Kamu saat ini sedang membaca I Was Assigned to Be a Manager of a Female Dormitory, but the Level of the Girls Living There Was Just Too High. There’s No Way I Can Fit In Like This volume 1, prolog Kalo kamu menyukai karya ini silahkan tinggalkan jejak komentar. Dan juga jangan lupa dukung mimin dengan cara donet se iklasnya di Trkateer mimin buat mimin makin semagat+buat dana untuk beli raw
──Entah kenangan berapa puluh tahun yang lalu.
"Hei, Souta-kun, kamu tahu? Ada cara supaya kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti!"
Seorang gadis yang memperlihatkan giginya yang putih kecil bertanya pada seorang bocah laki-laki dengan senyuman.
"Benar-benar bisa? Ada cara seperti itu?"
"Ya! Caranya adalah... disebut proposal."
"Pro-proposal?"
"Iya!"
Di senja hari, suara burung gagak terdengar bergema. Bocah itu memiringkan kepalanya dengan latar belakang asrama yang diwarnai oranye.
Dia bukan berpura-pura bodoh; dia memang belum cukup umur untuk mengerti apa itu 'proposal.'
"Yang disebut proposal itu, uh... begini caranya..."
"!?''
Namun, gadis itu berbeda. Dia merentangkan tangannya yang ramping dan menggenggam tangan bocah itu dengan kedua tangannya.
Secepat itu, suasana berubah. Bocah itu menelan ludah dan wajahnya memerah. Dia terkejut dengan tindakan tiba-tiba itu.
Keduanya terdiam. Namun, gadis yang terus menatap dengan mata bulatnya itu perlahan membuka mulut dan berbicara.
"A-aku ingin... menjadi istri Souta-kun... Aku ingin menjadi istrimu."
Pertama kalinya dengan suara yang kecil. Kedua kalinya dengan suara yang lebih jelas dan percaya diri.
"Be-begini caranya... Proposal adalah kata-kata yang diucapkan untuk menjadikan seseorang istri."
"Be-benarkah begitu?"
Bocah itu, yang tinggal bersama orang tuanya, bisa sedikit memahami apa itu istri. Karena itulah dia bisa berkata lebih lanjut.
"Kalau begitu, kamu harus mengatakannya kepada orang yang penting. Jangan lakukan itu hanya sebagai latihan."
"Aku tahu itu...''
"Apa?"
"Bagiku... kamu itu penting, lho. Aku mencintaimu, Souta-kun."
Itulah pertama kalinya kata-kata itu diucapkan sejak gadis itu mengenal bocah itu. Tangan mereka tidak terlepas, seolah waktu berhenti, dan gadis itu menyampaikan perasaannya dengan tatapan penuh harap.
"So-Souta-kun, apakah kamu menyukaiku?"
"A-aku!?"
"...Iya. Aku serius. Karena, hari ini adalah hari terakhir kita bertemu, jadi... aku harus mengatakannya..."
'Cara untuk bisa bertemu lagi pasti' adalah ini.
Gadis itu telah diajari kata-kata ajaib oleh orang tuanya. Kata-kata itu adalah proposal, yang akan terus mengikat mereka bahkan jika mereka tidak bisa bertemu lagi.
"...."
Bocah itu tanpa sadar menutup mulutnya. Bukan karena dia ragu untuk menjawab, tetapi karena ini adalah pengalaman pertamanya. Dia tidak bisa segera memahami situasinya.
Setelah beberapa detik berlalu, bocah itu melakukan aksi berdasarkan perasaannya.
"A-aku juga, i-iyah. Aku suka padamu."
"Benarkah!?"
"Iyah. Aku sangat bersenang-senang bermain denganmu selama ini..."
"Yey, berhasil!"
Begitu mendengar jawaban itu, gadis itu langsung tersenyum cerah. Mereka berdua masih sangat muda. Karena itulah mereka menganggap proposal dengan makna yang ringan.
"Kalau begitu, ini janji ya? Aku yang akan menjadi istri Souta-kun... Aku pasti akan kembali suatu hari nanti."
"Aku mengerti."
"Terima kasih... Souta-kun."
"Ah."
Bocah itu membelalakkan matanya dan menahan napas. Sebuah perasaan lembut menyentuh pipinya dengan cepat.
"Aku... akan menjaga hadiah yang kamu berikan padaku dengan baik! Saat aku kembali nanti, aku juga akan membawa hadiah untukmu, jadi jangan pernah lupa ya!"
Ketika mereka bertemu mata lagi, wajah gadis itu sudah sangat merah. Matanya yang bulat penuh air mata, seolah-olah enggan berpisah.
Aku Kapan
BalasHapus