> CHAPTER 5

CHAPTER 5

Kamu saat ini sedang membaca    Danjo Hi 1 : 5 No Sekai De Mo Futsu Ni Ikirareru to Omotta? Geki E Kanjona Kanojo Tachi Ga Mujikaku Danshi Ni Honro Saretara   volume 1  chapter 5. Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw

 


SANGAT SULIT UNTUK MENGATAKAN "AKU MENCINTAIMU"



───● MEMPERKENALKAN TEMAN TIPE JD ●○●



Beberapa hari telah berlalu sejak Mizuho ditolak dengan cukup kejam.


Aku berpikir mungkin Mizuho merasa terpuruk, jadi hari ini aku datang ke kampus dengan semangat untuk mentraktirnya es krim sepulang nanti.


Tapi, perhatian semacam itu ternyata tidak dibutuhkan sejak pagi.


"Jadi ini adalah pertemuan yang ditakdirkan!"


"Mizuho, itu sudah yang ke-5 kalinya hari ini~"


"Apa kau tidak mengatakan hal yang sama kepada semua orang?"


Bersama beberapa teman klub, Mizuho terus bercerita tentang pengalamannya yang katanya penuh cinta (?). Sejak pagi, setiap kali ada teman yang datang, dia mengulang ceritanya, dan aku yang bersamanya sejak awal sudah entah berapa kali mendengarnya.


"Ya ampun, ternyata benar-benar ada, ya, yang namanya takdir! Hidup memang penuh kejutan!"


"Iya iya. Tapi kan belum tentu kau bisa bertemu lagi dengan orang itu, kan?"


"Tidak masalah! Aku akan mencarinya! Aku akan mencari dia sampai ke ujung dunia! Bahkan kalo perlu sampai ke sisi lain bumi!"


"Mizuho, apa kau tahu berapa meter dalam satu ri?"


"...Eh?...sekitar 100 meter?"


[TL\n:"Ri" adalah satuan jarak tradisional Jepang yang setara dengan sekitar 3.9 kilometer. Satuan ini digunakan dalam pengukuran jarak di zaman dahulu, sebelum sistem metrik diadopsi di Jepang.]


Mizuho menjulurkan lidahnya dengan manis.


Mizuo tertawa riang, dan tawa itu menular ke orang-orang di sekitarnya. Yah, kalo dia sudah ceria lagi, itu sudah cukup baik.


Jujur saja, setelah pengakuan cintanya kemarin, melihatnya waktu itu benar-benar menyakitkan. ...Yah, aku juga yang salah karena mengintipnya.


"Yah, kami mau ke sini sekarang! Sampai jumpa~!"


"Sampai jumpa~! Oh, kalo kalian menemukan orang yang di takdirkan untuk ku, beritahu aku ya!!"


"Dengan info se-sedikit itu, sulit menemukannya..."


Mizuho memberi hormat dengan tegap, sementara teman-temannya hanya bisa tersenyum kecut.


Kelas berikutnya adalah kelas yang sama untukku dan Mizuho.


Kami berjalan di lorong penghubung. Sinar matahari yang masuk dari jendela terasa menyenangkan.


Di sampingku, Mizuho berjalan dengan riang, bahkan sambil bersenandung.


"Tapi, bagus juga. Ini mungkin pertama kalinya Mizuho benar-benar menemukan seseorang yang membuatmu serius, kan?"


"Ya~ begitulah~. Rupanya inilah yang disebut dengan menyukai seseorang, ya, hahaha!"


"Benar-benar..."


Kisah tentang kejadian itu sudah kudengar dari pagi, bahkan aku sampai bosan.


Ternyata, ada seseorang yang menolong Mizuho saat dia menjatuhkan lensa kontaknya. Pria itu membantu mencarinya, dan ketika menemukannya, dia mengembalikannya dengan meletakkannya di atas saputangan.


Seperti menemukan cincin, ya?


Jujur saja, kalo orang itu memang sebaik itu, mungkin dia sudah punya 1 atau 2 pacar...tapi mengatakan hal semacam itu pada Mizuho yang sekarang rasanya kurang pantas.


"Jadi, begini Watson-kun."


"Aku bukan Watson-kun."

 

"Sudahlah, sudahlah! Watson-kun juga harus membantuku mencari jodohku ini!"


"Boleh saja...tapi kalo misalnya dia memang mahasiswa baru di kampus kita, ada sekitar 2000 calon kandidat, lho?"


Menurut Mizuho, dia menemukan sebuah pulpen milik orang tersebut yang kebetulan adalah pulpen yang diberikan kepada mahasiswa baru di kampus kami tahun ini. Jadi, kemungkinan besar orang itu adalah mahasiswa tahun pertama.


Kalau tidak salah, jumlah mahasiswa baru sedikit di atas 10,000 orang...dan di kampus kami, jumlah mahasiswa laki-laki sedikit lebih banyak, jadi kira-kira ada 2000 orang di antaranya.


"Kalo harus mempersempit dari situ, sepertinya cukup sulit.


Lagipula, Mizuho saat itu sedang menangis, dan kontak lensanya lepas, jadi dia hampir tidak ingat wajah orang itu.


Hubungan pertemanan mereka saja sepertinya memiliki batas.


"Ck ck ck...kalo kau menyerah, pertandingan akan berakhir di sana, lho."


"Kenapa malah aku yang dimarahi...?"


Ekspresi Mizuho terlihat santai. Apa dia memiliki strategi rahasia?


"Aku pasti akan mengingatnya kalo aku bertemu dengan dia!! Dia punya gaya rambut slicked-back!"


"Gaya rambut, kah..."


Menurut cerita Mizuho, anak laki-laki itu memiliki gaya rambut yang dioleskan gel, tipe slicked-back. Memang cukup jarang, bisa dibilang begitu?


Tapi, tidak pasti juga dia selalu berpenampilan seperti itu setiap hari...


"Aku akan mengembalikan sapu tangan ini...dan aku akan berkata! Aku adalah bangau yang kau selamatkan saat itu! Aku datang untuk membalas budi!"


"Itu cerita lama, lho~"


[TL\n: Cerita tentang bangau yang diselamatkan adalah salah satu dongeng klasik Jepang yang dikenal sebagai Tsuru no Ongaeshi atau "Bangau yang Membalas Budi". Cerita ini mengajarkan tentang kebaikan hati dan pengorbanan. Sebenarnya rangkuman ceritanya mau gua salin, tapi gua pikir ulang kayaknya gak usah terlalu panjang soalnya. Ceritanya 11 12 kaya degeng indo yaitu dongengnya Jaka Tarub dan Nawang Wulan]

 

Sapu tangan yang digenggamnya erat itu tampaknya adalah pinjaman dari anak laki-laki tersebut. Meski sudah diberi izin untuk tidak mengembalikannya, Mizuho bersikeras ingin bertemu dan mengembalikannya.


Tepat saat itu.


Piron, ada notifikasi di Hp-ku.


《Masato》 "Memang benar sih, haha"


《Masato》 Koumi, apa menurutmu kita bisa mengikuti tes bersama hari ini di periode ke-3?"


Ah...benar juga, belakangan ini aku selalu mengikuti kelas ke-3 bersama Masato.


Sampai sekarang, aku merasa sedikit tidak enak sama Mizuho, tapi aku selalu menerima ajakan Masato...walaupun begitu.


(Sampai sekarang, aku sengaja menjauhkan teman-temanku darinya, karena aku takut mereka akan jatuh hati pada Masato yang terlalu keren...tapi mungkin, Mizuho sudah aman sekarang.)


Sudah jelas, Mizuho yang berjalan dengan gembira di sebelahku sedang terpikat pada 'takdirnya' yang selalu dia bicarakan itu.


Aku merasa kasihan padanya juga , karena selain aku, sepertinya Masato tidak punya teman di kampus...bukankah ini kesempatan yang bagus?


"Eh, Mizuho. Kalo kau mau...bagaimana kalo kita ber-2 ikut kelas berikutnya dengan Masato?"


"Hah? Serius!? Wah, aku sudah lama ingin bertemu dan berbicara dengan pippinya Koumi!"


"Sudah kubilang dia bukan pacarku...! Jangan bicara yang aneh-aneh, di depannya oke?"


"Jangan katakan itu!! Aku akan menjadi duta yang mempromosikan semua hal baik tentang Koumi. Serahkan saja padaku!"


Mizuho menepuk dadanya dengan semangat.


Ditambah lagi, dadanya yang hampir tidak ada membuatnya terlihat menggemaskan.


"Tapi, kenapa? Ada perubahan pikiran apa ini?"


"Soalnya, Mizuho sedang tergila-gila sama si 'takdirnya' itu, kan? Kalo kau tidak punya orang yang kau sukai, itu bisa berbahaya untuk Masato. Kalo kau berbicara 30 menit saja dengannya, kau bisa langsung jatuh cinta, Dia pria yang sangat tampan."


"Cinta kadang bisa membuatmu orang rusak..."


"Eh, kau mengejekku, ya?"


Mizuho menatapku dengan pandangan penuh kasihan.


Tidak, sungguh, Masato itu punya daya tarik yang luar biasa. Aku belum pernah kenal laki-laki lain yang sempurna seperti dia.

 

"Aku harap kau bisa tenang. Sekarang ini, aku sedang mati-matian mencari pasangan takdirku! Akan aku bantu mempromosikanmu ke Masato-kun, jadi cepatlah mengaku saja."


"Ah, kau benar-benar tidak usah ikut campur!"


Dia memang tipe yang bisa saja mengucapkan hal-hal yang tidak perlu. Apa ini akan baik-baik saja?


Untuk saat ini, aku pun membalas pesan Masato.


《Koumi》"Selamat pagi!"


《Koumi》"Kita bisa ikut kelas yang sama! Temanku juga ada di kelas itu, jadi kalo Masato tidak keberatan, bagaimana kalo kita ber-3 mengambil kelas bersama?"


Mungkin karena aku masih berada di kampus, balasan dari Masato datang sebelum aku sempat menutup Hp-ku.


《Masato》"Oh, terima kasih banyak! Pasti, tentu saja~"


Pesan itu dilengkapi stiker kucing yang menundukkan kepala sebagai tanda terima kasih.


Masato bahkan di SNS terlihat sangat menggemaskan... Sungguh curang.


"Masato setuju. Jadi, bagaimana kalo kita ambil kelas ke-3 bersama-sama?"


"Yey! Aku bisa melihat wajah tampannya, terima kasih banyak!"


"Sudahlah, jangan bercanda terus begitu?"


Aku senang jika orang yang kusukai dan sahabatku bisa akur.


Sepertinya kehidupan kampus ini akan menjadi semakin menyenangkan!


★★★


Anehnya, Koumi mengizinkanku untuk bertemu dengan pacarnya yang sangat dicintainya!


Koumi memang sangat berhati-hati. Dia khawatir jika aku secara tidak sengaja jatuh cinta pada Masato-kun, jadi dia tidak mengizinkanku untuk bertemu...


Yah, itu berarti dia sangat menyayanginya. Ya, ya. Aku rasa itu hal yang baik!


Tapi jangan khawatir! Saat ini, aku sibuk mengumpulkan informasi!


Menggunakan hanya pulpen untuk menentukan bahwa kami berada di kampus yang sama itu tergesa-gesa, kan? Hmph. Meskipun begitu, selama ada petunjuk, aku tidak akan menyerah!


Karena, bukankah akan luar biasa jika kalo aku bisa bertemu lagi dengan nya? Hanya memikirkan itu saja sudah cukup membuatku senang.


Aku mengeluarkan kembali sapu tangan yang kutaruh di saku.


Desainnya sederhana, berwarna biru tua, dengan garis merah dan hitam di sudut.


Aku menggenggamnya erat-erat.


── Suatu saat, suatu saat aku pasti akan mengembalikan sapu tangan ini. Dan dengan itu, aku akan menyampaikan perasaanku.


"O, ternyata masih banyak tempat yang kosong, ya. Kita ambil 3 tempat saja, ya?"


"Siap, aku mengerti!"


Aku melipat sapu tangan dengan hati-hati dan menyimpannya ke dalam tas.


Bersama Koumi, kami mengamaankan tempat di belakang kelas.


Memastikan tempat di kampus itu adalah hukum rimba...! Maaf ya, semua yang masih makan siang... Realitas itu memang kejam. Yoooyoo...


"Masato sepertinya sudah hampir sampai, jadi aku akan menjemputnya di depan kelas."


"Baik! Selamat pergi!"


Setelah melihat Koumi meninggalkan kelas, aku mengeluarkan pulpen.


"Apa mungkin dia bukan siswa tahun pertama...?"


Tahun ini adalah pertama kalinya pulpen dengan desain ini dibagikan. Oleh karena itu, biasanya pulpen ini lebih sering dimiliki oleh siswa tahun pertama. Tapi, jika pergi ke gedung tempat para staf pengajar berada, tampaknya ada kemungkinan untuk mendapatkannya.


Artinya, bisa jadi dia 1 atau 2, atau mungkin 3 tahun lebih tua?


Dia terlihat lebih dewasa.


Meskipun begitu, sejujurnya, umur bukanlah hal yang penting bagiku.


[TL\n: yup umur hanyalah angka, soal lubang, eh gak jadi deh...]


Aku teringat peristiwa itu.


"Maaf! Aku sedang mencari lensa kontakku!"


"Ya. Hati-hati ya."


"Ah, saputangan ini tidak perlu dikembalikan. Sampai jumpa!"



Aku teringat senyumnya yang cerah.


(Keren sekali...)


Siapa pun pasti akan jatuh cinta jika diperlakukan seperti itu. Memang wajahnya tidak begitu terlihat, tetapi sekarang wajahnya tidak lagi menjadi perhatian.


Setelah merasakan kebaikan dan senyum itu, wajahnya tidak ada artinya.


(Seandainya aku bisa mengingatnya dengan jelas...Oh, tidak...)


Aku terkulai di meja.


Kalo saja aku tidak menangis... Tapi, kalo aku tidak menangis, aku tidak akan kehilangan lensa kontak itu, dan kalo begitu, aku mungkin tidak akan bertemu dengannya...pikirku.


Hanya mengingatnya membuat hatiku berdebar kencang.


(Ya, aku benar-benar ingin bertemu dengannya sekali lagi. Mengucapkan terima kasih, dan...)


Akan seperti apa kalo kita bertemu lagi? Kalo aku langsung mengatakan kalo aku mencintainya, pasti dia akan curiga...


Mulai dari teman saja? Sepertinya ada maksud lain di balik itu.


Bagaimanapun, aku ingin mengucapkan terima kasih.


Berkat kau, aku diselamatkan dari masa-masa terendahku.


...Apakah ini terlalu berat?


Tapi aku sangat berterima kasih... dan merasa terpesona.


Jadi, meskipun terasa sedikit berat, aku harap kau bisa memaafkannya.


"Hehehe..."


Ini buruk. Mungkin aku terlihat ceroboh.


Sangat menyedihkan jika orang menganggapku aneh saat bertemu dengan 'favorit' Koumi!


Mungkin saja jaringan pria bisa membantuku mencari takdirku... Jadi, kesan pertama itu penting!


Sekitar 10 menit sebelum pelajaran dimulai.


Koumi masuk ke kelas. Di belakangnya, ada seorang anak laki-laki.


Ah, wajah Koumi benar-benar terlihat seperti seorang gadis yang sedang jatuh cinta. Dia terlihat cukup keren...? Tingginya juga lumayan.


Begitu dia masuk, para gadis di sekitar kelas sedikit menoleh.


Tentu saja Koumi akan merasa khawatir.


Sambil begitu, Koumi dan anak laki-laki itu akhirnya sampai di tempatku.


"Yah! Jadi, ini sahabatku, Tonozaki Mizuho! Dan, ini, eh... temanku, Katagiri Masato!"


Dari belakang Koumi, seorang pri tampan muncul dengan sedikit mengangkat wajahnya.


"Selamat siang! Aku sudah mendengar sedikit tentang mu dari Koumi~ Senang bertemu denganmu!"


...Eh?












───● JD TIPE GENKI-KKO DIPERKENALKAN ●○●



Akhirnya musim panas pun tiba, dan pagi-pagi aku sering terbangun karena panasnya cuaca. 


Seperti biasa, dengan mata yang masih mengantuk, aku menghabiskan sarapan yang terlambat sekaligus makan siang, sambil bersiap-siap pergi ke universitas.


Di kelas ke-3 hari ini, aku ada pelajaran bersama Koumi, jadi aku harus berangkat lebih awal.


Jadi tidak enak kalo aku selalu minta dia untuk mengamaankan tempat duduk untukku.


Sementara aku memasukkan barang-barang ke dalam tas, tiba-tiba bel interkom apartemen ku berbunyi.


"Oi, Masato apa kau ada di sini?"


"Oh, Aika-san!"


Aika-san yang sekarang sudah seperti pengganti orang tuaku.


Dia kadang-kadang menyediakan makan malam untukku, dan aku masih tidak bisa membalas kebaikannya.


"Ya ya! Selamat pagi!"


"Oh, selamat pagi. Mungkin ada barang yang dikirim dari tempat Masato tinggal sebelumnya. Ini. Semua yang ada di kardus ini adalah itu."


"Ooh, terima kasih banyak!"


Sebenarnya, aku tidak tahu dengan pasti bagaimana hidupku di dunia ini sampai sekarang.


Mungkin, situasinya seperti tubuhku yang sebelumnya dan tubuhku di dunia ini saling bertukar... tapi aku tidak terlalu mengerti dengan sci-fi. Rasanya membingungkan.


Sepertinya, di dunia sebelumnya dan dunia sekarang, aku tidak memiliki orang tua. Itu tidak berubah.


Aku adalah anak tunggal dan tidak punya banyak kerabat, jadi aku tidak memiliki sanak saudara dan tinggal di tempat seperti panti asuhan. Setelah lulus SMA, aku berencana untuk melanjutkan kuliah dengan beasiswa, tapi tepat saat itu aku mengalami perpindahan.


Semoga di dunia ini, aku bisa bertemu seseorang seperti Aika-san, tapi mungkin tidak semudah itu.


Aika-san menjauhkan alat vape dari mulutnya dan menghembuskan napas ke udara.


"...Yah, bagaimanapun juga, aku sudah memutuskan untuk merawat Masato terlepas dari masa lalunya. Kalo kau ingin kembali ke panti asuhan, bilang saja ya."


"Tidak! Tidak ada alasan untuk itu. Aku benar-benar berterima kasih pada Aika-san. Setelah aku lulus kuliah, aku pasti akan membalas budi."


"Hehe. Aku menunggu itu. Untuk sekarang, nikmati kehidupan kampusmu—yang lainnya bisa dipikirkan nanti."


"Baik!"


Dengan melambaikan tangannya, Aika-san pun pergi.


Aku sangat bersyukur untuk itu...Aku harus membalas budi.


...Tapi, apa membalas budi itu berarti menjadi nomor 1 di 'Festa'? Itu rasanya terlalu sulit untukku...


Dengan kardus di pelukan, aku kembali ke kamarku.


"Yosh, aku akan membukanya."


Aku menggunakan kater untuk membuka tutup kardus. Di dalamnya, terdapat berbagai barang yang tertumpuk.


"Ada yang terasa nostalgia, dan ada juga yang belum pernah kulihat sebelumnya..."


Itu mungkin perbedaan yang muncul karena perpindahan.


Sepatu basketku yang sudah usang terasa akrab dan penuh kenangan, tapi ada juga surat yang mirip dengan surat yang belum pernah kulihat sebelumnya. Apa aku pernah menerima surat seperti ini?


Meskipun aku tinggal di panti asuhan, aku tetap pergi ke sekolah. Bagaimana dengan teman-temanku? Apa mereka baik-baik saja?


"Eh...?"


Hampir semua adalah surat-surat yang tidak ku kenali dan buku referensi. Alat tulis yang mungkin sudah lama tidak ku gunakan. Selain itu, aku juga menemukan 2 set peralatan baseball yang sudah usang.


"Ah, nostalgianya...Ah, tidak! Ini sudah waktunya!"


Meskipun aku ingin tenggelam dalam kenangan tersebut, kalo dibiarkan seperti ini, aku akan terlambat ke kampus.


Aku kemudian menutup kotak kardus dengan hati-hati dan menyimpannya kembali ke dalam lemari.




"Masato~! Selamat pagi!"


"Koumi, selamat pagi~. Maaf ya kau selalu mengamankan tempat duduk untuk ku."


"Hmm... Tidak apa-apa! Aku juga sudah datang sejak jam ke-2, jadi tidak masalah!"


Setibanya di kampus, Koumi menyambut ku.


Hari ini, Koumi mengenakan kaos dengan leher kotak, dipadukan dengan jaket berbahan renda tipis, dan di bawahnya, dia memakai celana pendek putih. Meskipun aku sering bertemu dengan Koumi, dia selalu tampil dengan berbagai macam gaya setiap hari, menunjukkan bahwa dia sangat memperhatikan penampilannya.


Sepertinya hari ini, Koumi akan memperkenalkan teman-temannya.


Memang belakangan ini dia sering mengikuti kuliah bersamaku, jadi aku khawatir Koumi mengabaikan persahabatannya sendiri.


Kalo begitu, aku rasa yang terbaik adalah jika aku bisa akrab dengan teman-teman Koumi, sehingga keduanya bisa berjalan seimbang. Bagiku, itu sangat diterima.


"Tapi aku senang. Aku khawatir Koumi tidak bisa bersenang-senang dengan teman-temannya akhir-akhir ini."


"Apa itu? Berhenti bicara seperti ibuku!"


"Tidak, bukan begitu! Tapi aku juga akan berusaha untuk bisa akrab dengan teman-teman Koumi."


Kalo sampai aku dibenci, itu akan jadi masalah...jadi aku harus berhati-hati.


Koumi berbalik, menghadapku dengan punggungnya.


"...Tapi, kalo kalian terlalu akrab, itu akan merepotkan untuk ku..."


"Hah? Apa yang kau katakan?"


"Eh, tidak ada apa-apa!"


Sepertinya dia menggumamkan sesuatu dengan suara pelan, tapi aku tidak mendengarnya dengan jelas. Sementara itu, aku mengikuti Koumi yang sudah memasuki kelas.


Di sudut belakang, aku melihat seorang gadis berdiri.


Apa itu temannya?


Kami be-2, aku dan Koiumi, akhirnya tiba di tempat gadis itu.


"Ini! Ini adalah sahabatku, Tonozaki Mizuho! Dan ini, eh... teman, Katagiri Masato!"


Gadis yang duduk di kursi—Mizuho-chan—melihat ke arah kami dengan ekspresi bingung.


Matanya besar dan bulat, dan kuncir kembar yang diikat di posisi rendah sangat cocok dengan wajahnya yang baby face.


Aku berpikir dia adalah tipe gadis yang imut dengan sedikit aura kepolosan.


"Selamat siang! Aku sudah mendengar sedikit tentang mu dari Koumi~ Senang bertemu denganmu!"

 

"....."


Eh, tunggu? Apakah kontak pertama ini gagal?


Apakah aku melakukan kesalahan dalam menyapa?


"Mizuho?"


Koumi, yang terlihat heran, juga memanggil Mizuho.


"Oh, oh! Maafkan aku! Kau pasti Masato-san! Koumi-dono telah bercerita tentang mu~!"


"Ah, eh, begitu ya?"


"Tentu saja! Wah! Meskipun begitu, aku sangat terkejut! Memang kau cukup tampan, ya..."


"Mizuho, kau benar-benar memahami apa yang kau katakan, kan..."


"Wow, menyeramkan! Maafkan aku~!"


Syukurlah, dia sepertinya orang yang cukup ceria.


Mizuho-chan mengangguk-anggukkan kepalanya sambil meraih tanganku.


"Nama ku Tonozaki Mizuho, dan aku ingin memperkenalkan diri kepada mu... Senang berkenalan dengan mu."


"Haha, kau lucu. Aku Katagiri Masato. Panggil saja aku Masato."


Aku menggenggam tangannya yang diulurkan, dan kami berjabat tangan.


Tangan yang ramping. Aku mungkin berpikir begitu karena secara fisik dia 1 atau 2 kali lebih kecil dari Koumi.


"Masato, kalo kau mengikuti suasana Mizuho, kita tidak akan bertahan sehari, jadi tidak apa-apa untuk mengabaikannya sedikit, oke."


"Gawat! Koumi, apa kau berpikir seperti itu tentangku!? Itu sangat mengecewakan, lho~"


Meskipun Koumi mengatakan hal seperti itu, ekspresinya cerah. Aku sudah mendengar banyak cerita tentang mereka sebelumnya, jadi tampaknya mereka benar-benar akrab.


Baiklah. Itu hal yang baik.


Bel berbunyi menandakan dimulainya kuliah, jadi kami pun mengambil tempat duduk.


Mulai sekarang, mungkin kami akan lebih sering mengikuti kelas ber-3?




Kelas ke-5 berakhir.


Setelah bertemu Mizuho-chan, kami ber-3 mengambil kelas bersama, jadi kami ber-3 terus beraktivitas bersama.


"Wah, aku sangat lelah! Kuliah terakhir tiba-tiba ada kuis kecil, itu benar-benar mengejutkan."


"Kalo bukan karena foto yang diambil Koumi, aku bisa saja dalam bahaya..."


Kami keluar dari kelas dan pulang. Matahari sudah mulai condong.


Sekitar kami, keramaian mahasiswa yang pulang berkumpul.


"Ah, tidak mungkin!"


"...? Ada apa, Koumi?"


Koumi yang sedang membuka tote bag-nya berhenti, jadi Mizuho dan aku pun ikut berhenti.


"Sepertinya aku lupa membawa sesuatu di kelas...Aku akan mengambilnya dulu, kalian ber-2 bisa pulang lebih dulu!"


Tentu. Tapi, kita baru saja keluar dari gedung kelas, dan ruang kelas untuk pelajaran ke-5 berada di lantai 2, jadi jaraknya cukup dekat untuk kembali.


"Aku tidak terburu-buru, jadi aku sama sekali tidak masalah menunggu. Ayo, pinjamkan barangmu. Aku akan membawanya. Mizuho-chan, bagaimana denganmu?"


"Wah, aku juga tidak masalah! Aku akan menunggu!"


Mizuho-chan memberi tanda damai dengan ceria.


Gerakannya sangat energik, dan itu membuatnya menjadi gadis yang menarik perhatian.


"Maaf! Terima kasih! Baiklah, aku akan pergi sebentar!"


Dia menyerahkan tote bag-nyay padaku dan melawan arus siswa yang berjalan, Koumi kembali ke gedung kelas.


"Yah, kenapa kita tidak menungguya di bangku di sebelah sana?"


"Benar sekali! Oh, dan ngomong-ngomong, Masato-dono kau sungguh baik hati!"


"Ah, tidak, menunggu itu hal yang biasa saja, kan?"


"Yah, aku baru saja melihat sekilas kebaikan yang ada jauh di dalam diri Masato-dono..."


"Kau berlebihan sekali."


Kami duduk di bangku dan menunggu Koumi.


Sinar matahari senja sangat menyilaukan, tapi tidak lama lagi, matahari akan segera terbenam.


Gelombang mahasiswa yang selesai kuliah mulai mereda, dan saat ini, area depan kampus mulai cukup sepi.


Ketika keheningan sesaat menyelimuti, tiba-tiba...


"Ngomong-ngomong, Masato-dono."


"Hmm?"


Mizuho-chan, yang seharusnya sudah duduk, bangkit dengan semangat.


Dia berdiri di depanku dan mengenakan kembali topi marin navy yang dia pegang .


"Sebenarnya... Aku ada sesuatu yang harus diberitahukan padamu, Masato-dono!"


"...Ya?"


Meskipun nada suaranya masih mengandung unsur bercanda. 


Mata biru langitnya menatapku dengan serius.


Penampilannya yang berdiri di latar belakang matahari terbenam sangat mencolok, menciptakan suasana yang penuh pesona.


Senyum menawannya membuatku merasa terkejut sejenak.


"Sebetulnya, ini──







───● GENKI-KKO TIPE JD BERUSAHA MENYEMBUNYIKAN PERASAANNYA ●○●



"Selamat siang! Aku sudah dengar sedikit tentangmu dari Koumi~ Senang bertemu denganmu!"


...Eh?


Suara ini terdengar familiarfamiliar...


Meskipun aku sudah mendengar tentangnya dari Koumi, pemuda yang berdiri di depanku sangat tampan.


Tingginya sekitar 175 cm. Dia tidak terlalu berotot, tapi juga tidak terlalu kurus.


Dia mengenakan kaos putih yang longgar, dan kalung kulit yang dia kenakan di lehernya menjadi aksen yang bagus tanpa terlihat berlebihan.


Senyumnya yang lembut menyampaikan kkalo dia tidak memiliki perasaan buruk sama sekali.


"...Mizuho?"


(...Ah, tidak boleh! Dia adalah orang yang dicintai Koumi, dan aku sudah memiliki orang yang kutentukan sebagai takdirku...!)


Aku bisa mengerti kenapa Koumi jatuh hati padanya, dan saat itu, Koumi mengangkat suara dengan khawatir.


Aku tidak seharusnya! Aku harus membalas sapaan dengan baik!

 

"Oh, oh! Maafkan aku! Kau pasti Masato-san! Koumi-dono telah bercerita tentang mu~!"


"Ah, eh, begitu ya?"

 

Dia sudah menceritakan banyak hal, ya.


Akhir-akhir ini, cerita tentang cinta Koumi menjadi acara rutin di antara teman-teman.


Mungkin semua itu sudah melalui lensa yang subjektif, tapi mungkin itu bukan hal yang buruk.


Saat kami berbincang, pemuda di depanku terus tersenyum. Koumi pun tertawa karenanya.


Sungguh, itu sangat menawan.


(Enak ya, Koumi. Jika aku juga bisa menemukan orang yang ditakdirkan untukku, apakah aku bisa merasakan hal yang sama...?)


Sekarang, aku masih belum menemukannya.


Dia orang yang sangat baik, jadi seharusnya tidak masalah untuk bermimpi, kan?


Selama Koumi pergi ke kelas untuk mengambil barang yang tertinggal, aku ingat kalo aku belum meminta sesuatu.


Aku berbalik kepada Masato-kun.


Ini harus aku sampaikan! Kita tidak pernah tahu di mana petunjuk akan muncul!

 

"Sebetulnya... Aku ingin meminta bantuanmu, Masato-kun, untuk mencari jodohku!!"


"Eh!?"


Mata Masato-kun melebar karena terkejut. Dia adalah orang dengan ekspresi yang kaya.


"Sebenarnya, aku tidak bisa menjelaskan secara mendalam tentang situasinya... tapi aku memiliki orang yang ditakdirkan untuk ku. Dan orang itu kemungkinan besar... adalah mahasiswa tahun pertama di universitas ini!!"


"O-oh, begitu...?"


"Jadi, kalo kau tidak keberatan, Masato-kun, aku ingin kau mencarinya!!"


Mungkin saja ada jaringan di antara para lelaki, kan?


"Baiklah, tapi siapa namanya?"


"Aku tidak tahu!"


"Serius, kau tidak tahu?!"


Saat aku membuat isyarat besar dengan tanganku, Masato mencondongkan tubuh ke depan dengan cara yang berlebihan. Reaksinya menyenangkan dan saya tidak bisa menahan senyumku.


"Eh, setidaknya beritahu aku fakultas atau ciri-cirinya..."


"Aku juga tidak tahu fakultasnya! Bahkan, ku pikir orang itu adalah mahasiswa tahun pertama di kampus ini, tapi aku tidak yakin!"


"Kondisinya terlalu ketat!?"


Aku sendiri merasa permintaan ini aneh saat mengatakannya. Tapi, aku tidak bisa menyerah!


"Tapi orang itu memiliki gaya rambut slicked back, dan tingginya... mungkin sama dengan Masato-kun...?"


"Hmm, gaya rambut slicked back memang cukup langka."


Iya, kalo dia memang memiliki gaya rambut slicked back, aku merasa akan lebih cepat menemukannya!


Di dalam kampus ini, aku jarang melihat orang dengan gaya rambut slicked back!


"Aku mohon, gunakan jaringan teman-teman pria Masato-kun untuk mencarinya... dan beri tahu aku kalo kau sudah menemukannya!"


"Tentu, aku akan berusaha membantu kalo aku bisa..."


Masato-kun terlihat serius memikirkan hal itu.


Apa memang terlalu berlebihan untuk meminta ini tiba-tiba...?


Saat aku memperhatikan ekspresinya, dia tampak sedikit canggung dan menggaruk pipinya.


"Aku... tidak punya banyak teman."


Kata-kata itu keluar dengan tiba-tiba dan mengejutkan.


"Eh—!"


Masato tersenyum malu-malu. Pria tampan ini, bahkan dengan gerakan seperti itu, membuatku merasa cemburu!


"Jadi, jika aku menemukan orang yang mirip, aku akan memberitahumu...sepertinya itu sudah cukup, kan?"


"Sangat serius!! Terima kasih! Aku sangat menghargai kerjasamanya!"


Kalo dipikir-pikir, Koumi bilang Masato-kun tidak punya banyak teman karena dia terlambat masuk sekolah...aku merasa agak bersalah tentang itu.


Saat kami berbincang, Koumi kembali berlari kecil ke arah kami.


"Maaf, terima kasih~! Kalo begitu ayo pergi sekarang!"


"Selamat datang kembali~"


"Koumi! Aku juga meminta Masato-kun membantu mencarikan orang yang menjadi takdirku!!"


"Wow~ Bagus sekali! Masato, apa ada orang yang kau ingat?"


"Tidak, aku sama sekali tidak tahu."


Kami berjalan menuju stasiun dengan Koumi dan Masato. Aku merasa sangat senang, sepertinya kehidupan kampus kami akan menjadi sangat menyenangkan!


Dari kampus ke stasiun terdekat hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit berjalan kaki.


10 menit yang singkat itu terasa cepat saat kami ber-3 berbincang.


"Baiklah, aku naik kereta yang ini~! Sampai jumpa!"


"Baik! Sampai jumpa besok!"


"Sampai jumpa~!"


Kebetulan aku dan Masato-kun naik kereta yang sama, sedangkan Koumi naik arah yang berbeda.


Kami mengantar Koumi sampai ke gerbang jalur yang berbeda, lalu aku dan Masato-kun berjalan menuju gerbang yang lain.


Oh iya, mumpung sekarang hanya ada kami ber-2, aku akan coba tanyakan sesuatu yang membuatku penasaran~


"Sebenarnya, hubungan seperti apa yang kau miliki dengan Koumi~?"


"Eh? Hmm, tidak ada yang perlu dicurigai kok. Kami hanya teman, teman biasa."


"Eh~ benarkah begitu?"


Aku menggodanya dengan menyenggol pinggang Masato-kun dengan sikuku.


Kalo dia sedikit saja terkejut, mungkin Koumi punya kesempatan...tapi, sepertinya tidak.


"Koumi itu benar-benar orang yang baik. Dia sangat baik padaku yang awalnya tidak punya teman...jujur, aku sangat berterima kasih padanya. Jadi rasanya, aku tidak mau mengkhianatinya."


"....."


Serius sekali. Masato-kun benar-benar serius.


Hmm, kelihatannya dia belum menyadari perasaan Koumi...? Semangat ya, Koumi...


"Oh iya, Koumi sering bilang kalo Mizuho-chan adalah gadis yang baik. Kalian memang dekat, ya."


"Wah! Sekali-sekali Koumi memang melakukan pekerjaan yang bagus juga! Memang benar! Aku ini gadis baik, tahu!"


"Haha, kau mengatakannya sendiri!"


Percakapanku dengan Masato-kun terasa menyenangkan dan nyaman.


Mungkin karena itu.


Aku sedikit lengah. Saat melihat 2 orang berjalan mendekat dari depan...sekujur tubuhku langsung merinding.


"...? Mizuho-chan?"


Spontan aku bersembunyi di belakang Masato-kun, mencoba menyembunyikan diriku...tapi sepertinya sudah terlambat.


"....Hm?"


2 orang di depanku...mereka adalah senpai dari klub bulutangkis yang aku ikuti: Keito-san, orang yang pernah aku nyatakan perasaanku padanya, dan Satsuki-senpai, senpai kelas 3 yang akrab dengan Keito-san.


Aku berharap mereka tidak memperhatikan kami...tapi saat kami berpapasan, pandanganku bertemu dengan matanya.


"Ternyata benar. Siapa namanya ya, Tonozaki...? Mizuho, bukan?"


"....."


Ini buruk.


Kenapa harus di saat seperti ini...


"Oh, jadi ini anak kelas 1 yang mengaku pada Keito?"


"Iya, benar! Ini gara-gara Satsuki yang selalu terlalu perhatian sama anak kelas 1, sampai mereka salah paham."


"Eh, itu salahku?"


...Aku ingin segera pergi dari sini.


Aku menekan punggung Masato-kun dengan lembut, lalu berbisik kecil, "Ayo, kita pergi."


"Tunggu sebentar."


Tapi dia tidak membiarkanku pergi begitu saja.


"Apa? Kau baru saja mengatakan perasaanmu, dan sekarang kau sudah pindah ke yang lain? Bagus ya, cepat sekali berganti haluan. Perempuan jelek seperti mu memang tidak bisa hidup tanpa menggoda laki-laki, ya?"


"Keito, jangan keterlaluan..."


Aku tidak melihat wajahnya, tapi dari nada suaranya sudah cukup jelas. Dia jelas sedang menertawakanku. Aku yakin dia menatap ke arah sini sambil menyeringai.


Aku sama sekali tidak ingin melihatnya.


"Heh, pria yang kau suka sedang mengajak bicara, kenapa tidak menatap ke sini?"


Ini benar-benar terburuk.


Fakta bahwa semua ini terjadi di depan Masato-kun...Seseorang yang baru saja aku mulai akrab dengannya, tapi sekarang mungkin dia hanya akan merasa kecewa...


Ingatan tentang hari pengakuan itu kembali muncul di benakku, membawa kata-kata menyakitkan yang pernah dia ucapkan. Aku tidak mau mengingatnya.


Aku tidak mau menangis lagi...


"Begini, aku memang orang luar dan mungkin tidak tahu persis apa yang terjadi."


Entah sejak kapan, Masato-kun berdiri di antara aku dan para senpai itu.


"Tapi, ada satu hal yang aku tahu dengan pasti, dan kupikir lebih baik kau tarik kembali kata-katamu tadi."


"Siapa kau?"


"Aku? Aku teman Mizuho-chan."


"Ya ampun, aku sudah menduganya, tapi masa iya kau pacarnya? Tidak mungkin kau mau pacaran dengan gadis jelek seperti dia."


"Itu dia."


Aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya.


Tapi dari nada suaranya, aku tahu dia sedang menahan amarah.


"Mizuho-chan itu bukan gadis jelek. Dia cantik."


"...Hah? Itu yang kau permasalahkan?"


"Aku mungkin tidak tahu detailnya. Aku hanya mendengar dari orang lain. Tapi kalo ada satu hal yang jelas keliru dari ucapanmu tadi, itu adalah bahwa dia bukan gadis yang jelek. Dia gadis yang baik hati maupun parasnya. Dia adalah gadis yang manis dan penuh kebaikan."


........ 


"Apa? Apa kau sadar? Beberapa hari lalu dia menyatakan perasaan padaku, dan itu artinya aku lebih unggul darinya. Jadi—"


"Unggul dalam apa, ya? Hanya karena seseorang menyatakan perasaan, kau merasa lebih tinggi daripada orang itu?"


"Tentu saja, bagaimana pun, yang disukai pasti lebih berharga, bukan?"


"Itu justru kesalahpahaman yang fatal. Menjijikkan. Sikapmu terhadap seseorang yang dengan tulus mengungkapkan perasaannya benar-benar tidak pantas."


"....! Kau...!"


Keito-san mendekati Masato-kun.


Aku harus menghentikannya...


Tapi...


Kenapa detak jantungku terasa begitu kencang?


Kenapa wajahku terasa panas?


Di belakang Masato-kun, aku menggenggam erat ujung bajunya.


"Jadi, kau siap pacaran dengan dia? Aku tidak mungkin pacaran dengan gadis jelek seperti dia, tapi kau mau, ya?"


"Bagiku, dia bukan alat untuk sekadar mengukur harga diriku. Aku tidak ingin membahasnya denganmu yang hanya melihat orang lain sebatas itu."


"...Kau bodoh. Padahal wajahmu lumayan... Lupakan saja. Menjengkelkan. Ayo, Satsuki, jangan melamun, kita pergi."


....... 


Para senpai pergi, meninggalkanku dan Masato-kun ber-2.


"Ah...maaf, Mizuho-chan. Aku mungkin membuatmu jadi tidak nyaman datang ke klub lagi... Seharusnya aku berpikir dulu sebelum bertindak...."


"....."


Itu tidak penting. Lagi pula, sejak awal aku sudah tidak nyaman pergi ke klub bulutangkis. Yang lebih membuatku merasa bersalah adalah telah melibatkan Masato-kun.


Tapi, lebih dari itu...


"Aku sebenarnya tidak tahu jelas apa yang terjadi di antara kalian, dan kupikir mungkin aku tidak seharusnya ikut campur... Tapi aku tidak tahan. Maaf."


"......"


Jangan. Kumohon, hentikan.


Kau terlalu...baik...


Karena aku sudah memiliki seseorang yang kusukai, dan orang di hadapanku ini adalah seseorang yang disukai oleh Koumi.


"Ah, mau minum sesuatu? Di kafe sana ada menu baru, aku penasaran dan ingin mencobanya. Aku yang traktir sebagai permintaan maaf, oke?"


Senyum canggungnya menusuk perasaanku, dan aku tidak mampu menenangkan detak jantung yang begitu kuat ini.


Ah, aku iri...


Koiumi bisa menyatakan perasaannya pada orang ini dengan begitu lantang.


Aku menarik napas panjang. Walau aku tidak bisa sepenuhnya menenangkan debaran ini, sedikitnya membuatnya lebih baik.


"Terima kasih, Masato-kun! Ah! Aku malu sekali, kau bahkan sampai harus melihat sisi memalukan ku! Jadi, iya, aku dulu menyatakan perasaanku pada orang itu dan ditolak mentah-mentah! Hah, kalo aku tahu dia seperti itu, aku pasti tidak akan─”


Tiba-tiba, dia meletakkan tangannya dengan lembut di pundakku.


"Kau tidak perlu memaksakan diri."


"Eh...?"


"Kau tidak perlu memaksakan diri. Kalo kau merasa sedih, kau boleh bilang sedih. Aku memang baru menghabiskan beberapa jam saja bersamamu, Mizuho-chan, tapi aku tahu kalo kau berusaha terlihat ceria. Tapi saat kau merasa berat, kamu tidak perlu terus berpura-pura. Siapa pun akan terluka mendengar kata-kata tadi.”


"......"


"Aku akan ke kafe itu untuk membeli menu barunya! Jadi, tunggu sebentar di sini. Sambil menunggu, tenangkan pikiranmu. Aku siap mendengarkan kalo kau ingin bicara. Jadi jangan paksakan dirimu."


Masato-kun berkata begitu, lalu berjalan menuju kafe.


Aku hanya bisa terdiam, menyaksikan punggungnya yang perlahan menghilang dari pandanganku.


Aku berjongkok dan menekan dadaku.


"Sesak..."


Air mataku jatuh.


Tapi mungkin, alasan air mata ini berbeda dari sebelumnya.


Apa aku memang selemah ini...?


Kenapa ya? Suara itu, sikapnya, membuatku tidak bisa tenang.


Aku tahu nama dari perasaan yang muncul di hatiku ini. Tapi kalo aku mengungkapkannya, itu akan jadi masalah.


──Karena aku sudah punya seseorang yang kuanggap takdirku.


──Karena dia adalah orang yang disukai Koumi.


"Aku harus...harus menahannya..."


Perasaan bersalahku pada Koumi.


Perasaan yang muncul untuk Masato-kun.


Kenangan tentang takdirku.


Semua perasaan ini berbaur, dan menjadi air mata.


Jatuh berderai.


──Ah.


Cinta, menyukai seseorang, ternyata bisa serumit ini.





Selanjutnya

1 Komentar

نموذج الاتصال