makhluk fiksi belaka.
"Ngomong-ngomong, Rui-chan terlambat, ya? Mungkin dia ke toilet?"
"Entahlah. Ah, Yamada sudah datang, Airi. Arahkan pandangan ke depan."
Begitu Ichinose mengatakan itu, wali kelas kami, Yamada, muncul di lorong, diikuti oleh ketua kelas, Kuroki, yang juga memasuki ruangan.
"Semuanya, duduk di tempat masing-masing."
Ketika iblis Yamada mengatakan itu dengan pedang bambu di tangannya, para siswa yang ketakutan segera kembali ke tempat duduk mereka dengan patuh.
Setelah Yamada, Kuroki pun berjalan menuju tempat duduknya—yang kebetulan berada tepat di sebelah kananku.
Kuroki...ini semua salahmu, karena dirimu, aku harus menerima tempat duduk yang paling buruk ini...
"Sepertinya pergantian tempat duduknya telah selesai. Jangan terlalu berlebihan dalam bersenang-senang."
Yamada menatap para siswa dengan sorot mata tajam.
"Kali ini, Kuroki, ketua panitia, berkata, 'Ini mutlak diperlukan', jadi aku memberinya izin khusus untuk berpindah tempat duduk, tapi harap diingat kalo akan ada pergantian tempat duduk lagi di masa mendatang. Karena aku sudah tidak ada pengumuman lain, homeroom pagi selesai."
Setelah mengucapkan itu, Yamada mengetukkan pedang bambunya ke lantai dengan bunyi nyaring, lalu keluar dari kelas.
Haa...homeroom hari ini selesai dengan cepat...tapi, tunggu.
Barusan, Yamada mengatakan kalo tidak akan ada lagi pergantian tempat duduk?
Jadi, aku harus duduk di tempat ini sampai akhir tahun ajaran kelas 2!?
Kedamaianku...sudah pasti berakhir.
"──Izumiya-kun, sudah lama tidak bertemu."
Saat aku merasa wajahku pucat pasi, aku mendengar suara yang jelas dan indah datang dari sebelah kananku.
"Mulai hari ini, kita bertetangga, kan? Senang bertemu denganmu, Izumiya-kun."
Su-suara ini... Kuroki Rui...
Dia adalah pelaku di balik semua kasus ini dan dia adalah ketua kelas ini.
Rambut hitam lurusnya yang berkilau hijau di bawah cahaya mengingatkan pada sosok Yamato Nadeshiko sejati, dengan sorot mata lembut dan wajah yang begitu anggun.
[TL\n:Yamato Nadeshiko (大和撫子) adalah istilah dalam budaya Jepang yang merujuk pada gambaran ideal perempuan Jepang yang anggun, lemah lembut, berbakti, dan memiliki moral yang tinggi. Istilah ini menggabungkan kata "Yamato" (大和), yang berarti Jepang kuno, dan "Nadeshiko" (撫子), yang merupakan nama bunga dianthus atau pink (sejenis anyelir).]
Dia adalah anggota klub atletik, dan tubuhnya yang ramping serta proporsional membuatnya tampak seperti seorang model.
Sejujurnya aku benar-benar terkejut ketika ketua kelas yang begitu cantik ini tiba-tiba mengajakku bicara.
Biar kuberitahu pada kalian, selama 5 tahun ini, aku dan Kuroki bahkan tidak pernah berbicara satu kali pun.
"Rui-chan, apa yang sedang kalian bicarakan?"
"....Rui, apa kau mengenal orang itu?"
2 anggota lain dari 3 gadis cantik itu berjalan mendekati bangku Kuroki sambil melontarkan pertanyaan.
Ichinose bahkan dia memanggilku 'orang itu' sambil menunjuk ke arahku.
"Hmm... Sebenarnya, kami memang belum pernah berbicara sebelumnya. Tapi, aku dan Izumiya-kun berasal dari SMP yang sama."
Ya, benar sekali... Aku dan Kuroki memang berasal dari SMP yang sama.
Sejak masa SMP, setiap gerak-geriknya selalu menjadi pusat perhatian. dia adalah ketua OSIS, kapten klub atletik, dan bahkan dia peraih peringkat pertama dalam ujian nasional, dengan semua itu, dia memiliki ketenaran serta pengaruh yang luar biasa.
Justru karena itulah, aku terkejut karena seorang Kuroki Rui masih mengingat namaku—seseorang yang berada di lapisan terbawah hierarki sosial.
Kenapa Kuroki tiba-tiba mendekatiku?
Apa hanya karena kebetulan kami duduk bersebelahan?
Apa pun alasannya, satu hal yang pasti—aku tidak akan pernah memaafkanmu, Kuroki Rui...
Saat aku menatapnya dengan tajam, Kuroki merespons dengan senyuman tak kenal takut.
Apa maksud dari ekspresi itu?
Tanpa berbicara lebih lanjut dengan Kuroki, aku langsung membuka light novel yang kuambil dari laci mejaku dan mulai membacanya.
Kuroki memiliki kesan yang agak menakutkan, jadi sebaiknya aku tidak terlibat denganya.
"Wah, ini buku dengan gambar-gambar yang tidak cabul."
Saat aku sedang membaca light novel, Umiyama, yang penasaran, melihat ke arah bukuku.
"Hei, Yuria, ini pasti buku dengan gambar-gambar cabul."
"........."
"Yuria?"
"....Yah, mengganggu hobi orang lain bukanlah hal yang baik. Biarkan saja."
"Eh, Yuria, kau kok bisa begitu baik?"
"Itu bukan maksudku."
Anehnya, berkat tindak lanjut Ichinose, godaan dari Umiyama akhirnya berhenti.
Apa Ichinose benar-benar melindungiku?
Tapi, sepertinya itu terlalu berlebihan.
Memikirkan kalo dia membantuku mungkin hanya sebuah imajinasi dari seorang otaku.
Ketiganya kemudian melanjutkan obrolan mereka di kursi Kuroki.
"Ngomong-ngomong, hari ini aku berencana pergi membeli kosmetik, kalian bagaimana?"
"Aku tidak masalah, karena aku tidak ada latihan atletik. Airi, bagaimana denganmu?"
"Ah, Airi... ehm..."
Berbeda dari sebelumnya, Umiyama tiba-tiba terdiam, seolah dia ragu-ragu.
"Maaf, hari ini aku tidak bisa ikut! Pacarku bilang kalo dia ingin pergi ke Starbucks setelah sekolah. Ahaha."
"Begitu ya, kalo begitu mau bagaimana lagi."
"Benar, maaf ya."
Hei, apa Umiyama sudah punya pacar?
Yah, tidak mungkin pria tampan di luar sana akan meninggalkan wanita dengan payudara besar sendirian seperti dia.
Nafsu duniawi yang dirasakan pria yang bisa bebas meremas payudaranya pasti tidak terbayangkan.
"Oi, kalian semua, duduk! Pelajaran akan dimulai!"
Ketika guru jam pelajaran pertama memasuki kelas, percakapan antara ke-3 gadis cantik itu pun berakhir dan mereka kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.
★★★
──Setelah sekolah.
Saat aku meninggalkan SMA dengan matahari terbenam di belakangku, aku menghela nafas panjang di depan gerbang sekolah.
"Hah...hari yang sangat panjang."
Aku merasa seperti akan terlambat, aku yang dikelilingi oleh gadis-gadis cantik karena pergantian tempat duduk, dan merasakan tatapan iri dari para pria...
Secara keseluruhan, hari ini benar-benar hari terburuk.
"Ya sudah. Untuk menghibur diri, mungkin aku akan pergi ke Animate..."
Sisa uangku 2000 yen, yah itu cukup untuk membeli beberapa manga atau light novel.
Setelah mengecek dompetku, aku mulai berjalan menuju Animate di stasiun, dan di depanku ada pasangan yang terlihat sangat ceria berjalan ke arah ku dari depan ku.
"Hei, bolehkah aku ke kamarmu hari ini?"
"Eh, kamarku berantakan, loh."
"Tidak masalah, aku akan membuatnya lebih berantakan, terutama di tempat tidur."
"Moo, ecchi."
Cih, pasangan yang menyebalkan ini.
Meskipun aku merasa kesal karena melihatnya, tidak masalah.
Untuk ku, dunia manga dan light novel adalah pelarian yang lebih menyenangkan.
Gadis-gadis di dunia nyata mungkin menjadi musuh bagi seorang yinkya seperti ku, tapi gadis-gadis cantik di dunia 2 dimensi adalah sekutu ku.
Saat aku mencoba menenangkan diri dalam pikiranku, seorang siswi berlari melewati ku dengan cepat.
Hmm? Bau parfum manis ini... pasti Umiyama Airi
"Ah, bahaya... aku bisa dimarahi oleh manajer!"
Dengan payudara besar yang bergoyang, Umiyama berlari tergesa-gesa meninggalkanku.
Manajer...? Aku tidak begitu paham, tapi tadi dia bilang setelah sekolah dia akan pergi ke Starbucks dengan pacarnya, kan?
Tapi, ada yang aneh. Arah yang dia tuju bukan menuju Starbucks.
Seharusnya, sebagai siswa dari sekolah ini, lebih wajar kalo dia pergi ke Starbucks yang ada di dekat sekolah kami.
Tapi, arah yang dia tuju sangat berlawanan, dan di sana tidak ada Starbucks.
Ah, mungkin pacarnya berasal dari sekolah lain, jadi dia menuju ke sana. Bagaimanapun juga, itu tidak terlalu penting untuk ki.
Tanpa memikirkan hal lain tentang Umiyama, aku pun menuju ke Animate.
★★★
Setelah tiba di Animate yang terletak 15 menit berjalan kaki dari sekolah, aku datang untuk mencari light novel yang sudah lama saya inginkan── tapi.
"Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saat ini, buku 'I sekai de S-kyū bijo no oppai sui makutte chītosukiru mo suiagete yatta' (Di Dunia Lain, Aku Terus Menyedot Dada Wanita S-Class dan Mengambil Keterampilan Cheat-nya) sedang kosong stoknya karena permintaan yang sangat tinggi."
Begitu kata petugas kasir Animate kepada ku.
Aku ingin membeli light novel yang diadaptasi dari novel web favorit ku, 'Isekai de S-kyū bijo no oppai sui makutte chītosukiru mo suiagete yatta', tapi...ternyata stoknya habis.
Sudah kuduga memang wajar untuk sebuah novel isekai yang populer di web...mau bagaimana lagi karena ini adalah karya populer dengan puluhan ribu pengikut.
Jadi tidak heran kalo stoknya cepat habis.
Aku pun berjalan pulang dengan kecewa.
Ada banyak bonus khusus di Animate, jadi aku memang ingin membelinya di sana, tapi... sigh.
"Sepertinya hari ini benar-benar tidak berpihak pada ku."
Ada pilihan untuk membeli dalam bentuk e-book, tapi aku ingin membacanya saat waktu istirahat, dan aku lebih suka membeli versi fisiknya.
Aku pun membuka Hp-ku dan mencari toko buku terdekat.
Ah, ada Tsutaya di jalan belakang yang tidak terlalu ramai... Mungkin aku masih bisa beruntung di sana.
Kalo dia Animate saja kehabisan stok, Tsutaya pun kemungkinan besar juga kehabisan.
Tapi, untuk lebih pasti, aku akan menelepon untuk memeriksa ketersediaannya.
Setelah keluar dari Animate, aku berjalan menuju Tsutaya sambil menelepon.
『Haloo, Tsutaya di sini.』
"Ah, permisi. Aku ingin menanyakan tentang stok light novel... eh, 'Isekai de S-kyū bijo no oppai sui makutte chītosukiru mo suiagete yatta', apakah masih ada?"
『O-oppa? Baik aku akan mengeceknya.』
Sepertinya karyawan wanita ini sangat santai.
Dan suaranya terdengar familiar... Apakah ini hanya perasaanku saja?
『Eto, sepertinya masih ada sisa 4 buku berjudul 'Oppai sui'.』
"Mengerti. Terima kasih sudah memberitahuku. Aku akan segera ke sana."
『Hai hai.』
Telepon pun terputus.
Biasanya, mereka menunggu sampai pelanggan yang memutuskan, kan?
Suaranya terdengar seperti gadis muda, mungkin dia karyawan baru paruh waktu.
Aku sendiri belum pernah bekerja paruh waktu, jadi aku tidak terlalu mengerti kesulitannya.
Aku tidak akan menyalahkannya.
Lagipula, SMA-ku melarang siswanya untuk kerja paruh waktu tanpa izin, jadi meskipun aku ingin, aku tidak bisa.
Sesampainya di Tsutaya, aku langsung masuk ke dalam toko.
Kebetulan, di kasir sedang ada karyawan yang sedang sibuk dengan sesuatu, jadi aku langsung menuju ke sana.
"Um, aku yang tadi menelepon... eh!?"
"Ah! Pelanggan, 'I sekai de S-kyū bijo no oppai sui makutte chītosukiru mo suiagete yatta' itu..."
Karyawan wanita Tsutaya yang mengenakan blus putih dan celemek biru tua, begitu melihat wajahku, langsung membuat ekspresi seperti memakan sesuatu yang pahit.
Rambut twin-tone yang cerah dan buah besar yang menumpuk di atas tumpukan buku yang dia pegang.
Payudara ini... pasti dia.
"Umi-Umiyama?"
"Uwah, teman sekelas yang duduk di belakang..."
Aku sama sekali tidak mengerti alasannya, tapi entah kenapa Umiyama Airi sedang bekerja paruh waktu di Tsutaya.
Bukankah dia seharusnya pergi berkencan dengan pacarnya?
Umiyama Airi seharusnya menolak ajakan Ichinose dan yang lainnya karena dia akan pergi berkencan dengan pacarnya setelah pulang sekolah.
Lalu, kenapa dia bekerja di sini...?
Melihat Umiyama yang mengenakan seragam Tsutaya sambil memegang buku, aku hanya tertegun dan berdiri diam di tempat.
Fakta kalo dia sampai berbohong pada teman-temanya pasti ada alasan yang mendalam, tapi itu bukan urusan orang luar seperti ku.
Baiklah.
Aku akan berpura-pura tidak melihatnya dan pergi───
Tepat saat aku berbalik untuk pergi—Umiyama meletakkan buku yang dia pegang di depan kasir dan menarik bahu ki dengan kuat.
"Hei, untuk apa kau datang ke sini?"
Umiyama yang menahan ku mengerutkan alisnya dengan ekspresi curiga sambil menatapku.
Aku hanya datang untuk membeli buku!
"Jangan-jangan...kau berencana memberi tahu semua orang tentang pekerjaan paruh waktu Airi??"
"Hah?"
"A-aku beri tahu ya, aku sudah mendapat izin dari sekolah, dan ini pekerjaan paruh waktu dalam batas waktu kerja yang ditentukan oleh peraturan sekolah! Jadi, tidak ada yang perlu disembunyikan... sama sekali..."
Ekspresinya perlahan menjadi muram, dan pada akhirnya wajahnya terlihat seperti akan menangis.
Sepertinya Umiyama mengira kalo aku akan menyebarkan berita tentang dia yang melakukan pekerjaan paruh waktu.
Aku harap prasangka dan paranoidnya terhadap orang otaku-yin seperti ku tidak berlebihan...tapi, kalo dipikir-pikir, mungkin itu wajar mengingat perilaku ku selama ini.
"Um... Eh, apa kau salah paham tentang sesuatu?"
Aku yang tidak tahu harus berkata apa, aku berbicara dengan tidak jelas.
"Aku hanya datang untuk membeli light novel, tidak ada hubungannya dengan Umiyama..."
"Tolong..."
"Eh..."
"Tolong jangan katakan ini pada Yuria atau Rui-chan!"
Umiyama memohon padaku dengan tatapan putus asa sambil menitikkan air mata besar di wajahnya.
"Tolong... tolong, aku mohon."
"Apa...kau bahkan sampai menangis seperti itu?"
Apa yang harus aku lakukan?!
Seorang otaku yang pemalu tidak bisa menghapus air mata seorang wanita!
"Sudahlah, cukup. Jangan berkelahi lagi."
Sebelum kami menyadarinya, seorang wanita dengan rambut pendek pirang yang ternyata adalah manajer toko tiba-tiba masuk dan memotong pembicaraan kami.
"Umiyama-chan, bertengkar dengan pacarmu saat kau sedang bekerja itu benar-benar tidak boleh."
"...!"
Umiyama terisak dan tidak bisa membalas.
Ah, sebenarnya, kalo Umiyama mengatakan kalo "Dia bukan pacarku", situasi ini akan selesai...
"Ya ampun, memang tidak bisa dihindari. Umiyama-chan, masuk ke ruang istirahat dulu. Maukah kau ikut denganku, Pacar-kun?"
"Eh, a, iya..."
Aku hanya bisa mengikuti suasana dan ikut tanpa berani membantah.
★★★
Kami dibawa ke ruang istirahat staf di belakang kasir dan dipaksa duduk berhadapan di kursi kecil yang ada di ruangan tersebut.
Rasanya seperti diperlakukan layaknya seorang pencuri karena dibawa ke tempat seperti ini.
"Kalo ini masalah pertengkaran asmara, silakan menikmati waktu kalian di ruangan ini~ Ah, tapi waktu istirahat akan dipotong dari gaji kerja, ya."
Manajer wanita dengan rambut pendek pirang itu tersenyum sinis dan meninggalkan kami.
Ah, hei Manajer tolong jangan tinggalkan kami begitu saja, terutama karena Umiyama masih menangis.
"Maaf...ini semua karena Airi."
"Ah, tidak, aku juga minta maaf."
Sebenarnya, aku tidak perlu meminta maaf sama sekali, tapi aku aku tidak bisa menahan diri untuk ikut meminta maaf.
Apa ada alasan kenapa Umiyama ingin aku merahasiakan tentang masalah pekerjaan paruh waktu nya sampai membuatnya menangis begitu?
Saat Umiyama sudah tenang, dia menyeka air mata dari matanya dengan jarinya dan menatapku.
Umiyama Airi menatapku dengan penuh perhatian...
Kalo aku harus mengungkapkan kesan jujur dalam 3 kata atau kurang, itu akan menjadi 'payudaranya sangat besar'.
Wajah dan gayanya sangat imut, bahkan bisa dibilang seperti model majalah fashion, tapi payudaranya, jauh lebih menggoda daripada yang dimiliki seorang idola, bahkan lebih erotis...
Apa yang kupikirkan dalam situasi seperti ini?
Segera, aku mengalihkan pandanganku dan membiarkan pandanganku mengembara.
Sangat sulit untuk menghadapi situasi seperti ini bagi seorang yinkya.
"Airi, aku tiba-tiba merasa sangat takut."
Sejak kami dipindahkan ke sini, kami tidak banyak berbicara, tapi Umiyama mulai berbicara perlahan.
"Aku khawatir kalk nanti mereka menyebutku miskin seperti dulu."
"Mi-miskin...? Apa maksudmu dengan itu?"
Aku bertanya kembali, dan Umiyama menggigit bibirnya, kemudian melanjutkan ceritanya.
"Sebetulnya, keluarga Airi sangat miskin. Ayahku meninggal waktu aku masih kecil, dan ibuku membesarkanku sendirian, tapi banyak hal yang sulit. Sejak dulu, aku tidak pernah mendapatkan uang jajan, jadi...ini merupakan masa-masa sulit untukku."
Umiyama mulai menceritakan latar belakang hidupnya.
Cerita yang dia sampaikan sangat jauh berbeda dengan gambaran yang selama ini aku miliki tentang Umiyama Airi.
Ini adalah cerita yang jauh lebih berat dari apa yang aku bayangkan sebelumnya.
"Waktu SMP, teman-temanku mulai memakai make up, tapi Airi ketinggalan dan banyak merasakan kesakitan. Aku tidak ingin merasakan hal yang sama saat SMA, jadi aku bekerja keras mengumpulkan uang, belajar tentang fashion dan make up, dan akhirnya aku bisa menjadi versi diri ku yang lebih imut. Karena itu, Airi merasa yang paling imut, tapi aku harus menghadapi kenyataan kalo aku butuh uang untuk berpura-pura menjadi imut."
Ah, jadi itulah alasan kenapa dia bekerja paruh waktu?
Selama ini, aku membayangkan Umiyama Airi selalu berada di garis depan mode.
Barang yang dikenakan oleh Umiyama tiba-tiba berubah dengan cepat, dan semuanya terlihat sangat bergaya dan penuh selera.
Tapi aku tidak pernah menyangka kalo dia adalah orang yang pekerja keras.
Meskipun bekerja paruh waktu tidak berarti miskin, tapi bagi Umiyama, hal itu mungkin tetap menjadi perhatian baginya.
"Se-sebenarnya, Airi tidak masalah kalo di ejak miskin! Aku sudah terbiasa disebut miskin oleh orang-orang... tapi, aku tidak ingin Yuria dan Rui-chan yang sudah menjadi temanku sejak tahun pertama tahu tentang ini! Jadi..."
Sepertinya Umiyama masih berpikir kalo aku akan mengolok-oloknya.
Ini sangat mengejutkan.
Sebagai perwakilan dari otaku-yinkya, aku rasa aku perlu menjelaskan hal ini dengan tegas.
"A-Aku! Menghormati Umiyama. Aku tidak akan mengolok-olokmu sama sekali."
"...Eh?"
"Soalnya, aku sendiri...tidak pernah membeli barang dengan uang yang aku hasilkan sendiri...jadi, maksudku, Umiyama lebih dewasa dibandingkan aku berkali-kali lipat. Aku tidak bisa dan tidak akan mengolok-olok Umiyama seperti itu, dan aku tidak akan pernah melakukannya."
Sebagai seorang otaku yang pemalu, aku hanya bisa memberikan dukungan seperti ini... semoga Umiyama bisa memahami kalo aku tidak akan mengolok-oloknya.
"...Ternyata kau cukup baik hati ya."
Senyuman perlahan muncul kembali di wajah Umiyama.
Apa ini berarti dia mengerti maksudku?
"Airi harus kembali bekerja sekarang. Kau kan datang untuk membeli buku, kan? Itu loh, yang judulnya apa ya, buku tentang oppai."
"Ah...aku lupa."
Begitu aku mengingatnya, aku langsung berlari keluar dari ruangan istirahat dan langsung menuju ke area penjualan.
★★★
Tidak ada... Tidak ada!
Buku 'Isekai de S-kyū bijo no oppai sui makutte chītosukiru mo suiagete yatta' milikku tidak ada!
Saat aku tiba di bagian light novel, buku yang kucari sudah tidak tersisa.
Padahal tadi masih ada stok... Haaah.
Sepertinya hari ini benar-benar bukan hari keberuntunganku.
"Hei, apa kau sudah menemukan buku yang kau cari?”?"
"...Tidak, sudah habis terjual."
"Pfft... Pffft, ahaha!"
Saat aku mengatakan itu dengan bahuku yang merosot karena kecewa, Umiyama tertawa terbahak-bahak.
Menyebalkan... Apa dia tidak sadar ini semua terjadi karena dirinya?
Kalo sudah begini, mungkin aku sebaiknya membalas dengan menyebarkan rahasia masa lalunya—
Tunggu, apa itu?
"Ini, coba tebak apa?"
Umiyama mengulurkan sebuah buku ke arahku.
Apa maksudnya ini?
Aku menerimanya dengan enggan, dan saat melihat sampulnya, mataku langsung membelalak.
"I-ini... Ini bukankah ini volume pertama 'Isekai de S-kyū bijo no oppai sui makutte chītosukiru mo suiagete yatta'?"
"Ini yang kau cari, kan? Stoknya hampir habis, jadi aku sengaja menyimpan nya untukmu."
Serius? Apa dia seorang malaikat...?
Aku ingin meninju diriku sendiri yang beberapa detik lalu sempat berpikir untuk menyebarkan masa lalunya sebagai balas dendam...
"Jadi, mana ucapan terima kasihnya?"
"A-ah... Terima kasih... banyak."
Aku begitu berterima kasih hingga secara refleks menggunakan bahasa yang lebih formal.
"Bukan itu maksudku."
"Eh?"
"Aku menyimpannya untukmu sebagai bentuk kebaikan, jadi sebagai gantinya, traktir aku sesuatu."
"H-hah?"
"Sekarang rahasiaku sudah terbongkar, jadi aku akan berbicara terus terang. Aku ini orang yang sangat realistis. Jadi, besok traktir aku sesuatu di kantin, ya?"
A-apa-apaan gadis ini! Dia bukan malaikat, tapi iblis kecil!
Iblis kecil dengan payudara besar!
Seorang succubus penggoda!
"Ngomong-ngomong, namamu siapa?"
"Eh, aku... Izumiya Ryota."
"Hmmm, Ryota, ya? Baiklah, ayo tukar kontak LINE dengan Airi."
"L-LINE? Ah, baik..."
Tanpa banyak berpikir, aku melakukan apa yang diperintahkan dan menunjukkan kode LINE-ku kepada Umiyama.
"Baik, selesai~. Terima kasih, Ryou
ta! Aku menantikan makan siang besok!"
Diantar oleh Umiyama, aku pun keluar dari Tsutaya...
Tunggu, apa yang baru saja terjadi!?
Entah bagaimana kami bertukar kontak LINE, dan besok aku malah berjanji akan makan siang bersama gadis cantik ber-payudara besar, Umiyama Airi, di kantin besok!?
Kedamaian hidupku... tanpa ragu, telah berakhir.
Not bad
BalasHapus